Terbit: 2 July 2020 | Diperbarui: 4 November 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Punya bekas luka operasi? Ada banyak cara menghilangkan bekas operasi yang bisa Anda lakukan secara mandiri di rumah atau berdasarkan resep dari dokter. Selengkapnya ketahui berbagai caranya di bawah ini!

11 Cara Menghilangkan Bekas Operasi dan Pencegahan (Alami dan Medis)

Cara Menghilangkan Bekas Operasi

Operasi adalah prosedur membuat sayatan lapisan kulit untuk keperluan pengobatan. Biasanya, sayatan dapat meninggalkan bekas luka pada kulit, sehingga kebanyakan pasien khawatir dapat mengganggu penampilan. Tak usah khawatir lagi karena ada banyak cara menyamarkan bekas luka!

Berikut beberapa cara menghilangkan bekas operasi:

1. Menggunakan Penutup Luka (Wound Dressing) yang Tepat

Jahitan atau bekas luka perlu diberikan penutup luka supaya tetap bersih dan lembab. Penutup luka atau wound dressing ada bermacam-macam dan disesuaikan dengan bentuk luka, karakter luka, dan lokasi luka. Penutup luka ini harus diganti secara berkala.

Konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis setelah Anda mendapatkan perawatan luka atau jahitan, dan pelajari cara mengganti penutup luka dengan benar.

2. Menggunakan Jahitan yang Kuat, Dalam, dan Mudah Diserap

Jahitan kulit dalam adalah jahitan tersembunyi yang lebih dalam untuk membantu mencegah luka meregang saat menjalani aktivitas normal sehari-hari. Cara menghilangkan bekas operasi ini membantu bekas operasi memudar dengan cepat.

Sebelum operasi, sebaiknya tanyakan kepada dokter bedah apakah akan menggunakan jahitan tersembunyi yang lebih dalam ini, yang perlahan larut selama berbulan-bulan sehingga meringankan bekas luka yang paling rentan katikan tubuh meregang akibat melakukan aktivitas sehari-hari.

Berkonsultasi dengan dokter bertujuan untuk mengetahui bagaimana memperlakukan jenis jahitan ini agar membantu mempercepat pemulihan bekas luka operasi.

3. Menggunakan Jahitan Tersembunyi di Permukaan Kulit

Dalam istilah medis, jahitan ini disebut jahitan subkutikuler yang digunakan untuk menahan tepi luka bersama-sama alih-alih jahitan yang terputus.

Jahitan tersembunyi biasanya lebih disukai daripada jahitan yang tampak terlihat pada area tubuh di mana kulit membentang atau meregang akibat gerakan. Misalnya jahitan di punggung, dada, dan dekat persendian karena jahitan menandai bekas luka yang dapat menyebar dan meregang selama proses penyembuhan.

4. Makan Makanan Bergizi Seimbang dan Perbanyak Protein

Makan makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau tahu merupakan salah satu cara menghilangkan bekas operasi dengan cepat.

Jika rentan terhadap penyembuhan luka yang lebih lambat atau mengetahui bahwa pola makan kurang nutrisi, mungkin dapat mengonsumsi vitamin C dan suplemen zinc setiap hari pada minggu-minggu sebelum dan setelah operasi kulit.

Apabila Anda kurang mengonsumsi protein, maka penyembuhan luka bisa terhambat dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan dapat terbentuk jaringan parut atau scar.

5. Perban Silikon

Perban silikon serupa dengan plastik elastis ini berupa lembaran silikon yang diterapkan langsung di atas bekas luka operasi dan biarkan sampai mengering.

Penelitian telah menunjukkan bahwa silikon dapat membantu mengurangi bekas luka dan biasanya digunakan setelah operasi plastik.

Sebelum menjalani prosedur operasi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang perban silikon karena dokter bedah akan menerapkan perban jenis ini.

6. Obat Topikal

Beberapa obat topikal atau obat oles, termasuk krim, salep, atau gel yang bisa digunakan dengan atau tanpa resep. Obat topikal digunakan untuk merawat bekas luka yang disebabkan oleh luka, cedera, atau luka lainnya, seperti bekas operasi.

Jika berada di bawah perawatan ahli bedah plastik dan jaringan parut berasal dari bedah plastik atau kosmetik, sebaiknya tanyakan kepada dokter bedah apakah perawatan bebas resep merupakan salah satu cara menghilangkan bekas operasi.

Jika tidak, ada resep yang dapat membantu seperti steroid atau antihistamin oral tertentu untuk bekas luka yang menyebabkan gatal dan sangat sensitif.

7. Menjaga agar Luka Tidak Terinfeksi

Apabila luka atau jahitan mengalami infeksi maka akan terjadi proses penyembuhan luka sekunder (secondary wound healing). Proses ini dapat menimbulkan jaringan parut sehingga bekas luka tampak lebih nyata. Sebaiknya jaga jahitan atau bekas luka Anda agar selalu kering, bersih, mengganti perban secara berkala, dan minum obat yang sudah diresepkan secara teratur.

8. Penempatan Sayatan

Cara menghilangkan bekas operasi ini tidak mutlak dalam beberapa operasi. Pasien mungkin dapat berkonsultasi dengan ahli bedah tentang di mana sayatan ditempatkan untuk menyamarkan atau membantu meminimalkan bekas luka.

Operasi caesar misalnya dapat dilakukan dengan sayatan vertikal, yang mungkin lebih jelas, atau sayatan horizontal, yang mungkin disamarkan dengan bikini atau pakaian dalam.

9. Obat Resep

Jika memiliki kecenderungan mengalami bekas luka yang parah setelah operasi, dokter bedah mungkin dapat meresepkan cleansers (pembersih), salep, atau regimen pengobatan luka untuk membantu memudarkan bekas operasi.

10. Suntikan Kortikosteroid

Jika pascaoperasi cenderung membentuk bekas luka keloid, konsultasikanlah dengan dokter bedah tentang penggunaan kortikosteroid sebagai cara menghilangkan bekas operasi. Keloid adalah bekas luka menonjol dan keras akibat kelebihan protein atau kolagen selama penyembuhan luka pada kulit.

11. Operasi

Meskipun tidak akan menghilangkan bekas luka secara permanen, operasi dapat dilakukan untuk menyamarkan bekas luka operasi sebelumnya. Namun, prosedur ini tidak dianjurkan untuk jaringan parut hipertrofik atau keloid karena berisiko meninggalkan bekas luka berulang serta bekas luka yang lebih parah.

Cara Mencegah Bekas Operasi

Pencegahan bekas luka operasi tergantung pada faktor-faktor yang dapat dikendalikan. Cara sederhananya adalah mengikuti instruksi yang diberikan dokter bedah. Sedangkan cara lainnya membutuhkan kesabaran.

Berdasarkan berbagai faktor, berikut cara mencegah bekas luka operasi:

  • Minum air yang cukup. Tubuh yang mendapatkan air yang cukup dapat menghidrasi kulit dan tetap lembap, sehingga membantu pemulihan bekas luka operasi.
  • Makan makanan bergizi. Selain membantu menyamarkan bekas luka, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang dengan asupan protein, juga membantu mencegah bekas luka. Protein merupakan senyawa organik pembangun kulit untuk penyembuhan.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. Jika kelebihan berat badan atau obesitas, mungkin dapat meningkatkan risiko bekas luka. Ini karena lemak di bawah kulit dapat mencegah pemulihan luka setelah operasi.
  • Mencegah infeksi. Perawatan bekas sayatan operasi yang baik bisa mencegah infeksi. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah bekas luka setelah operasi.
  • Merokok. Tidak hanya meningkatkan risiko bekas luka, merokok juga memperlambat penyembuhan. Merokok adalah faktor risiko yang signifikan sehingga ahli bedah plastik akan melarang merokok dua minggu sebelum operasi.
  • Alkohol. Minum minuman beralkohol mendehidrasi tubuh dan kulit, yang menurunkan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Ketika sedang menjalani penyembuhan luka bekas operasi, sebaiknya hindari alkohol dan minuman berkafein.

Itulah cara memudarkan bekas operasi dan cara mencegah terbentuknya bekas luka yang bisa dicoba. Jika ingin menggunakan salah satu atau beberapa pengobatan di atas, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi kulit, riwayat medis, dan lamanya bekas luka untuk mendapat jenis perawatan yang tepat!

 

  1. Anonim. 2019. Cosmetic Procedures: Scars. https://www.webmd.com/beauty/cosmetic-procedures-scars#1. (Diakses pada 2 Juni 2020).
  2. Rosengren, Helena. 2019. How to reduce the appearance of surgical scars. https://www.skinrepair.net.au/skin-treatment/how-to-reduce-the-appearance-of-surgical-scars/. (Diakses pada 2 Juni 2020).
  3. Whitlock, Jennifer. 2020. How to Prevent or Minimize Surgery Scars. https://www.verywellhealth.com/preventing-or-minimizing-scars-after-surgery-3156926. (Diakses pada 2 Juni 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi