Terbit: 1 August 2019 | Diperbarui: 5 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Tidak sedikit wanita yang pernah mengalami vagina gatal. Meski pada kebanyakan kasus kondisi ini bukan masalah serius, tetapi Anda tidak boleh menganggap sebelah mata. Kenali berbagai penyebab dan cara mengatasinya pada ulasan berikut ini.

Penyebab dan Cara Mengobati Rasa Gatal pada Vagina

Penyebab Vagina Gatal

Berikut berbagai kondisi yang mungkin menjadi penyebab gatal pada vagina yang bersifat ringan hingga berbahaya:

1. Keringat

Ini adalah penyebab vagina gatal yang terkadang disepelekan. Area kemaluan dan selangkangan adalah daerah yang lembap karena selalu tertutup pakaian dan terpapar oleh keringat dibandingkan dengan kulit di bagian tubuh lain.

Kondisi ini membuat area kelamin menjadi tempat yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh. 

Tidak hanya itu, organ intim juga menjadi anggota tubuh yang paling sering terkena air dibandingkan dengan anggota tubuh lainnya. Tidak heran jika jamur lebih mudah tumbuh di organ intim.

2. Iritasi Vagina

Hal ini menjadi penyebab paling umum dari gatal pada vagina. Penggunaan produk yang bersifat iritatif, seperti sabun pembersih vagina, pembalit, sabun, kondom, dan tisu basah dapat menyebabkan vagina iritasi dan terasa gatal.

3. Infeksi Jamur

Pertumbuhan jamur pada vagina dan/atau di selangkangan dapat menyebabkan rasa gatal yang tidak tertahankan. Gatal vagina akibat infeksi jamur lebih umum terjadi pada wanita yang sudah aktif berhubungan seksual, sedang hamil, konsumsi antibiotik, serta memiliki daya tahan tubuh yang lemah. 

Beberapa jamur yang umumnya menjadi penyebab infeksi jamur vagina, antara lain:

  • Tinea cruris. Infeksi jamur ini ditandai dengan ruam berbentuk cincin pada area kelamin, paha bagian dalam, dan/atau bokong. Infeksi ini lebih sering terjadi pada orang yang sering berkeringat, memakai pakaian ketat, hingga memiliki sistem kekebalan tubuh rendah. 
  • Candida albicans. Jamur ini sebenarnya tinggal dalam tubuh, bahkan sudah ada dalam vagina tetapi jumlahnya sedikit. Namun, terkadang jamur ini bisa berkembang terlalu berlebihan hingga membuat vagina gatal. 

4. Infeksi Eritrasma

Penyakit eritrasma bisa terjadi karena adanya Corynebacterium minutissimum. Penyakit ini juga bisa disertai infeksi kulit lain seperti Candida albicans. Infeksi eritrasma menimbulkan kulit kering, muncul warna merah muda atau kehitaman.

Sebenarnya, Corynebacterium minutissimum adala flora normal di kulit, namun bisa menjadi agen utama penyebab eristrasma. Bakteri ini bersifat lipofilik, gram positif, tidak membentuk spora, aerobik, dan katalase positif. Bakteri ini akan memfermentasi glukosa, dekstrosa, sukrosa, maltosa dan mannitol.

Beberapa faktor predisposisi dan risiko yang bisa memicu eritrasma antara lain: hiperhidrosis, obesitas, diabetes, usia, menurunnya imunitas, iklim panas, dan tidak menjaga kebersihan kulit.

Baca JugaHal-hal Penting Seputar pH Vagina yang Wajib Diketahui oleh Wanita

5. Lichen planus

Lichen planus ditandai dengan munculnya ruam kecil merah keunguan yang terkadang menimbulkan gatal. Sementara pada daerah mukosa seperti vagina dan mulut, penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan bercak putih.

Perlu diketahui, ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, namun lebih sering muncul di lengan bagian dalam, tungkai bagian dalam, atau punggung. Selain itu, lichen planus juga dapat menimbulkan bercak putih di vulva dan vagina. Bercak putih ini kadang disertai gatal dan menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual.

6. Penyakit kulit

Beberapa penyakit kulit, seperti eksim dan psoriasis, dapat menjadi penyebab vagina gatal dan kemerahan.

Selain itu, eksim atau dermatitis atopik, merupakan ruam yang terjadi pada penderita asma atau alergi. Ruam ini tampak kemerahan, bersisik, dan terasa gatal. Kondisi ini dapat menjalar ke vagina pada beberapa wanita yang menderita eksim.

Begitu pun psoriasis, kondisi kulit yang sering menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di kulit kepala dan persendian. Terkadang, gejala ini juga dapat terjadi pada vagina.

7. Vaginosis bakteri

Bacterial vaginosis (BV) adalah kondisi yang umum menjadi penyebab vagina gatal lainnya. Seperti infeksi jamur vagina, BV disebabkan oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang berada di vagina.

Gatal pada vagina akibat bacterial vaginosis tidak selalu menimbulkan gejala. Ketika gejala muncul, biasanya ditandai dengan vagina terasa gatal dan munculnya cairan yang berbau tidak sedap. Kotoran mungkin tampak tipis dan abu-abu kusam atau terkadang putih, bahkan berbusa.

8. Stres

Meskipun tidak biasa, stres fisik dan emosional mungkin menjadi penyebab vagina gatal dan iritasi. Kondisi ini mungkin terjadi ketika stres melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.

9. Penyakit menular seksual

Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat ditularkan saat melakukan hubungan seksual tanpa kondom, dan menyebabkan rasa gatal pada vagina. Penyakit menular seksual ini di antaranya, klamidia, kutil kelamin, gonorea, bulu kemaluan, dan trikomoniasis.

Penyakit kelamin tersebut juga dapat menyebabkan gejala lainnya, termasuk pertumbuhan massa abnormal, keputihan hijau atau kuning, dan nyeri saat kencing.

10. Menopause

Wanita yang menjelang menopause atau yang sudah menopause lebih berisiko mengalami gatal-gatal pada vagina.

Vagina terasa gatal karena berkurangnya kadar estrogen selama menopause, yang mengarah pada atrofi vagina. Ini adalah penipisan mukosa yang dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan. Kekeringan dapat menyebabkan gatal dan iritasi jika tidak segera ditangani.

11. Kanker vulva

Meski jarang terjadi, gatal pada vagina mungkin salah satu gejala kanker vulva. Ini jenis kanker yang berkembang di vulva, bagian eksternal pada vagina –termasuk bibir vagina bagian dalam dan luar, klitoris, dan pembukaan vagina.

Kanker vulva mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala yang muncul mungkin ditandai dengan gatal, perdarahan abnormal, atau rasa sakit di daerah vulva.

Kanker vulva dapat diobati jika dilakukan diagnosis pada tahap awal. Jadi, pemeriksaan ginekologis secara rutin setiap tahun sangat penting.

12. Kutu Kemaluan

Kutu kemaluan adalah sejenis serangga kecil yang berbentuk seperti kepiting dan menginfeksi area rambut kemaluan. Kutu rambut kemaluan ini juga akan menebarkan telurnya di sekitar rambut kemaluan Anda.

Cara penularan atau penyebaran kutu rambut kemaluan yang umum terjadi adalah melalui kontak seksual. Selain melalui kontak seksual, kutu rambut kemaluan juga dapat menyebar melalui benda yang digunakan oleh orang yang telah terinfeksi, seperti handuk, pakaian, atau seprai.

Meski begitu, kutu rambut kemaluan ini tidak dapat menular melalui penggunaan toilet, karena tidak memiliki kaki yang dapat bertahan di permukaan yang licin dan tidak dapat hidup jauh dari hangatnya tubuh manusia.

Vagina terasa gatal yang ditimbulkan oleh kutu rambut kemaluan umumnya terjadi pada malam hari. Biasanya, rasa gatal akan muncul selama 2–4 minggu setelah terinfeksi atau bahkan segera setelah kutu menginfeksi area rambut kemaluan.

Selain rasa gatal, gejala lain yang bisa muncul yaitu luka gigitan di sekitar organ intim, luka bekas garukan, atau kulit yang berubah warna menjadi abu-abu kebiruan. Parasit ini hidup dengan cara menghisap darah melalui kulit, dan dapat menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.

Tidak hanya pada rambut kemaluan, kutu kemaluan juga bisa mendiami bulu kaki, ketiak, kumis, janggut hingga bulu dada. Kutu kemaluan lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibanding pada rambut kulit kepala yang cenderung lebih halus.

Cara Mengatasi Vagina Gatal

Ada berbagai penyebab gatal pada vagina, sehingga pengobatannya juga tergantung pada penyebabnya. Gatal yang disebabkan oleh iritasi vagina umumnya akan membaik dengan sendirinya. Namun, jika iritasi terus berlangsung atau bahkan bertambah parah, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter. 

Selain itu, ada beberapa cara untuk mengatasi vagina gatal tergantung dari penyebabnya, yaitu:

  • Vaginosis dan penyakit menular seksual. Konsumsi antibiotik yang sudah diberikan oleh dokter hingga habis.
  • Infeksi jamur. Dapat diatasi dengan obat antijamur yang tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu krim, salep atau tablet minum.
  • Menopause. Dokter umumnya akan menyarankan Anda untuk menggunakan estrogen dalam bentuk krim, tablet, atau pelembap vagina.
  • Penyebab lainnya. Dokter juga dapat memberikan obat dalam bentuk krim atau losion steroid yang berguna untuk meredakan inflamasi. 

Baca JugaPenyebab dan Cara Mengatasi Vagina Gatal setelah Berhubungan Seks

Cara Mengatasi Vagina Gatal di Rumah

Perawatan secara medis tergantung pada penyebab gejala, dan mungkin termasuk obat atau krim yang diresepkan. Obat rumahan berikut ini juga dapat membantu meringankan gejala vagina gatal:

  1. Menjaga dan memastikan daerah genital tetap bersih dan kering
  2. Mengenakan pakaian longgar, celana dalam berbahan katun di siang hari, dan tidak mengenakan celana dalam saat tidur untuk membantu vagina tetap “bernapas”
  3. Hindari menggunakan sabun, dan bilas vagina dengan air
  4. Berendam di air hangat (tidak panas)
  5. Menghindari douche (mencuci vagina dengan bahan cairan pembersih), karena menghilangkan bakteri sehat yang membantu melawan infeksi
  6. Tidak menggunakan semprotan antibakteri, wewangian, atau bubuk di area vagina
  7. Menggunakan pembalut jika mengalami infeksi
  8. Menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil
  9. Menjaga kadar gula darah tetap terkendali jika menderita diabetes

Nah, itulah berbagai penyebab vagina gatal yang harus Anda tahu. Pada akhirnya, penanganan untuk kemaluan gatal perlu diatasi sesuai dengan penyebabnya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya, Teman Sehat!

  1. Ellis, Mary Ellen dan Adrienne Santos-Longhurst. 2023. What to Know About Vaginal Itching (https://www.healthline.com/health/vaginal-itching#when-to-seek-help. (Diakses pada 5 September 2023).
  2. Cassata, Cathy. 2022. What Is Vaginal Itching? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. https://www.everydayhealth.com/vaginal-itching/guide/. (Diakses pada 5 September 2023).
  3. Lillis, Charlotte. 2023. How to relieve itching. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323491.php. (Diakses pada 5 September 2023).
  4. WebMD Editorial Contributors. 2022. Vaginal Itching, Burning, and Irritation. https://www.webmd.com/women/vaginal-itching-burning-irritation#1-2. (Diakses pada 5 September 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi