Terbit: 25 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Stres dan anxiety menyebabkan cukup banyak masalah pada tubuh. Anda akan merasa tidak nyaman, sering tersinggung, hingga terjadi perubahan siklus menstruasi. Ternyata stres dan anxiety tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja. Anak-anak pun juga bisa mengalami kondisi kejiwaan ini meski banyak orang tua tidak mengenalnya dengan baik.

Anak Bisa Mengalami Stres dan Anxiety, Kenali Tandanya dengan Baik

Tanda-Tanda Stres dan Anxiety pada Anak

Apa yang terjadi pada anak-anak sering dianggap biasa oleh sebagian besar orang tua. Misal saat anak menangis, mereka akan dianggap lapar atau merasakan sakit secara fisik saja. Padahal bisa jadi anak-anak sedang mengalami anxiety dan juga stres yang berlebihan. Berikut beberapa tanda yang terjadi pada anak.

  1. Tanda yang Muncul dari Kebiasaan

Tanda dari gangguan berupa stres dan juga anxiety pada anak sebenarnya mudah sekali dikenali. Yang Anda perlu lakukan adalah memperhatikan anak lebih detail lagi. Kalau kondisi berikut muncul, kemungkinan besar mereka sedang mengalami gangguan dan butuh penanganan sesegera mungkin.

  • Sulit melakukan konsentrasi saat melakukan apa pun. Hal ini bisa terlihat dari anak yang susah mengerjakan PR atau selalu mendapatkan nilai buruk saat mengerjakan tugas dari gurunya.
  • Ada perubahan sikap yang sangat drastis. Anak-anak yang awalnya tidak terlalu pemarah bisa sensitif dengan keadaan. Misal saat minta sesuatu mereka akan langsung tantrum dan membuat orang tua panik. Mereka juga akan mudah marah dan melakukan tindak menyakiti diri sendiri atau orang di sekitarnya.
  • Mudah ketakutan pada hal-hal yang sebelumnya tidak membuat mereka tertekan. Misal takut dengan kegelapan padahal sebelumnya tidak atau takut dengan beberapa orang. Kemungkinan besar terjadi hal buruk pada fisik dan mentalnya.
  • Mulai mengalami beberapa aktivitas yang menandakan mereka ketakutan atau sedang grogi. Beberapa kebiasaan yang sering terjadi adalah sering menggigit jari tangannya atau terus menunduk dan tidak mau bicara.
  • Sudah menyendiri dan tidak mau bersama dengan teman atau keluarga. Anak-anak biasanya suka berkumpul dengan banyak orang untuk bermain, kalau ada perubahan, segera cari tahu apa yang terjadi.
  • Malas berangkat ke sekolah dan memilih rewel atau lebih memilih dimarahi. Hal ini menandakan ada yang tidak beres terjadi di sekolah.
  • Sedikit berbeda dengan takut berangkat ke sekolah, beberapa anak malah sering membuat masalah di sekolah. Misal sering mengganggu teman-temannya atau melawan guru.
  1. Tanda yang Muncul dari Kondisi Fisik

Selain tanda yang muncul dari kebiasaan dan emosinya, kita juga harus tahu apakah ada perubahan pada fisiknya. Kita harus melakukan pengamatan pada dua hal itu agar kita bisa tahu dengan apa yang terjadi pada anak.

  • Terjadi perubahan nafsu makan yang berlebihan. Misal anak yang awalnya malas makan jadi sering minta makan. Kalau Anda tidak memberinya vitamin untuk meningkatkan nafsu makan, jangan senang dahulu. Bisa jadi anak mengalami stres sehingga hormon di dalam tubuhnya terganggu.
  • Sering mengeluh kepala dan perutnya mengalami nyeri. Stres yang terjadi pada tubuh membuat Anda lebih mudah mengalami inflamasi. Salah satu bagian tubuh yang akan mudah mengalami inflamasi adalah saluran pencernaan.
  • Kalau Anda tidak pernah mengompol lagi lalu mendadak mengompol berkali-kali dan merasa ketakutan kalau diketahui, kemungkinan besar mereka mengalami stres dan sering mimpi buruk.
  • Mengalami gangguan tidur seperti sering terjaga di tengah malam berkali-kali atau mereka rewel saat tidur dan minta selalu ditemani. Karena sering mengalami gangguan tidur, mereka sering mengantuk saat sekolah atau saat siang hari.

Penyebab Stres dan Anxiety

Penyebab dari stres dan anxiety pada anak ada banyak dan bisa berbeda-beda dampaknya pada anak. Berikut beberapa penyebab yang sering terjadi dan patut diwaspadai.

  • Ada perubahan pada keluarga yang cukup besar. Misal memiliki saudara yang baru lahir sehingga mereka kerap merasa tersaingi.
  • Kondisi keluarga yang tidak stabil seperti pertengkaran orang tua, masalah pekerjaan orang tua, hingga kesulitan finansial yang membuat anak diam-diam merasakannya juga.
  • Terlalu dipaksa untuk melakukan sesuatu, misal les atau belajar sesuatu.
  • Tekanan dari pelajaran di sekolah padahal mereka masih butuh banyak bermain setiap harinya.
  • Perdebatan dengan teman sebaya. Meski masih anak-anak, pertengkaran yang terjadi pada seorang anak tetap bisa sengit dan memengaruhi kondisi kejiwaannya.
  • Mengalami bully di sekolah yang dilakukan temannya atau orang di sekelilingnya. Anak sangat perasa meski hanya diolok saja mereka bisa menjadi sangat sedih.
  • Kejadian buruk yang terjadi di sekitarnya, misal bencana alam atau mengalami kecelakaan. Mendengar hal buruk terjadi pada temannya juga membuat anak merasakan stres.
  • Melihat atau membaca buku dengan cerita sangat menyeramkan.

Membantu Anak Mengatasi Stres dan Anxiety

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak mengatasi masalah itu, berikut beberapa yang bisa dilakukan.

  • Membuat anak jadi lebih tenang dan merasa nyaman di rumah.
  • Bertanya pada anak-anak tanpa memaksa terkait apa yang terjadi khususnya ketakutan yang dialami.
  • Beri hiburan pada anak agar mereka tidak murung dan melupakan hal buruk. Anda juga bisa mengajak anak untuk berolahraga.
  • Beri semangat pada anak kalau mereka mampu dan tidak perlu takut dengan apa yang selama ini mengganggunya.
  • Mendengarkan apa yang diceritakan anak dan mengambil tindakan yang tepat sesuai usia anak.

Dari ulasan di atas terlihat dengan sangat jelas kalau stres dan anxiety ternyata juga terjadi pada anak-anak. Oleh karena itu kita disarankan untuk mengenalinya sejak dini kalau anak mengalami perubahan pada perilaku atau mungkin nafsu makannya.

Kalau Anda bisa membantunya sejak dini, kemungkinan mereka melewatinya dengan baik akan besar.

 

 

Sumber:

  1. Lee, Katherine. 2019. How to Spot Stress and Anxiety in Children. https://www.verywellfamily.com/how-to-spot-anxiety-and-stress-in-children-620518. (Diakses pada 25 Desember 2019)
  2. Coltrera, Francesca. 2018. Anxiety in children. https://www.health.harvard.edu/blog/anxiety-in-children-2018081414532. (Diakses pada 25 Desember 2019)

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi