Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah proses cuci darah menggunakan kateter di perut bagi pasien ginjal kronis. Ketahui apa itu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis, fungsi, cara kerja, risiko, dll.
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah metode untuk membersihkan ginjal dengan proses cuci darah untuk pasien penyakit ginjal tahap akhir. Proses cuci darah ini menggunakan membran di dalam rongga perut sebagai pengganti fungsi ginjal.
Tujuan dari Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis atau dialisis peritoneal mandiri berkesinambungan (DPMB) adalah untuk menyaring darah, membuang zat racun, dan cairan limbah berlebih dari dalam tubuh. Prosedur dialisis (cuci darah) ini dapat dilakukan untuk perawatan di rumah.
Walaupun demikian, metode dialisis ini dapat digunakan untuk semua pasien penyakit ginjal atau gagal ginjal. Sebagian besar pasien penyakit ginjal melakukan cuci darah dengan metode hemodialisis yang mencuci darah di luar tubuh dengan bantuan mesin di rumah sakit.
Manfaat Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis adalah untuk cuci darah (dialisis) pada pasien penyakit ginjal di mana fungsi ginjal sudah tidak bekerja dengan baik. Selain akibat penyakit ginjal, kerusakan ginjal mungkin terjadi akibat komplikasi penyakit kronis jangka panjang, termasuk:
Proses cuci darah dengan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis juga dianggap lebih mudah digunakan dibandingkan dengan cuci darah menggunakan mesin hemodialisis untuk mempertahankan fungsi ginjal dengan baik.
Proses Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis dilakukan dengan operasi untuk membuat lubang di dekat pusar untuk memasukan selang kateter sebagai dialisat masuk dan keluarnya cairan dari perut. Setelah lubang kateter dibuat, Anda harus menunggu sekitar satu bulan waktu pemulihan hingga dapat menggunakan perawatan dialisis peritoneal selanjutnya.
Berikut ini cara melakukan cuci darah dengan perawatan dialisis peritoneal atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis:
Selama proses cuci darah tersebut, pasien tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal tanpa harus melakukannya di rumah sakit. Walaupun demikian, pasien mungkin membutuhkan bantuan orang lain yang juga sudah paham cara cuci darah dengan metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis.
Metode cuci darah dibagi menjadi dua tipe, yaitu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis dan hemodialisis. Hemodialisis adalah proses cuci darah dengan mesin yang hanya dapat dilakukan di rumah sakit dalam jadwal yang disesuaikan.
Sementara CAPD adalah proses cuci darah berkelanjutan dengan kateter yang ditanam di perut sehingga proses cuci darah dilakukan berkala setiap hari. Metode cuci darah memiliki keunggulan seperti:
Sementara itu, pasien tidak dianjurkan menggunakan metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis bila memiliki kondisi sebagai berikut:
Selebihnya, konsultasi pada dokter metode cuci darah (dialisis) mana yang efektif untuk kondisi Anda dalam rangka menjaga kesehatan dan fungsi ginjal dengan baik.
Selain manfaat dan keunggulan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis, ada risiko yang harus Anda perhatikan, yaitu:
Selain itu, Anda harus tetap memerhatikan beberapa hal selama menggunakan metode cuci darah ini, yaitu:
Selebihnya, dokter akan memberi instruksi pada Anda tentang aturan pakai, perawatan, efek samping, dan peringatan selama Anda melakukan cuci darah CAPD ini.
Berikut ini beberapa tips untuk pasien yang menggunakan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis sehari-hari:
Itulah pembahasan lengkap tentang metode cuci darah Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis. Metode ini menggunakan kateter di perut di mana pasien dapat lebih fleksibel dalam melakukan proses cuci darah dan penggantian cairan untuk meningkatkan fungsi ginjal yang mengalami kerusakan. Konsultasi lagi pada dokter untuk perawatan lebih lanjut.