Antikolinergik adalah obat yang memblokir neurotransmiter (asetilkolin) di sistem saraf pusat dan perifer. Manfaat obat antikolinergik untuk mengobati berbagai macam kondisi yang terkait dengan aktivasi sistem saraf parasimpatis. Ketahui efek samping hingga aturan penggunaan obat selengkapnya berikut ini.
Antikolinergik adalah jenis obat yang menghalangi aksi neurotransmiter, senyawa kimiawi dalam tubuh yang juga disebut asetilkolin. Asetilkolin bertanggung jawab untuk mentransfer sinyal antara sel-sel tertentu yang memengaruhi fungsi tubuh tertentu.
Obat yang memblokir asetilkolin ini menyebabkan gerakan otot tidak sadar di paru-paru, saluran pencernaan, saluran kemih, dan area tubuh lainnya. Karena obat ini dapat memengaruhi berbagai fungsi pada tubuh, hal tersebut membuatnya dipercaya membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Obat ini dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, antara lain:
Dokter mungkin juga meresepkan obat ini sebagai relaksan otot. Selain itu, obat-obatan ini juga berguna selama operasi karena membantu relaksasi, menjaga detak jantung tetap normal, dan menurunkan produksi air liur.
Berikut adalah beberapa contoh obat antikolinergik, antara lain:
Masing-masing obat bekerja untuk mengobati kondisi tertentu. Dokter akan memilih obat terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.
Dengan resep yang sesuai, obat ini aman Anda gunakan. Meski begitu, beberapa orang ada yang mengalami efek samping. Potensi efek samping tergantung pada riwayat kesehatan individu, dosis, dan jenis obat yang pasien gunakan.
Kemungkinan efek antikolinergik yang bisa terjadi, antara lain:
Beberapa efek samping di atas juga bisa merupakan indikasi overdosis. Keadaan ini dikenal sebagai toksisitas antikolinergik, keadaan yang memerlukan perhatian medis dengan segera
Perlu Anda ketahui juga, beberapa penelitian menghubungkan penggunaan obat ini jangka panjang pada orang tua dengan peningkatan risiko demensia. Oleh karena itu, obat ini sebaiknya tidak boleh pada seseorang dengan demensia, gangguan kognitif, atau delirium.
Jenis obat yang paling umum untuk lansia dalam penelitian adalah:
Selain itu, obat ini juga tidak boleh Anda gunakan jika Anda memiliki kondisi seperti:
Sebagaimana dicatat dalam Kriteria Beers 2019, telah ditetapkan bahwa banyak obat dengan sifat antikolinergik harus dihindari pada lansia bila memungkinkan. Kriteria ini secara khusus membahas obat-obatan yang biasanya diresepkan pada populasi umum, namun menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada pasien lansia.
Penting untuk menghindari penggunaan kombinasi dua atau lebih obat, yang keduanya memiliki efek antikolinergik. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko efek obat yang merugikan.
Konsumsi obat ini dengan opioid juga dapat meningkatkan risiko kebingungan, penurunan kesadaran, halusinasi, sembelit parah, atau impaksi feses.
Perlu diketahui juga, beberapa obat tidur yang dijual bebas mengandung diphenhydramine, antihistamin antikolinergik yang kuat. Jika memungkinkan, Anda harus menghindari untuk mengonsumsinya.
Seperti obat resep pada umumnya, Anda tidak boleh menghentikan konsumsi obat tanpa terlebih dahulu konsultasi dengan dokter. Sedangkan American Geriatrics Society merekomendasikan untuk menghindari penggunaan obat ini pada lansia. Usia lansia lebih mungkin mengalami efek samping lebih rentan daripada orang yang lebih muda. Selain itu, tindakan pencegahan tertentu juga perlu dilakukan saat mengonsumsi obat ini. di antaranya:
Penting untuk mencegah tubuh dari kepanasan dengan tetap terhidrasi saat menggunakan obat ini, terutama jika salah satu efek samping yang Anda alami adalah penurunan keringat. Saat tubuh mengalami penurunan keringat, suhu tubuh dapat naik sehingga Anda lebih mungkin mengalami heat stroke.
Mengambil kombinasi beberapa obat ini dapat menyebabkan overdosis. Overdosis bisa berakibat fatal. Tanda-tanda overdosis termasuk kebingungan, halusinasi, detak jantung yang cepat, demam, dan pusing.
Seseorang dengan kondisi medis tertentu tidak disarankan untuk menggunakan antikolinergik. Bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi medis lain sebelum mengonsumsi obat ini.
Seseorang yang sudah menggunakan obat lain tidak boleh menggunakan antikolinergik. Diskusikan dengan dokter atau apoteker mengenai interaksi potensial dengan obat lain jika Anda mengonsumsi antikolinergik.
Menggunakan beberapa obat dengan efek antikolinergik dapat mengakibatkan risiko komplikasi dan toksisitas yang lebih besar sebagai akibat dari efek samping kolektif. Jika Anda menggunakan obat bebas dengan efek ini, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang potensi interaksi obat.
Mengapa banyak obat antikolinergik harus dihindari pada mereka yang sudah lanjut usia? Sifat kimia obat ini dapat menyebabkan beragam efek samping, beberapa di antaranya bisa serius.
Pada lansia, sistem saraf pusat dan otak sangat sensitif terhadap efek samping obat ini karena jumlah neuron atau reseptor kolinergik di otak yang lebih sedikit.
Selain itu, pada usia ini organ hati dan ginjal kurang memiliki kemampuan untuk memecah dan mengeluarkan obat, serta lebih mudah memengaruhi kondisi otak. Semua faktor ini berkontribusi pada efek samping antikolinergik yang lebih besar pada lansia.
Berbagai kondisi yang sebaiknya tidak boleh mengonsumsi obat ini, antara lain:
Beri tahu dokter jika Anda memiliki salah satu dari kondisi di atas. Hanya menggunakan golongan obat antikolinergik dengan saran dan resep dokter.