Herpes genital merupakan penyakit menular seksual yang ditandai dengan luka lepuh di area kulit kelamin. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menular dengan beberapa cara, dalam beberapa kasus bahkan bisa terjadi tanpa hubungan seksual. Lantas, dengan cara apa saja penularan herpes genital terjadi? Simak selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!
Herpes genital lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini karena anatomi wanita lebih berisiko tertular herpes genital daripada pria. Luka atau robekan kecil pada jaringan vagina berisiko tinggi terkena penyakit ini.
Herpes genital mudah menular melalui kontak langsung dari kulit ke kulit, terutama selama kontak seksual intim dengan orang yang terinfeksi.
Berikut ini beberapa cara penularan penyakit herpes genital, di antaranya:
Melakukan hubungan seks penetrasi penis ke vagina dengan pasangan yang terinfeksi herpes genital pada vagina dapat menularkan infeksi herpes genital pada penis.
Begitu sebaliknya, menerima seks penetrasi penis ke vagina dari pasangan yang terinfeksi herpes genital pada penis dapat menularkan infeksi herpes genital pada vagina.
Meraba vagina juga dapat menularkan herpes genital jika penerima memiliki infeksi herpes genital pada vagina. Ketika cairan tubuh yang terinfeksi atau luka herpes bersentuhan dengan tangan, ini kemudian menularkan infeksi ke selaput lendir. Tangan kemungkinan bersentuhan dengan alat kelamin, mulut, atau mata, atau rektum.
Risiko penularan virus herpes simpleks akan semakin tinggi jika seseorang sering berganti pasangan seksual.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah tipe herpes berbeda yang menular lebih umum melalui kontak seksual oral daripada tipe 2 (HSV-2). Tipe 2 menular ketika area kulit yang terinfeksi virus bersentuhan dengan selaput lendir. Ini adalah lapisan lembap di bagian tubuh tertentu, termasuk mulut, vagina, dan anus.
Mulut adalah area yang dilapisi selaput lendir, sehingga HSV-2 masih bisa menular melalui seks oral. Jika area vagina yang terinfeksi HSV-2 melakukan kontak fisik dengan selaput lendir di mulut orang lain, virus dapat memasuki sistem saraf dan menyebabkan herpes oral.
Sebaliknya, HSV-2 dapat menular dari mulut orang yang terinfeksi ke area penis sebagai akibat dari melakukan seks oral.
Menyentuh rektum juga dapat menularkan herpes genital jika penerima memiliki infeksi herpes pada rektum. Ketika cairan tubuh yang terinfeksi atau luka bersentuhan dengan tangan, ini kemudian dapat menularkan virus ke selaput lendir.
Baca Juga: Herpes Zoster: Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan
Terkadang cara penularan penyakit herpes genital dapat melalui non-seksual. Jika orang yang terinfeksi virus menyentuh luka herpes dan kemudian berpelukan dengan orang lain, virus akan menular. Orang lain tersebut kemungkinan menyentuh mulut, alat kelamin, atau matanya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Herpes lebih menular ketika luka terbuka dan basah, karena cairan dari lepuh herpes mudah menularkan virus. Tapi herpes juga bisa menular ke orang lain ketika tidak ada luka dan kulit terlihat sangat normal.
Anda tidak akan tertular herpes genital dengan berbagi cangkir, handuk, atau penggunaan toilet duduk.
Berbagi bentuk mainan seks (sex toys), terutama jika cairan tubuh (sperma, air liur, pelumas) yang terinfeksi atau luka bersentuhan dengan benda tersebut, kemungkinan besar dapat mengakibatkan penularan herpes genital.
Meskipun virus akan segera mati ketika mengenai benda, tetapi virus akan menular bilamana mainan seks digunakan secara bergantian bersama pasangan yang terinfeksi.
Selama kehamilan, kemungkinan ibu menularkan virus herpes ke bayi. Namun, sebagian besar wanita pengidap herpes genital memiliki kehamilan normal dan melahirkan bayi yang sehat.
Virus herpes simpleks dapat ditularkan melalui plasenta, ketika bayi masih dalam kandungan. Ini biasanya hanya terjadi jika ibu mengalami infeksi herpes untuk pertama kalinya pada trimester ketiga.
Penyakit ini juga ditularkan selama persalinan, jika ibu mengeluarkan virus dari area genital, baik melalui luka atau tanpa gejala. Penularan juga bisa terjadi setelah lahir, yakni melalui kontak kulit ke kulit.
Kabar baiknya, wanita pengidap herpes genital sebelum hamil dan wanita yang terinfeksi di awal kehamilan memiliki risiko rendah menularkan virus ke bayi, karena tubuhnya membangun antibodi terhadap virus. Antibodi ini melewati plasenta untuk melindungi bayi.
Baca Juga: Herpes di Bibir (Herpes Oral): Penyebab, Ciri-Ciri, Cara Mengobati
Sampai saat ini belum ada obat untuk HSV-1 atau HSV-2. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi risiko penularannya. Ada beberapa tindakan yang dapat membantu mencegah penyebaran HSV, berikut di antaranya:
Nah, itulah berbagai cara penularan penyakit herpes genital yang penting untuk diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!