Terbit: 10 January 2024 | Diperbarui: 18 January 2024
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Menjalani program bayi tabung merupakan salah satu prosedur yang dapat dilakukan pasangan untuk mendapatkan kehamilan. Apakah Anda dan pasangan tertarik menjalani program ini? Yuk, simak pembahasan mengenai pengertian, prosedur hingga besaran biaya yang harus dikeluarkan selengkapnya di artikel ini.

Bayi Tabung: Pengertian, Prosedur, hingga Risiko

Apa itu Program Bayi Tabung?

Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah proses pembuahan di luar rahim dan memiliki beberapa prosedur tertentu. Prosedur ini dilakukan setelah Anda melakukan inseminasi buatan dan tidak mampu mengatasi ketidaksuburan.

Program bayi tabung dilakukan dengan mengambil sel telur yang sudah matang dari ovarium. Setelah itu, secara manual sel telur tersebut akan dibuahi oleh sperma di laboratorium.

Apabila pembuahan berhasil, maka akan berkembang menjadi embrio. Setelah itu, embrio inilah yang kemudian ditransfer ke dalam rahim atau uterus. Embrio tersebut akan terus berkembang di dalam rahim, lalu menjadi janin layaknya pada kehamilan biasa. Setelah itu, Anda hanya menunggu sampai kelahiran bayi.

Mengapa Program Bayi Tabung Perlu Dilakukan?

Program bayi tabung dilakukan bukan tanpa sebab. Bagi pasangan dengan masalah ketidaksuburan atau memiliki kondisi medis tertentu, prosedur ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan kehamilan.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa prosedur bayi tabung sebaiknya dilakukan:

  • Adanya masalah pada tuba falopi yang membuat sel telur kesulitan untuk dibuahi. Kondisi ini juga dapat menghambat perjalanan embrio ke rahim.
  • Gangguan ovulasi. Jika ovulasi jarang terjadi atau bahkan tidak terjadi, maka akan lebih sedikit sel telur untuk dibuahi.
  • Ovarium yang bermasalah. Kondisi ini akan memengaruhi fungsi ovarium, rahim, dan tuba falopi.
  • Memiliki endometriosis.
  • Adanya tumor jinak di dinding rahim (fibroid).
  • Sterilisasi atau penghilangan tuba sebelumnya.
  • Gangguan produksi atau fungsi sperma, gangguan genetik, hingga gangguan kesuburan setelah kemoterapi.

Baca Juga10 Jus Buah untuk Membantu Program Hamil

Prosedur Bayi Tabung

Setelah persiapan dilakukan, selanjutnya program bayi tabung dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:

Persiapan 

Beberapa persiapan sebelum menjalani program bayi tabung, di antaranya:

1. Ovarian Reserve Testing

Tes dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas sel telur. Dokter akan mengukur kadar anti-mullerian hormone (AMH), follicle-stimulating hormone (FSH), dan hormon estrogen di awal siklus menstruasi. Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan USG panggul guna mengetahui kualitas sel telur.

2. Analisis Sperma

Pemeriksaan dilakukan agar dokter mengetahui kualitas dan kuantitas sperma pasien.

3. Pemeriksaan Penyakit Menular

Dokter akan melakukan pemeriksaan atau skrining terhadap pasangan untuk mendeteksi adanya penyakit menular akibat infeksi, misalnya HIV.

4. Memindahkan Embrio Tiruan

Dokter akan melakukan transfer embrio tiruan untuk menentukan kedalaman rongga rahim.

5. Pemeriksaan Dinding Rahim

Dokter akan memeriksa lapisan rahim sebelum prosedur IVF dilaksanakan. Pemeriksaan dimulai dengan menyuntikkan cairan khusus ke rahim, lalu dilanjutkan dengan USG.

Selain itu, pemeriksaan dinding rahim juga dapat dilakukan dengan memasukkan selang lentur yang sudah dilengkapi kamera ke dalam rahim melalui vagina.

Proses Bayi Tabung

Berikut serangkaian prosedur bayi tabung yang harus ditempuh, di antaranya:

1. Induksi Ovulasi

Langkah pertama sebelum program bayi tabung dilakukan adalah induksi ovulasi. Ini adalah tindakan untuk memberikan hormon sintetis dan obat-obatan.

Beberapa obat-obatan dan hormon yang dimaksud, antara lain:

  • Suplemen hormon progesteron. Suplemen ini diberikan pada hari pengambilan sel telur.
  • Obat penekan ovulasi prematur. Penggunaan obat bertujuan untuk mencegah sel telur terlepas dari indung telur terlalu cepat.
  • Human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini bertujuan untuk mendukung proses pematangan sel telur. Hormon biasanya akan diberikan dalam 8-14 hari setelah suntikan perangsang ovarium diberikan.
  • Follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi keduanya. Hormon diberikan untuk merangsang ovarium.

Fase stimulasi dimulai dari hari pertama haid. Secara alami pada siklus bulanan, ovarium biasanya menghasilkan 1 telur.

Pada waktu melakukan proses bayi tabung, 1 sel telur tidaklah cukup sehingga Anda harus minum obat selama 1-2 minggu untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur matang lebih banyak lagi.

Baca JugaMengenal Konsepsi dan Perannya dalam Kehamilan

2. Pengambilan Sel Telur

Setelah sel telur banyak dilepas dari indung telur, langkah selanjutnya adalah pengambilan sel telur. Saat menjalani proses ini,  Anda akan dibuat tertidur selama kira-kira setengah jam.

Pengambilan sel telur akan dilakukan 34-36 jam setelah suntikan hormon terakhir diberikan dan sebelum ovulasi.

Berikut ini adalah langkah-langkah pengambilan sel telur:

  • Dokter akan menyuntikkan obat antinyeri dan obat penenang. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa sakit selama proses pengambilan sel telur.
  • Sel telur diambil dengan menggunakan teknologi ultrasound terbaru. Caranya adalah dengan memasukkan jarum ke setiap ovarium untuk mengambilnya.
  • Jumlah rata-rata telur yang dikumpulkan adalah sebanyak 8-15.

Anda akan kembali tersadar setelah 30 menit ke depan setelah pengambilan sel telur. Oleh karena itu, Anda sebaiknya didampingi oleh anggota keluarga atau teman. Pasalnya, setelah proses bayi tabung yang satu ini, Anda membutuhkan bantuan untuk pulang ke rumah.

3. Pengumpulan Sperma

Tindakan berikutnya adalah pengumpulan sperma. Setelah sperma terkumpul, sperma akan “dicuci” dalam campuran khusus.

Sperma yang sempurna dan sehat tidak terlalu gemuk atau tipis; dengan ekor yang tidak terlalu panjang atau pendek. Sperma terbaik akan dipilih dan akan segera dipertemukan dengan sel telur.

4. Pembuahan

Setelah sel telur diambil, penting sekali bagi sel telur untuk segera dibuahi dengan cepat.

Sel-sel telur dan beberapa sperma ditempatkan di sebuah piring kecil. Sel-sel telur dan sperma tersebut akan saling bertemu sebagaimana pembuahan di dalam tubuh. 

Pembuahan sel telur dalam IVF dapat dilakukan dengan 2 cara:

  • Inseminasi: sel telur dan sperma akan disatukan semalaman sampai berkembang menjadi embrio.
  • Intracytoplasmic sperm injection (ICSI): satu sperma akan disuntikkan ke sel ICSI. Cara ini dilakukan ketika inseminasi tidak berhasil dilakukan.

5. Perkembangan Embrio

Setelah sperma berhasil membuahi sel telur, maka embrio akan terbentuk. Embrio kemudian ditempatkan di dalam inkubator khusus yang memiliki kondisi sempurna untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Setelah itu, embrio tersebut akan diawasi selama 5-6 hari.

6. Pemindahan Embrio

Setelah berkembang di laboratorium, embrio tersebut siap untuk dipindahkan ke rahim. Sebelumnya, Anda harus minum air terlebih dahulu agar kandung kemih penuh.

Setelah itu, dokter akan menggunakan teknologi ultrasound untuk melihat lapisan rahim dengan baik sehingga pemindahan embrio dapat dilakukan. Proses pemindahan berlangsung sekitar 5 menit tanpa pembiusan.

Setelah Prosedur

Setelah prosedur dilakukan, Anda dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa. Jadi, tak perlu khawatir karena embrio tidak akan terjatuh saat beraktivitas, misalnya berdiri atau pergi ke toilet.

