Benzodiazepin: Fungsi, Efek Samping, Dosis, dll

Terbit: 11 May 2020 | Diperbarui: 27 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Benzodiazepin adalah golongan obat yang dikenal sebagai obat penenang. Jika obat ini dikonsumsi tanpa resep, penggunaannya sering kali disalahgunakan. Obat yang sering disebut benzo ini memengaruhi reseptor spesifik di otak yang disebut gamma-aminobutyric acid-A (GABA-A) receptors.

Rangkuman Informasi Benzodiazepin

Nama Obat Benzodiazepin
Merek Dagang Ducene®, Valium® , Alepam®, Murelax®, Serepax®, Alodorm®, Mogadon®, Euhypnos®, Normison®, Xanax®, Kalma®, Alprax®
Golongan Obat Antidepresan
Kategori Obat Obat resep
Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui Kategori D. Terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Manfaat Obat Mengurangi kecemasan
Kontraindikasi Obat
  • Phenothiazines
  • Opioids
  • Barbiturates
  • Monoamine oxidase (MAO) inhibitors
  • Antidepresan lainnya
Dosis obat
  • Alprazolam (Xanax®): 2-3 mg total / hari
  • Chlordiazepoxide (Librium®): 30-40 mg total / hari
  • Clonazepam (Klonopin®): 1-4 mg total / hari dalam dosis terbagi
  • Diazepam (Valium®): 15-30 mg total / hari
  • Lorazepam (Ativan®): 2-8 mg total / hari
  • Oxazepam (Serax®)90 mg total / hari
Sediaan Obat Tablet dan injeksi

Benzodiazepin Obat Apa?

Benzodiazepin adalah kelas obat yang bekerja di sistem saraf pusat dan digunakan untuk berbagai kondisi medis seperti kecemasan, kejang, mengendurkan otot, mempercepat tidur, dan untuk menghentikan kebiasaan konsumsi minuman beralkohol.

Penggunaan jangka pendek dari golongan obat ini umumnya aman dan efektif. Namun, penggunaan jangka panjang masih menjadi kontroversi karena efek samping yang ditimbulkannya.

Merek Dagang Benzodiazepin

Benzodiazepin tersedia dalam merek dagang:

  • Ducene®
  • Valium®
  • Alepam®
  • Murelax®
  • Serepax®
  • Alodorm®
  • Mogadon®
  • Euhypnos®
  • Normison®
  • Xanax®
  • Kalma®
  • Alprax®

Fungsi Obat Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah obat golongan anti-anxietas yaitu obat untuk mengatasi gangguan jiwa berupa kecemasan yang berlebihan atau abnormal. Obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan efek neurotransmitter GABA (gamma amino butyric acid). Obat golongan ini mengandung senyawa kimia yang menambah efek menenangkan yang sudah diproduksi oleh tubuh dan menjaga otak dalam keadaan lebih tenang.

Otak manusia mengandung banyak neurotransmiter. Secara garis besar terdapat neurotransmitter Glutamat yang bersifat eksitatorik (merangsang, meningkatkan aktivitas) dan GABA yang bersifat inhibitorik (meredam atau menghambat, menurunkan aktivitas). Pada penderita gangguan cemas, aktivitas sel otak yang berlebihan sehingga menimbulkan cemas dihambat oleh obat-obat golongan benzodiazepin.

Peringatan Benzodiazepin

Hingga kini penyalahgunaan benzodiazepine masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Biasanya dokter tidak meresepkan obat ini sebagai pengobatan lini pertama. Namun, jika Anda diresepkan untuk mengonsumsi obat ini pastikan mengikuti dosis dan jadwal yang benar dan patuhi semua anjuran dari dokter.

Kematian dan penyakit serius jarang terjadi akibat penyalahgunaan benzodiazepine saja. Obat golongan ini sering digunakan untuk mendapatkan sensasi mabuk. Akan tetapi, kombinasi benzodiazepin dan alkohol bisa membahayakan nyawa.

Penting untuk diketahui, jika seseorang sudah kecanduan benzodiazepine, hal itu akan sulit untuk disembuhkan karena golongan obat ini mengubah senyawa kimiawi di otak. Segera cari pertolongan medis jika Anda atau orang-orang terdekat mengalami kecanduan.

Overdosis obat golongan benzodiazepin dapat menimbulkan depresi napas yaitu hilangnya usaha napas secara bawah sadar, sehingga pengguna berhenti bernapas dan dapat menimbulkan kematian.

Penggunaan obat golongan ini bersama alkohol atau obat-obat psikotropika lainnya juga dapat  menimbulkan potensiasi efek depresi napas sehingga pada dosis yang rendah bisa terjadi gejala depresi napas.

Penggunaan jangka panjang obat golongan benzodiazepin bisa membutuhkan peningkatan dosis, karena lama kelamaan sel otak terbiasa dan membutuhkan dosis yang  lebih besar untuk mencapai efek yang serupa. Pada penggunaan jangka panjang bila dihentikan tiba-tiba juga dapat menimbulkan withdrawal effect (efek putus obat).

Interaksi Benzodiazepin

Banyak interaksi obat dapat terjadi dengan benzodiazepin. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau apoteker adalah langkah penting yang harus dilakukan. Mengonsumsi obat ini dengan obat lain yang menekan sistem saraf pusat, maka risiko kesehatan yang lebih serius bisa meningkat.

Contoh obat lain yang dapat menambah depresi sistem saraf pusat jika dikombinasikan dengan benzodiazepin, antara lain:

  • Phenothiazines
  • Opioids
  • Barbiturates
  • Monoamine oxidase (MAO) inhibitors
  • Antidepresan lainnya
  • Obat-obatan terlarang seperti heroin

Penggunaan benzodiazepin dan opioid secara bersamaan dapat menyebabkan sedasi mendalam, depresi pernapasan, koma, dan kematian.

Penting untuk diketahui, penghentian benzodiazepin secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala ketergantungan obat yang parah. Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum mengambil tindakan apapun.

Efek Samping Benzodiazepin

Efek samping yang cukup sering dilaporkan dari penggunaan benzodiazepin adalah mengantuk atau pusing. Konsumsi alkohol bersama dengan obat golongan ini dapat meningkatkan efek samping yang serius.

Efek samping benzodiazepin berikutnya adalah perilaku tidur yang tidak biasa dan anterograde amnesia.  Anterograde amnesia hilangnya kemampuan untuk menciptakan ingatan baru atau mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan. Jenis obat yang diketahui memiliki efek amnesik yang kuat ini adalah triazolam (Halcion).

Sebuah penelitian mengungkapkan, efek buruk pada kognisi (kemampuan berpikir dan bernalar) pada pasien yang menggunakan golongan obat ini untuk jangka waktu yang lama. Pada beberapa pasien, alergi parah seperti anafilaksis dan angioedema telah dilaporkan dengan benzodiazepin.

Efek samping lain dari penggunaan benzodiazepin adalah:

  • Gangguan keseimbangan tubuh
  • Kehilangan orientasi
  • Kebingungan
  • Cepat marah
  • Muntah
  • Mual

Jika benzodiazepin diminum terus menerus selama lebih dari beberapa bulan, menghentikan terapi tiba-tiba dapat menghasilkan kejang, tremor, kram otot, muntah, dan berkeringat. Guna menghindari beberapa hal ini, konsultasi dengan dokter diperlukan terkait dengan penghentian penggunaan obat.

Gangguan pada Lansia

Beberapa benzodiazepin (diazepam, chlordiazepoxide) memiliki metabolit aktif yang tetap dalam sistem tubuh untuk jangka waktu yang lama (long-acting), dan ini dapat menjadi masalah bagi pasien, terutama pasien yang lanjut usia.

Pasien lanjut usia mungkin mengalami kerusakan hati dan kesulitan menghilangkan obat dari tubuhnya. Efek samping seperti pusing, kebingungan, atau ketidakstabilan emosi dapat bertahan pada orang tua yang diresepkan benzodiazepin untuk waktu yang lama.

Dosis Benzodiazepin

Pada dasarnya, dosis benzodiazepine akan bervariasi tergantung pada pasien dan riwayat penggunaan obat penenang. Meskipun serupa dalam banyak hal, pilihan sering didasarkan pada sifat farmakokinetiknya, terutama onset aksi, (half-life) waktu paruh, dan jalur metabolisme.

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepin disertai dengan dosisnya (untuk orang dewasa).

  • Alprazolam (Xanax®)

Dosis awal adalah 0,25 mg dua hingga tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan 0,5-1 mg setiap hari setiap 3-4 hari. Dosis terapi yang biasa adalah 2-3 mg total/hari, dengan dosis dua kali sehari atau tiga kali sehari. Dosis maksimum adalah 4 mg/hari.

  • Chlordiazepoxide (Librium®)

Dosis oral awal adalah 5-10 mg setiap hari hingga dua kali sehari. Dosisnya dapat ditingkatkan 5 mg setiap hari. Dosis terapi yang biasa adalah 30-40 mg total / hari, dengan dosis dua kali sehari atau tiga kali sehari. Dosis intramuskuler (IM) 50-100 mg dapat diberikan setiap 4 jam jika diperlukan untuk penghentian alkohol.

  • Clonazepam (Klonopin®)

Dosis awal adalah 0,25 mg setiap hari hingga dua kali sehari. Dosisnya dapat ditingkatkan 0,125-0,25 mg setiap hari atau dua kali sehari setiap 2-3 hari. Dosis terapi yang biasa adalah 1-4 mg total/hari dalam dosis terbagi.

  • Diazepam (Valium®)

Dosis awal adalah 2 mg, dua hingga empat kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan 1-2 mg setiap hari. Dosis terapi yang biasa adalah 15-30 mg total/hari, dengan dosis dua kali sehari atau tiga kali sehari. Dosis IM 10 mg dapat diberikan setiap 4 jam jika diperlukan untuk penghentian alkohol.

  • Lorazepam (Ativan®)

Dosis awal adalah 0,5 mg dua kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan 1 mg setiap hari dalam dosis terbagi (dua kali sehari atau tiga kali sehari). Dosis terapi yang biasa adalah 2-8 mg total/hari, dengan dosis dua kali sehari atau tiga kali sehari.

  • Oxazepam (Serax®)

Dosis awal adalah 10-15 mg setiap hari. Dosis dapat ditingkatkan 10 mg setiap hari dalam dosis terbagi (tiga kali sehari). Dosis terapi yang biasa adalah 90 mg total/hari, dengan dosis tiga kali sehari.

Cara Pakai Benzodiazepin

Obat ini hadir dalam sediaan yang berbeda-beda. Oral dan tablet extended release diberikan melalui mulut. Sementara untuk bentuk injeksi hanya diberikan oleh petugas medis.

Petunjuk Penyimpanan Benzodiazepin

Agar kualitas obat tetap terjaga dengan baik, berikut ini adalah beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, antara lain:

  • Simpan obat di tempat bersuhu 20-25 derajat Celcius.
  • Hindari paparan sinar matahari secara langsung.
  • Simpan benzodiazepin di luar jangkauan anak-anak.
  • Setiap obat memiliki masa kedaluwarsa, segera buang obat jika sudah melewati masanya.

  1. Anonim. Benzodiazepines. https://www.drugs.com/drug-class/benzodiazepines.html. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  2. Anonim. Benzodiazepines: Overview and Use. https://www.drugs.com/article/benzodiazepines.html. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  3. Anonim. Benzodiazepine Abuse. https://www.webmd.com/mental-health/addiction/benzodiazepine-abuse#1. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  4. Carter, Alan. 2019. The benefits and risks of benzodiazepines. https://www.medicalnewstoday.com/articles/262809. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  5. M, Paul. Kim. Sujin Lee Weinstein. Benzodiazepines. https://www.hopkinsguides.com/hopkins/view/Johns_Hopkins_Psychiatry_Guide/787140/all/Benzodiazepines. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  6. Ogbru, Annette (Gbemudu). Benzodiazepines. https://www.rxlist.com/benzodiazepines/drug-class.htm. (Diakses pada 11 Mei 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi