Pleurodesis adalah prosedur yang dilakukan untuk mengobati paru-paru kolaps berulang atau mengatasi penumpukan cairan/udara antara paru-paru dan lapisan dinding dada (rongga pleura). Simak penjelasan lengkap mengenai fungsi hingga kemungkinan terjadinya komplikasi.
Pleurodesis adalah prosedur menempelkan paru-paru ke dinding dada. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan ruang di rongga pleura, sehingga cairan atau udara tidak lagi menumpuk di antara lapisan tersebut. Pada beberapa kasus, prosedur ini juga bisa dilakukan untuk orang dengan efusi pleura yang kambuh akibat kanker paru-paru dan kondisi lainnya.
Prosedur ini mungkin diperlukan jika Anda mengalami pneumotoraks (terkumpulnya udara pada rongga pleura) atau efusi pleura (penumpukan cairan di rongga pleura). Jika terlalu banyak cairan di ruang tersebut, paru-paru tidak dapat mengembang dengan baik. Selain itu, terdapat kondisi lain yang menyebabkan cairan ekstra terkumpul di rongga pleura, termasuk:
Penumpukan cairan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, batuk, dan sesak napas. Saat melakukan prosedur ini, dokter dapat menyuntikan obat ke dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada. Terdapat berbagai macam zat yang bisa digunakan dan biasanya menghasilkan jaringan parut yang membuat paru-paru menempel di dinding dada.
Ketika paru-paru sudah menempel ke dinding dada, maka ruang di mana cairan atau udara dapat menghilang. Selain itu, prosedur ini juga membantu menjaga paru-paru tetap menggembung.
Prosedur ini dapat dilakukan sendiri atau bersamaan dengan prosedur lain untuk mengalirkan udara atau cairan dari sekitar paru-paru (torakoskopi). Selama prosedur, Anda akan:
Sementara jika prosedur dilakukan bersamaan dengan torakoskopi, Anda akan:
Chest tube akan tetap berada di tempatnya selama 24 hingga 48 jam atau sampai paru-paru menempel di dinding dada. Setelah chest tube dilepas, Anda harus menjaga kebersihan luka. Cuci setiap hari dengan sabun dan jaga area tersebut tetap kering.
Selama satu atau dua hari biasanya akan keluar cairan, biarkan perban di atasnya mengering. Ganti balutan setiap hari dan ikuti semua instruksi yang dianjurkan dokter.
Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah prosedur, antara lain:
Konsultasikan pada dokter kapan Anda bisa melakukan aktivitas normal.
Anda mungkin merasakan nyeri di area tempat chest tube dipasang selama beberapa hari. Nyeri bisa bertambah parah saat Anda menarik napas dalam-dalam. Kemungkinan efek samping lainnya termasuk:
Periksa lukanya setiap hari, dan hubungi dokter Anda jika Anda memiliki:
Pada dasarnya, setiap orang memiliki pertimbangan yang berbeda-beda saat melakukan prosedur ini, namun prospek jangka panjang untuk penderita pneumotoraks yang menjalani prosedur ini menunjukan perbaikan fungsi paru-paru.
Dalam penelitian kecil, prosedur memiliki tingkat keberhasilan sekitar 75-80 persen pada orang dengan efusi pleura yang bukan disebabkan oleh kanker.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan komplikasi dari prosedur ini, antara lain:
Jika Anda juga menjalani thoracostomy, kemungkinan komplikasi dapat meliputi:
Metode ini umumnya merupakan prosedur yang efektif, sehingga kecil kemungkinan prosedur ini tidak berhasil.
Sebelum melakukan prosedur ini, dokter dapat mempertimbangkan beberapa hal. Hal terpenting yang bisa dilakukan adalah mengeluarkan cairan di rongga pleura untuk memperbaiki gejala (berkurangnya sesak napas) bagi penderita kanker.
Selain itu, beberapa dokter merekomendasikan prosedur ini jika harapan hidup lebih dari satu bulan. Sedangkan efusi pleura yang tidak menimbulkan gejala (seperti nyeri dada atau sesak napas) pada penderita kanker biasanya dibiarkan begitu saja.
Di sisi lain, pneumotoraks spontan dapat terjadi pada orang yang masih muda dan sehat. Dalam kasus ini, prosedur dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pneumotoraks lain di masa mendatang.