Diuretik atau sering juga disebut pil air adalah obat yang dirancang untuk meningkatkan jumlah air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Ketahui fungsi obat diuretik hingga efek sampingnya pada tubuh.
Ini adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa kondisi termasuk gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati, dan beberapa jenis penyakit ginjal. Penggunaan obat ini juga membantu meningkatkan ekskresi zat tertentu dari tubuh
Diuretik adalah obat yang umum digunakan bersama dengan jenis obat lain (terapi tambahan) pada edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, terapi kortikosteroid, dan terapi estrogen.
Obat ini juga dapat digunakan untuk edema yang disebabkan oleh disfungsi ginjal (misalnya, sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut, dan gagal ginjal kronis). Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk ekskresi kalsium urine, sehingga berguna mencegah batu ginjal yang mengandung kalsium.
Bahkan, obat yang sering disebut pil air ini adalah satu-satunya agen terapeutik untuk mengobati hipertensi. Pada beberapa kasus, juga digunakan dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain untuk mengobati bentuk hipertensi yang lebih parah.
Obat ini memiliki beberapa jenis. Ketiga jenis obat tersebut adalah thiazide, loop, dan potassium-sparing diuretics. Berikut penjelasan selengkapnya:
Thiazide adalah jenis yang paling sering diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Selain membantu mengeluarkan cairan dari tubuh, obat ini juga membuat pembuluh darah menjadi rileks. Thiazide terkadang dikonsumsi dengan obat lain yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Contoh obat ini antara lain:
Obat ini menghambat reabsorpsi natrium di nefron (bagian terkecil ginjal), sehingga meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dalam urine. Obat ini sering digunakan untuk mengobati gagal jantung. Contoh obat ini meliputi:
Jenis obat ini berguna untuk mengurangi kadar cairan dalam tubuh tanpa menyebabkan tubuh kehilangan kalium dan nutrisi penting lainnya. Obat ini dapat diresepkan untuk seseorang yang berisiko memiliki kadar kalium rendah. Kadar kalium yang rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti aritmia.
Potassium-sparing tidak mengurangi tekanan darah sebaik obat diuretik lainnya. Oleh karena itu, dokter mungkin meresepkan dengan obat lain yang membantu menurunkan tekanan darah. Beberapa contoh obat ini, antara lain:
Obat ini berguna untuk menghambat reabsorpsi natrium dan air, serta meningkatkan osmolaritas darah serta filtrat ginjal. Osmotic diuretics umumnya digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial pada tengkorak, pengobatan oliguria, dan transportasi obat ke otak.
Beberapa contoh obat ini, antara lain:
Thiazide diuretics yang diberikan bersamaan dengan obat antidiabetik (seperti oral agents dan insulin Apidra, Exubera, Humulin 70-30, Humalog Mix 50-50, Humalog 75-25, Humulin R, Humulin N, Humulin 50-50, Velosulin, Humalog, Lantus, Levemir, Novolog, Novolog Mix 50/50, Novolog Mix 70/30) bisa menurunkan efektivitas obat antidiabetik, sehingga mungkin dosis obat antidiabetik perlu ditingkatkan.
Penggunaan digoxin dan diuretik (thiazide dan loop diuretics) secara bersamaan dapat menyebabkan kelemahan, kram, dan detak jantung tidak teratur.
Sementara itu, lithium (eskalith, lithobid, lithonate, lithotabs) yang diberikan bersamaan dengan diuretik (thiazide dan loop diuretics) dapat menyebabkan toksisitas lithium karena penurunan eliminasi lithium oleh ginjal. Tingkat lithium harus dipantau untuk memastikan keamanan.
Sedangkan potassium-sparing diuretics yang diberikan dengan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) telah dikaitkan dengan peningkatan kadar kalium (hiperkalemia).
Hiperkalemia berat bisa menyebabkan kelemahan otot, kelelahan, dan detak jantung lambat (bradikardia). Obat ini sering diresepkan dengan obat lain untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung untuk meningkatkan efektivitasnya. Namun penggunaannya berpotensi menyebabkan kelainan elektrolit (seperti penurunan kadar kalium).
Jika dikonsumsi sesuai resep, obat ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun, obat ini juga dapat menyebabkan beberapa efek samping.
Berikut adalah beberapa efek samping yang lebih umum, antara lain:
Dalam kasus yang jarang terjadi, obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti:
Jika Anda memiliki efek samping yang mengganggu saat menggunakan obat ini, konsultasi dengan dokter diperlukan. Dokter mungkin meresepkan obat atau kombinasi obat yang berbeda untuk membantu mengurangi efek samping.
Terlepas dari apakah Anda mengalami efek samping atau tidak, jangan berhenti mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Meski obat ini umumnya aman, akan tetapi terdapat beberapa risiko yang harus Anda waspadai terutama jika memiliki masalah medis atau sedang mengonsumsi obat lainnya. Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda memiliki salah satu dari kondisi berikut:
Jika dokter meresepkan obat ini, jangan ragu untuk menanyakan pertanyaan apa pun yang membuat Anda khawatir. Pertimbangkan untuk membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: