Sariawan di tenggorokan memang jarang terjadi, tetapi jika tanpa pengobatan infeksi dapat menyebar lebih dalam ke sistem pencernaan dan bahkan ke organ tubuh! Lebih lanjut simak penjelasanya, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Sariawan di tenggorokan adalah infeksi jamur pada kerongkongan atau saluran makanan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut kandidiasis esofagus. Meski siapa pun dapat mengalaminya, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama pengidap HIV atau AIDS.
Kondisi ini terjadi akibat jamur Candida. Jamur jenis ini hidup di saluran pencernaan dan kulit. Kandidiasis esofagus jarang menimbulkan masalah. Namun, terkadang Candida dapat tumbuh di luar kendali dan menyebabkan infeksi. Sariawan suka tumbuh di tempat yang hangat, gelap, dan lembap, seperti mulut. Sementara sariawan esofagus adalah ketika infeksi terjadi di saluran makanan.
Gejala utama dari kandidiasis esofagus adalah disfagia, yang berarti kesulitan menelan karena sariawan ini menimbulkan luka kecil di dalam kerongkongan.
Gejala sariawan di tenggorokan lainnya yang mungkin terjadi, meliputi:
Kandidiasis esofagus berkembang ketika jamur Candida di kulit atau di saluran pencernaan, seperti mulut atau tenggorokan, ini tumbuh berlebihan dan berkembang tidak terkendali yang menjadi infeksi.
Meski begitu, tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab sariawan. Tetapi hal-hal tertentu mungkin memicu sariawan pada beberapa orang atau meningkatkan risiko mengalaminya, termasuk:
Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terlalu lemah untuk melawan infeksi. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko sistem kekebalan tubuh yang lemah:
Beberapa kondisi medis faktor lainnya juga dapat menjadi penyebab sariawan di tenggorokan, termasuk:
Faktor gaya hidup tertentu juga membuat seseorang lebih rentan terkena kandidiasis esofagus. Faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini, meliputi:
Meskipun kandidiasis esofagus biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, orang sehat juga dapat mengalami kondisi tersebut.
Meski dapat terjadi pada siapa pun, tetapi sariawan ini lebih sering terjadi pada remaja dan lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Riwayat keluarga juga tampaknya berperan dalam mengapa beberapa orang mengalami sariawan berulang.
Dokter biasanya dapat mendiagnosis kandidiasis esofagus hanya dengan memeriksa dan melihatnya ke bagian dalam tenggorokan. Terkadang dokter akan mengambil sedikit sampel dari tenggorokan. Sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk pengujian dan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Dokter juga dapat mendiagnosis kondisi ini dengan melakukan endoskopi, merupakan prosedur untuk memeriksa saluran pencernaan menggunakan tabung dengan cahaya dan kamera. Dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur tanpa melakukan endoskopi untuk melihat apakah gejala pasien membaik.
Kandidiasis esofagus dapat menyebar dengan cepat dan mungkin berat. Tanpa pengobatan, atau jika pengobatan gagal, penderitanya dapat mengembangkan kondisi berikut:
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan mengembangkan komplikasi serius. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga membuat pengobatan awal gagal atau harus mencoba beberapa obat berbeda untuk menemukan obat yang efektif.
Biasanya sariawan akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, terkadang orang dengan sariawan mengembangkan kondisi yang lebih berat (stomatitis aftosa mayor).
Meskipun tidak memerlukan perawatan, obat sariawan di tenggorokan yang dijual bebas (OTC) dapat membantu menghilangkan rasa sakit selama proses penyembuhan, termasuk:
Jika memiliki sariawan yang berukuran sangat besar atau kecil, pertimbangkan untuk memeriksakan ke rumah sakit. Dokter mungkin akan meresepkan obat kumur steroid untuk mempercepat perawatan dan pengobatan.
Ada banyak obat sariawan di tenggorokan berupa semprotan mulut tidak untuk anak-anak. Untuk itu, konsultasikanlah dengan dokter Anak untuk mendapatkan pengobatan alternatif yang aman.
Siapa pun dapat mengurangi risiko terkena sariawan esofagus dengan cara berikut:
Meskipun pengidap HIV dan AIDS memiliki risiko lebih tinggi terkena sariawan, dokter jarang meresepkan obat antijamur untuk pencegahan. Ragi bisa menjadi resisten terhadap pengobatan. Jika memiliki HIV atau AIDS, Anda dapat mengurangi risiko infeksi sariawan esofagus dengan meminum obat terapi antiretroviral (ART) berdasarkan resep dokter.