Setelah 12 hari atau 2 minggu prosedur dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi kehamilan.

Dokter akan mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Jika terdapat hormon hCG dalam aliran darah, hal ini menandakan bahwa Anda positif hamil.

Jika kehamilan tidak terjadi, Anda akan berhenti menggunakan progesteron. Menstruasi juga akan terjadi dalam waktu seminggu.

Sementara itu, jika menstruasi tidak terjadi dan Anda mengalami perdarahan yang tidak biasa, segera periksakan kondisi ke dokter.

Baca Juga: Mengenal Kehamilan Aterm dan Manfaatnya bagi Ibu serta Janin

Risiko Program Bayi Tabung

Walau jarang terjadi, program bayi tabung bisa menyebabkan pendarahan, infeksi, bahkan kerusakan pada organ tubuh seperti usus. Selain itu, berikut ini beberapa risiko lainnya yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menjalani program bayi tabung:

  • Efek samping obat-obatan bisa menyebabkan hot flashes dan sakit kepala.
  • Mengalami beragam gejala seperti kram, kembung, sembelit, nyeri ringan hingga sakit luar biasa pada perut.
  • Bayi lahir prematur dan berat lahir yang rendah.
  • Keguguran.
  • Janin mengalami kelainan genetik.
  • Kelahiran kembar yang bisa berbahaya bagi ibu dan janin.
  • Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) atau terjadi ketika embrio berada di tuba falopi, bukan di dalam rahim.
  • Sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Kondisi ini terjadi ketika ovarium bereaksi berlebihan terhadap obat-obatan yang digunakan selama prosedur berlangsung.

Di samping risiko kesehatan di atas, menjalani program bayi tabung juga akan berisiko menguras banyak emosi dan tenaga, serta waktu dan biaya yang cukup besar. Untuk itu, Anda perlu mempertimbangkan risiko di atas sebelum berniat melakukannya.

Menjalani prosedur bayi tabung memang bisa membantu Anda untuk mendapatkan anak. Namun, Anda tetap perlu melakukan konsultasi dengan dokter kandungan apabila ingin menjalani program ini.

Tips agar Program Bayi Tabung Berhasil

Berikut ini beberapa tips bagi Anda yang ingin menjalani program bayi tabung agar berhasil:

  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Menjaga kadar gula darah tetap normal.
  • Kurang stres agar tidak berlebih.
  • Konsumsi suplemen atau multivitamin sesuai saran dokter.
  • Mendapatkan tidur yang cukup
  • Menjaga kadar vitamin D dalam tubuh
  • Berhenti merokok.
  • Fokus pada ketekunan dan kesabaran

Baca Juga: Tak Selalu Sukses, Ini 5 Penyebab Program Bayi Tabung Gagal

Biaya Program Bayi Tabung

Setelah Anda mengetahui proses menjalani bayi tabung hingga risikonya, hal selanjutnya yang perlu Anda persiapkan adalah biaya program bayi tabung.

Biaya yang dibutuhkan dalam menjalani program ini sangatlah bervariasi untuk setiap rumah sakit. Namun, besaran biaya program bayi tabung di Indonesia sendiri sekitar antara 40-100 juta rupiah. 

Biaya program bayi tabung tersebut meliputi berbagai hal seperti analisa sperma (untuk mengetahui kesiapan atau kesehatan sperma), perawatan pasca tindakan bayi tabung dilakukan, penggunaan obat-obatan, pemeriksaan laboratorium, lalu pemeriksaan penunjang (seperti USG), dan biaya konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.

 

  1. Anonim. 2021. IVF. https://www.nhs.uk/conditions/ivf/. (Diakses pada 6 September 2022).
  2. Anonim. In vitro fertilization (IVF). 2021. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/in-vitro-fertilization/about/pac-20384716. (Diakses pada 6 September 2022).
  3. Anonim. How to Increase Your Chances of IVF Success?. https://www.kjkhospital.com/how-to-increase-your-chances-of-ivf-success/. (Diakses pada 3 April 2023).
  4. Shiffer, Emily. 2022. How to Increase the Likelihood of IVF Success the First Time. https://www.parents.com/getting-pregnant/infertility/treatments/ivf-success-rates-and-how-to-boost-your-chances-of-conceiving/. (Diakses pada 3 April 2023).   

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi