Pemerintah Indonesia telah menerapkan metode rapid test Corona dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Ketahui apa itu rapid test Corona, prosedur, dll.
Rapid test adalah istilah medis yang digunakan untuk tes diagnostik medis yang dilakukan dengan sederhana, mudah, dan cepat. Rapid test ini digunakan sebagai langkah skrining medis awal dalam keadaan darurat pada kondisi tertentu seperti serangan wabah.
Berdasarkan European Union, rapid test adalah perangkat medis vitro-diagnostik kualitatif atau semi-kuantitatif yang digunakan sendiri-sendiri atau dalam seri kecil untuk memberikan hasil yang lebih cepat.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), rapid test ini sangat diperlukan dan berguna di negara yang terbatas oleh sumber daya karena:
Melihat dari keefektifannya untuk mendapatkan diagnostik cepat, metode rapid test ini digunakan beberapa negara seperti Korea Selatan dan Indonesia untuk tes virus Corona (COVID-19).
Rapid test Corona ini menggunakan metode untuk mendeteksi antibodi Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) yaitu jenis antibodi yang diproduksi tubuh untuk melawan virus Corona. Singkatnya, apabila antibodi tersebut aktif dalam tubuh maka tubuh tersebut telah atau pernah terpapar virus Corona.
Tujuan dari rapid test bukan sebagai pemeriksaan valid COVID-19, namun sebagai skrining untuk membantu mengidentifikasi atau skrining diagnosis bila seseorang mungkin positif COVID-19.
Mengingat wabah Coronavirus ini memiliki sifat penyebaran yang semakin meluas dan adanya keterbatasan sumber daya, berdasarkan BBC Indonesia rapid test Corona ini diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk dalam golongan:
Anda dapat melaporkan diri ke pelayanan kesehatan di wilayah terdekat untuk kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan wilayah tersebut mengenai kebutuhan rapid test ini.
Terdapat beberapa metode rapid test seperti swab atau apusan tenggorokan dan menggunakan spesimen darah. Rapid test Corona di Indonesia menggunakan spesimen darah yang diambil dari sampel darah di ujung jari.
Sampel darah tersebut segera diteteskan ke alat rapid test untuk mengetahui apakah ada jenis antibodi Imunoglobulin yang diproduksi tubuh untuk melawan virus Corona. Rapid test ini dilakukan dalam 10-15 menit saja, kemudian hasilnya akan muncul pada alat tes tersebut dengan indikator garis yang menunjukan positif atau negatif.
Petugas kesehatan akan memberikan hasil rapid test di hari yang sama. Apabila hasilnya positif dimana tubuh sudah memproduksi antibodi IgM dan IgG untuk melawan virus Corona, artinya orang tersebut diyakini terpapar virus Corona (tanpa atau dengan gejala COVID-19) dan akan masuk pada pengawasan dari tenaga medis.
Jangan panik, indikator rapid test dinyatakan positif mungkin karena antibodi Imunoglobulin tersebut aktif untuk melawan jenis virus lain, bukan virus Corona.
Rapid test ini dilakukan sebagai tahap skrining awal dan bukan berarti Anda positif COVID-19 walaupun mungkin berisiko besar. Walaupun demikian, Anda tetap membutuhkan isolasi mandiri dan pemantauan medis yang lebih lama dan akurat.
Berikut ini anjuran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) apabila Anda positif rapid test Corona (antigen atau antibodi):
Pasien dengan hasil rapid test positif juga akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan antigen dengan metode swap kemudian dilanjutkan dengan polymerase chain reaction (PCR) yang merupakan pemeriksaan COVID-19 secara akurat bukan hanya berdasarkan antibodi.
Apabila hasilnya negatif, maka orang tersebut masih dianjurkan untuk melakukan rapid test Corona setidaknya 2 kali untuk memastikan. Pasalnya, antibodi Imunoglobulin membutuhkan setidaknya 6-7 hari untuk aktif setelah Anda terpapar virus Corona. Antibodi tersebut mungkin belum aktif setelah Anda terpapar sehingga hasil rapid test dinyatakan negatif.
Selain itu, pasien dengan hasil pemeriksaan negatif tetap disarankan untuk melakukan physical distancing atau jaga jarak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Saat ini, rapid test menjadi salah satu tindakan pencegahan penyebaran dan deteksi awal COVID-19 dengan hasil yang potensial. Tindakan pencegahan lain adalah dengan melakukan physical distancing atau jaga jarak aman 1,5 meter antar satu sama lain, lockdown atau karantina wilayah, serta cuci tangan dengan benar dan menjalani pola makan sehat untuk meningkatkan antibodi.