Terbit: 30 December 2019
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan penurunan fungsi persendian. Osteoarthritis merupakan tipe arthritis yang paling sering terjadi. Osteoarthritis terjadi karena menipisnya bantalan pada persendian sehingga menyebabkan rasa sakit, kaku, dan pembengkakan. Penyakit osteoarthritis paling sering memengaruhi persendian di tangan, lutut, pinggul, dan tulang belakang.

Osteoarthritis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Osteoarthritis

Osteoartritis terjadi ketika kartilago (tulang rawan) yang merupakan bantalan di ujung tulang secara bertahap mengalami penurunan kualitas. Kartilago merupakan jaringan yang lunak dan licin yang melunakkan gerakan sendi. Pada osteoarthritis, permukaan yang licin dari kartilago menjadi kasar. Akhirnya ketika tulang rawan menjadi kasar dan terkikis, maka tulang dengan tulang selanjutnya akan saling bergesekkan dan menyebabkan rasa nyeri.

Berikut ini adalah kondisi yang meningkatkan risiko terkena osteoartritis.

  • Usia. Risiko osteoarthritis meningkat seiring bertambahnya umur.
  • Wanita. Seorang wanita lebih cenderung mengalami osteoarthritis, meskipun tidak jelas alasannya. Namun hal ini diduga kaitannya dengan ketidakseimbangan hormonal terutama wanita yang telah mengalami menopause.
  • Obesitas. Pada orang dengan obesitas,  sendi akan menopang beban lebih berat, seperti sendi di lutut dan panggul. Jaringan lemak juga akan memproduksi protein tertentu yang merusak dan membuat peradangan pada sendi itu sendiri.
  • Cedera sendi. Trauma pada persendian seperti kecelakaan atau cedera olahraga, dapat pula meningkatkan risiko osteoarthritis.
  • Riwayat keluarga. Osteoarthritis adalah penyakit yang bisa diwariskan jika salah satu anggota keluarga memiliki kondisi tersebut.
  • Deformitas tulang. Beberapa orang dilahirkan dengan malformasi sendi atau tulang rawan, di mana hal ini  akan meningkatkan risiko penyakit osteoarthritis.
  • Penyakit lain. Memiliki penyakit diabetes atau rematik seperti gout dan rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko osteoarthritis.

Gejala Osteoarthritis

Gejala osteoarthritis umumnya berkembang secara perlahan-lahan dan semakin parah seiring waktu. Tingkat keparahan gejala dan lokasi yang diserang bisa berbeda-beda pada tiap penderita. Tanda dan gejala osteoartritis adalah:

  • Sendi terasa nyeri ketika digerakkan.
  • Sendi terasa bengkak dan hangat ketika Anda mencoba menekannya.
  • Terdapat kekakuan sendi ketika bangun di pagi hari atau setelah sendi tidak digerakkan dalam beberapa waktu.
  • Terasa patah-patah atau tidak lentur ketika menggunakan sendi.
  • Adanya taji pada tulang. Merupakan pertumbuhan tulang tambahan di ujung-ujung persendian, tulang taji ini dapat terasa keras ketika ditekan, dan dapat membatasi pergerakan dari sendi yang terkena.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda memiliki nyeri sendi atau kekakuan yang tidak kunjung sembuh.

Diagnosis Osteoarthritis

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa sendi yang terkena, memeriksa bengkak, kemerahan, nyeri, dan rentang gerak sendi. Dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan rontgen dan MRI.

  • Pada pemeriksaan rontgen, biasanya akan terlihat kartilago yang menipis/ tidak dapat tampak. Sinar X juga akan menunjukkan jika ada pertumbuhan tambahan tulang keras seperti taji di sekitar sendi.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang radio dan gelombang magnet untuk menghasilkan gambar detail tentang tulang dan jaringan lunak, termasuk kartilago. MRI bukan pemeriksaan Gold Standart untuk osteoarthritis namun dapat membantu memberikan informasi yang lebih lengkap untuk kasus yang kompleks atau sulit.

Pemeriksaan Laboratorium

  • Tes darah. Tes darah dapat membantu mencari penyebab lain dari nyeri sendi, seperti nyeri sendi karena rheumatoid arthritis.
  • Analisis cairan sendi. Dokter dapat melakukan ini dengan menggunakan jarum untuk mengambil cairan sendi dari sendi yang terkena. Pemeriksaan cairan sendi dapat menentukan apakah ada inflamasi di sana dan apakah nyeri sendinya disebabkan karena gout atau karena infeksi.

Komplikasi Osteoarthritis

Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang memburuk dari waktu ke waktu. Nyeri dan kekakuan sendi akan memburuk dan akan terasa semakin sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Beberapa orang tidak mampu bekerja terlalu lama. Ketika nyeri sendi terlalu berat dan sampai tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, dokter mungkin akan menyarankan operasi penggantian sendi.

Pengobatan Osteoarthritis

Hingga kini, belum ada obat yang ampuh untuk mengatasi osteoarthritis, namun gaya hidup yang tepat dapat membantu mengurangi nyeri dan mempertahankan gerak sendi. Jenis perawatan ditentukan oleh keparahan gejala dan lokasinya.

Sering kali, perubahan gaya hidup, konsumsi obat non-resep, dan pengobatan rumahan akan mengurangi rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi osteoarthritis adalah:

1. Alami

  • Olahraga

Aktivitas fisik memperkuat otot-otot di sekitar persendian dan dapat membantu meringankan kekakuan yang ditimbulkan penyakit osteoarthritis. Usahakan untuk melakukan gerakan fisik setidaknya 20 hingga 30 menit setiap hari. Tai chi dan yoga juga dapat meningkatkan fleksibilitas sendi dan membantu dalam manajemen nyeri.

  • Menurunkan berat badan

Kelebihan berat badan bisa membuat sendi tegang dan menyebabkan rasa sakit. Menurunkan berat badan yang berlebihan membantu meringankan tekanan dan mengurangi rasa sakit. Berat badan yang sehat juga dapat menurunkan risiko masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan penyakit jantung.

  • Tidur yang cukup

Mengistirahatkan otot dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan. Tidur cukup di malam hari juga dapat membantu Anda mengatasi rasa sakit dengan lebih efektif.

2. Medis

Selain dengan dengan perawatan rumah, penyakit osteoarthritis juga dapat dikurangi rasa sakitnya dengan bantuan obat-obatan, di antaranya:

  • Asetaminofen

Asetaminofen telah terbukti membantu beberapa orang dengan osteoarthritis yang memiliki nyeri ringan hingga sedang. Perlu diketahui, mengonsumsi lebih dari dosis yang disarankan dapat menyebabkan kerusakan hati.

  • Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

NSAID yang dijual bebas seperti ibuprofen dan naproxen sodium mampu menghilangkan nyeri osteoartritis. Meski begitu, NSAID dapat menyebabkan gangguan lambung, masalah kardiovaskuler, masalah perdarahan, dan kerusakan hati serta ginjal. Akan tetapi, NSAID gel memiliki lebih sedikit efek samping dan dapat menghilangkan rasa sakit.

  • Suntikan kortison

Suntikan obat kortikosteroid dapat meredakan nyeri pada persendian Anda. Selama prosedur ini, dokter akan membuat mati rasa area di sekitar sendi, kemudian menempatkan jarum ke dalam ruang di dalam sendi dan menyuntikkan obat.

Jumlah suntikan kortison yang dapat diterima setiap tahun umumnya terbatas pada tiga atau empat suntikan, karena obat ini dapat memperburuk kerusakan sendi seiring waktu.

  • Suntikan pelumas

Suntikan hyaluronic acid dapat mengurangi rasa sakit dengan memberikan bantalan di lutut, meskipun beberapa penelitian menunjukkan suntikan ini tidak lebih meringankan dibanding plasebo. Hyaluronic acid mirip dengan komponen yang biasanya ditemukan dalam cairan sendi.

  • Menata tulang

Osteoarthritis adalah kondisi yang bisa merusak satu sisi lutut lebih banyak dari yang lain. Jika hal ini terjadi, osteotomi mungkin bisa membantu. Dalam melakukan osteotomi lutut, seorang ahli bedah akan memotong tulang—baik di atas atau di bawah lutut, dan kemudian mengangkat atau menambahkan irisan tulang. Cara ini menggeser tekanan pada bagian lutut yang aus

  • Penggantian sendi

Dalam operasi penggantian sendi (arthroplasty), dokter bedah akan mengangkat permukaan sendi yang rusak dan menggantinya dengan plastik dan logam. Sendi artifisial dapat aus atau lepas dan mungkin perlu diganti. Risiko bedah termasuk infeksi dan pembekuan darah.

Pencegahan Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah penyakit yang tidak bisa dicegah. Namun, Anda bisa meminimalkan risiko terkena kondisi ini dengan:

  • Olahraga Ringan

Hindari olahraga yang membuat sendi Anda tegang dan memaksanya untuk menanggung beban yang berlebihan, seperti berlari dan latihan beban. Sebagai gantinya, cobalah latihan seperti berenang dan bersepeda, di mana ketegangan pada persendian lebih terkontrol.

  • Menjaga Postur Tubuh

Hindari berada pada posisi yang sama terlalu lama. Hal ini dilakukan untuk menjaga postur tubuh tetap baik. Apabila Anda bekerja di depan meja seharian, pastikan kursi berada di ketinggian yang tepat dan istirahat teratur untuk bergerak.

  • Menjaga Berat Badan

Kelebihan berat badan meningkatkan ketegangan pada persendian dan risiko terkena penyakit osteoartritis. Jika Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan peluang untuk mengembangkan kondisi tersebut.

  • Mengontrol Gula Darah

Diabetes dapat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk mengembangkan penyakit osteoartritis. Kadar glukosa yang tinggi dapat mempercepat pembentukan molekul yang membuat tulang rawan kaku.

Selain itu, diabetes juga dapat memicu peradangan yang dapat mempercepat hilangnya tulang rawan. Menjaga diabetes tetap terkendali dan mengatur kadar glukosa dapat membantu mencegah osteoartritis.

 

  1. Corey Whelan, David Heitz, and Valencia Higuera. 2018. Everything You Need to Know About Osteoarthritis. https://www.healthline.com/health/osteoarthritis. (Diakses pada 30 Desember 2019).
  2. Healthline Editorial Team. 2016. Osteoarthritis Prevention. https://www.healthline.com/health/osteoarthritis-prevention#lifestyle-changes. (Diakses pada 30 Desember 2019).
  3. Osteoarthritis. https://www.nhs.uk/conditions/osteoarthritis/. (Diakses pada 30 Desember 2019).
  4. Osteoarthritis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoarthritis/symptoms-causes/syc-20351925. (Diakses pada 30 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi