Terbit: 5 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Fluconazole adalah obat antijamur dari golongan azole. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi yang diakibatkan oleh jamur yang berbagai bagian tubuh. Ketahui selengkapnya tentang obat antijamur ini mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya melalui artikel ini!

Fluconazole: Manfaat, Dosis, Efek Samping, Dll

Rangkuman Informasi Obat Fluconazole

Nama Obat Fluconazole
Kelas Terapi Obat Antijamur
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi infeksi jamur
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Sediaan Obat Kapsul, Tablet, Infus
Merek Dagang Cancid, Candipar, Candizol, Cryptal, Diflucan, Fcz, Fioflucan, Flucanol, Flucess, Fluconazole, Flucoral, Fludis, Flukonazol, Fluxar, Funzela, Fuzolan, Govazol, Kifluzol, Lunazol, Quazol, Sifluzol, Sporale, Zemyc

Fluconazole Obat Apa?

Fluconazole merupakan jenis obat antijamur dari kelas azole. Obat ini ada di kelas obat yang sama dengan Itraconazole, ketoconazole, dan miconazole. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan jamur dan mencegah pembentukan selaput yang mengelilingi sel-sel jamur, sehingga pertumbuhan jamur terhambat dan infeksi dapat teratasi.

Manfaat Fluconazole

Secara umum manfaat Fluconazole adalah untuk mengatasi infeksi jamur. Obat ini dapat membantu mengatasi infeksi jamur yang menyerang berbagai bagian tubuh mulai dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, paru-paru, kandung kemih, daerah genital, dan darah.

Obat ini juga sering kali digunakan untuk mencegah infeksi jamur pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat pengobatan kanker, transplantasi sumsum tulang, atau penyakit AIDS.

Manfaat obat ini lainnya adalah untuk mengatasi jenis meningitis tertentu.

Dosis Fluconazole

Dosis Fluconazole tergantung pada jenis dan lokasi infeksi. Dokter akan menentukan dosis dan sediaan sesuai dengan kondisi Anda. Berikut adalah dosis yang umum diberikan:

1. Dosis Fluconazole Intravena

Dosis untuk Kandidiasis Orofaringeal atau Kandidiasis Esofagus

  • Dewasa: Dosis awal 200-400 mg pada hari pertama, diikuti 100-200 mg sekali sehari selama 7-21 hari (hingga penyakit sembuh). Pemberian obat yang lebih lama dapat dilakukan untuk pasien dengan fungsi kekebalan tubuh yang terganggu. Pencegahan kambuh untuk pasien HIV: 100-200 mg sekali sehari, atau 200 mg 3 kali seminggu. Laju infus 10 ml/menit.
  • Anak usia 0-14 hari: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg setiap 72 jam. Dosis maksimumnya 12 mg/kg setiap 72 jam.
  • Anak usia 15-27 hari: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg setiap 48 jam. Dosis maksimumnya 12 mg/kg setiap 48 jam.
  • Anak usia 28 hari-11 tahun: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg sekali sehari. Laju infus: 10 ml/menit.

Dosis untuk Infeksi Jamur Coccidioides

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari selama 11-24 bulan. Pengobatan dapat lebih lama bergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Dosis untuk Kandidiasis Invasif

  • Dewasa: Dosis awalnya 800 mg untuk hari pertama, diikuti dengan 400 mg sekali sehari selama 2 minggu.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Cryptococcal Meningitis

  • Dewasa: dosis awal 400 mg pada hari pertama, diikuti oleh 200-400 mg sekali sehari, setidaknya selama 6-8 minggu. Dosis untuk pencegahan pada pasien yang berpotensi mengalami kekambuhan adalah 200 mg sekali sehari.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari. Dosis untuk pencegahan kekambuhan adalah 6 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Kandidiasis Atrofi Kronis

  • Dewasa: 50 mg sekali sehari selama 14 hari.

Dosis untuk Candiduria

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari selama 7-21 hari atau hingga penyakit sembuh.

Dosis untuk Kandidiasis Mukokutan Kronis

  • Dewasa:50-100 mg sekali sehari selama 28 hari atau hingga penyakit sembuh.

Dosis untuk Profilaksis Infeksi Jamur pada Pasien Sistem Imun Lemah

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 3-12 mg/kg sekali sehari.

2. Dosis Fluconazole Oral

Dosis untuk Kandidiasis Orofaringeal atau Kandidiasis Esofagus

  • Dewasa: Dosis awal 200-400 mg pada hari pertama, diikuti 100-200 mg sekali sehari selama 7-21 hari (hingga penyakit sembuh). Pemberian obat yang lebih lama dapat dilakukan untuk pasien dengan fungsi kekebalan tubuh yang terganggu. Pencegahan kambuh untuk pasien HIV: 100-200 mg sekali sehari, atau 200 mg 3 kali seminggu.
  • Anak usia 0-14 hari: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg setiap 72 jam. Dosis maksimumnya 12 mg/kg setiap 72 jam.
  • Anak usia 15-27 hari: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg setiap 48 jam. Dosis maksimumnya 12 mg/kg setiap 48 jam.
  • Anak usia 28 hari-11 tahun: Dosis awal 6 mg/kg, diikuti 3 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Infeksi Jamur Coccidioides

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari selama 11-24 bulan. Pengobatan dapat lebih lama bergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Dosis untuk Kandidiasis Invasif

  • Dewasa: Dosis awalnya 800 mg untuk hari pertama, diikuti dengan 400 mg sekali sehari selama 2 minggu.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Cryptococcal Meningitis

  • Dewasa: dosis awal 400 mg pada hari pertama, diikuti oleh 200-400 mg sekali sehari, setidaknya selama 6-8 minggu. Dosis untuk pencegahan pada pasien yang berpotensi mengalami kekambuhan adalah 200 mg sekali sehari.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 6-12 mg/kg sekali sehari. Dosis untuk pencegahan kekambuhan adalah 6 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Kandidiasis Atrofi Kronis

  • Dewasa: 50 mg sekali sehari selama 14 hari.

Dosis untuk Candiduria

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari selama 7-21 hari atau hingga penyakit sembuh.

Dosis untuk Kandidiasis Mukokutan Kronis

  • Dewasa:50-100 mg sekali sehari selama 28 hari atau hingga penyakit sembuh.

Dosis untuk Profilaksis Infeksi Jamur pada Pasien Sistem Imun Lemah

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari.
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 3-12 mg/kg sekali sehari.

Dosis untuk Dermatofitosis

  • Dewasa: Dosis untuk tinea pedis, tinea korporis, tinea cruris, infeksi Candida adalah 150 mg seminggu sekali atau 50 mg sekali sehari. Dosis untuk onikomikosis adalah 150 mg seminggu sekali. Dosis untuk tinea versicolor adalah 300-400 mg seminggu sekali selama 1-3 minggu atau 50 mg sekali sehari selama 2-4 minggu.

Dosis untuk Candidal Balanitis atau Vaginal Candidiasis

  • Dewasa: 150 mg diberikan dalam dosis tunggal. Pengobatan dan pemeliharaan vaginal candidiasis (4 episode atau lebih dalam 1 tahun) dosisnya adalah 150 mg setiap hari ketiga dengan total 3 dosis untuk hari 1, 4, dan 7, kemudian diikuti dengan dosis pemeliharaan 150 mg sekali seminggu selama 6 bulan.

Dosis di atas adalah dosis yang lazim diberikan. Dosis dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter maupun apoteker.

Petunjuk Penggunaan Fluconazole

Penggunaan obat Fluconazole sebaiknya digunakan sesuai dengan aturannya. Berikut adalah petunjuk penggunaan Fluconazole:

  • Gunakan Fluconazole sesuai dengan sediaannya.
  • Gunakan obat Fluconazole sesuai dengan dosis yang disarankan.
  • Jika tidak sengaja menggunakan obat ini melebihi dosis yang disarankan, segera konsultasikan dengan dokter.

Petunjuk Penyimpanan Fluconazole

Simpan obat Fluconazole sesuai dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan Fluconazole yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat ini pada suhu antara 15-30° C.
  • Simpan obat ini di tempat kering dan tidak lembap, jangan simpan di kamar mandi.
  • Hindari obat ini dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat sudah memasuki masa expired, jangan buang obat sembarangan, diskusikan dengan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.

Efek Samping Fluconazole

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Fluconazole. Berikut adalah berbagai efek samping Fluconazole yang mungkin timbul:

  • Sakit kepala
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Perubahan selera makan
  • Ruam
  • Reaksi alergi

Efek samping di atas beragam dari yang ringan hingga serius. Efek samping tidak selalu terjadi, efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang tentunya berbeda-beda.

Jika Anda merasakan gejala efek samping serius atau reaksi alergi, segera hentikan penggunaan suplemen dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat Fluconazole

Interaksi obat dapat terjadi ketika Fluconazole digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan Fluconazole:

  • Terfenadine
  • Pimozide
  • Clarithromycin
  • Erythromycin
  • Ranolazine
  • Lomitapide
  • Donepezil
  • Voriconazole
  • Quinidine
  • Glyburide
  • Glipizide
  • Warfarin
  • Fenitoin
  • Siklosporin
  • Tacrolimus
  • Sirolimus
  • Teofilin
  • Carbamazepine
  • Nifedipine
  • Amlodipine
  • Verapamil
  • Felodipine
  • Atorvastatin
  • Simvastatin
  • Chlorpromazine
  • Haloperidol
  • Ziprasidone
  • Citalopram
  • Escitalopram
  • Paroxetine
  • Amiodarone
  • Dofetilide

Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu termasuk obat resep, non-resep, hingga obat herbal.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Fluconazole untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Fluconazole

Fluconazole termasuk ke dalam golongan obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Fluconazole :

  • Jangan gunakan obat ini pada pasien yang hipersensitif terhadap Fluconazole dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien yang memiliki riwayat gangguan ginjal, gangguan hati, dan gangguan jantung.
  • Obat ini tidak umum digunakan pada anak-anak dan lansia. Dokter mungkin hanya akan meresepkan pada kasus khusus tertentu.
  • Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui tidak disarankan. Diskusikan dengan dokter tentang penggunaan obat ini apabila Anda sedang hamil atau dalam masa menyusui.
  • Fluconazole dapat menyebabkan pusing dan mengantuk. Tidak disarankan untuk berkendara atau mengoperasikan mesin setelah menggunakan obat ini.

Harga Fluconazole

Harga Fluconazole berbeda-beda di setiap apotek. Obat ini juga tersedia dalam berbagai merek dagang sehingga setiap merek yang berbeda juga kemungkinan memiliki harga yang berbeda.

 

  1. Anonim. Fluconazole. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluconazole/. (Diakses 5 Januari 2019).
  2. Anonim. FLUKONAZOL. http://pionas.pom.go.id/monografi/flukonazol. (Diakses 5 Januari 2019).
  3. Anonim. Fluconazole (Oral Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/fluconazole-oral-route/side-effects/drg-20071428?p=1. (Diakses 5 Januari 2019).
  4. Multum, Cerner. 2019. Fluconazole. https://www.drugs.com/mtm/fluconazole.html. (Diakses 5 Januari 2019).
  5. University of Illinois-Chicago, Drug Information Group. 2018. Fluconazole, Oral Tablet. https://www.healthline.com/health/fluconazole-oral-tablet. (Diakses 5 Januari 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi