Anadex: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Terbit: 19 April 2019
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anadex obat apa? Anadex adalah obat dengan kandungan kombinasi bahan aktif Paracetamol, Phenylpropanolamine HCl, Chlorpheniramine maleate, dan Dextromethorphan HBr. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi keluhan flu dan batuk.

Kenali lebih jauh tentang Anadex mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya tentang Anadex berikut ini.

Kandungan dan Cara Kerja Obat Anadex

Anadex memiliki kandungan 4 bahan aktif yaitu Paracetamol, Phenylpropanolamine HCl, Chlorpheniramine maleate, dan Dextromethorphan HBr. Keempat bahan aktif ini tentunya memiliki cara kerja yang berbeda.

1. Paracetamol

Paracetamol adalah obat analgesik dan antipiretik. Paracetamol bekerja dengan cara menghambat senyawa prostaglandin yang merupakan senyawa yang dihasilkan tubuh sebagai reaksi peradangan. Obat ini bekerja menghambat enzim COX atau cyclooxygenase yang bekerja menghasilkan prostaglandin tersebut.

2. Phenylpropanolamine HCl

Phenylpropanolamine HCl adalah obat dekongestan. Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat. Phenylpropanolamine HCl bekerja dengan cara memicu penyempitan pembuluh darah pada sinus, hidung, dan dada untuk melancarkan pernapasan.

3. Chlorpheniramine maleate

Chlorpheniramine maleate atau CTM adalah obat antihistamin. Obat ini umumnya digunakan untuk menagtasi gejala alergi. CTM bekerja menghambat senyawa histamin yang merupakan senyawa pemicu munculnya reaksi alergi.

4. Dextromethorphan HBr

Dextromethorphan HBr adalah obat yang digunakan untuk mengatasi batuk kering. Obat ini bekerja dengan cara menekan saraf pada otak yang memicu keinginan untuk batuk. Dextromethorphan HBr tidak dapat digunakan untuk mengatasi batuk berdahak.

Manfaat Anadex

Manfaat Anadex secara umum adalah untuk mengatasi gejala flu atau pilek. Berikut adalah beberapa kondisi atau gejala yang dapat diatasi dengan menggunakan Anadex:

  • Hidung tersumbat
  • Bersin
  • Batuk
  • Demam
  • Nyeri

Dosis Anadex

Anadex hadir dalam sediaan Anadex tablet dan Anadex syrup. Sediaan tablet setiap tabletnya mengandung Paracetamol 500 mg, Phenylpropanolamine HCl 15 mg, Chlorpheniramine maleate 1 mg, dan Dextromethorphan HBr 15 mg. Sedangkan Anadex syrup memiliki kandungan Paracetamol 120 mg, Phenylpropanolamine HCl 3,5 mg, Chlorpheniramine maleate 0,5 mg, Dextromethorphan HBr 3,5 mg dalam setiap 5 ml atau satu sendok takar.

Berikut adalah dosis Anadex yang disarankan berdasarkan sediaannya:

1. Dosis Anadex syrup

Berikut adalah dosis Anadex syrup yang disarankan:

  • Dewasa: 4 sendok takar atau 20 ml, diberikan 3-4 kali per hari.
  • Anak usia 6-12 tahun: 2 sendok takar atau 10 ml, diberikan 3-4 kali per hari.

2. Dosis Anadex tablet

Berikut adalah dosis Anadex tablet atau kaplet salut gula yang disarankan:

  • Dewasa: 1-2 tablet, diberikan 3 kali per hari.
  • Anak usia 6-12 tahun: ½ tablter, diberikan 3 kali per hari.

Petunjuk Penggunaan Anadex

Anadex harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Berikut adalah cara minum Anadex yang benar:

  • Sebaiknya konsumsi obat ini bersamaan dengan makanan.
  • Gunakan obat Anadex sesuai dengan dosis yang disarankan.
  • Gunakan obat Anadex pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja.
  • Jika tidak sengaja mengonsumsi obat Anadex melebihi dosis yang disarankan, segera konsultasikan ke dokter.

Petunjuk Penyimpanan Anadex

Berikut adalah petunjuk penyimpanan Anadex yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat Anadex pada suhu di bawah 30°C.
  • Simpan obat Anadex di tempat kering dan tidak lembap.
  • Hindari obat Anadex dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat Anadex dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Efek Samping Anadex

Obat-obatan jenis apapun berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Anadex. Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari obat Anadex adalah sebagai berikut ini:

  • Pusing
  • Mengantuk
  • Mulut kering
  • Ruam kulit
  • Reaksi alergi
  • Epilepsi (jika digunakan dengan dosis yang tinggi)

Efek samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang tentunya berbeda-beda.

Jika Anda merasakan gejela efek samping berat atau reaksi alergi dari penggunaan obat ini, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat Anadex

Interaksi obat dapat terjadi ketika Anadex digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Anadex:

  • Ephedrine
  • Pseudoephedrine
  • Phenylephrine
  • MAO inhibitor

Daftar obat di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu baik obat resep, non-resep, hingga herbal. Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari.

Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Anadex untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Anadex

Anadex termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas yang artinya termasuk obat keras, namun penggunaannya tidak harus melalui resep dokter. Ikuti petunjuk penggunaan obat ini dengan seksama untuk menjaga keamanannya.

Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Anadex:

  • Jangan gunakan obat Anadex pada pasien yang hipersensitif pada Anadex dan komponen lain yang terdapat dalam obat ini. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat hipersensitif terhadap obat lain.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan riwayat darah tinggi atau pasien yang memiliki risiko darah tinggi serta stroke seperti pada pasien obesitas dan juga lansia.
  • Hentikan penggunaan obat apabila muncul reaksi seperti sulit tidur, jantung berdebar, dan juga pusing.
  • Apabila dalam kurun waktu 3 hari gejala tidak membaik, segera hentikan penggunaan obat dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
  • Penggunaan Anadex pada ibu hamil masuk kategori C menurut FDA, artinya obat ini hanya boleh digunakan apabila manfaatnya lebih besar dari efek samping yang mungkin terjadi.
  • Anadex aman untuk ibu menyusui, namun sebaiknya penggunaannya dikonsultasikan lebih dulu pada dokter. Paracetamol dikatahui dapat diserap melalui ASI dalam julah kecil.
DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi