Siapa yang tidak kenal dengan virus? Semua orang pasti pernah terserang mikroorganisme ini. Mulai dari yang menyebabkan penyakit ringan seperti flu (influenza) hingga penyakit serius seperti HIV/AIDS. Ketahui jenis, bentuk, struktur, dan perbedaannya dengan bakteri!
Virus adalah organisme yang berukuran sangat kecil yang menjadi ‘biang keladi’ dari berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuh.
Hal ini dikarenakan virus menyerang dan merusak sel-sel di dalam tubuh sebagai cara agar bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Ya, mikroorganisme ini tidak dapat hidup dan berkembang secara mandiri melainkan butuh inang untuk dinaungi, dalam hal ini sel tubuh makhluk hidup lain.
Namanya diambil dari bahasa latin ‘virulae’ yang berarti menular ini akan menempel pada sel tubuh untuk kemudian hidup dan berkembang. Ketika menempel pada sel tubuh, maka akan berakibat pada kerusakan. Kerusakan sel bisa berujung pada 2 (dua) kondisi yaitu antara sel mati atau sel berubah menjadi abnormal.
Ukurannya masih lebih kecil dibandingkan bakteri (bahkan jauh lebih kecil). Bentuk tubuh virus berupa partikel yang menyerupai Kristal dan tidak memiliki inti sel, membran sel, dan sitoplasma sebagaimana mikroorganisme lainnya.
Berikut adalah informasi elemen yang perlu Anda ketahui:
Sebagian besar memiliki materi genetik berupa asam nukleat—deoxyribonucleic acid (DNA) atau ribonucleic acid (RNA)—dan protein. Asam nukleat ini menjadi pembeda antara virus yang satu dengan lainnya.
Sementara itu, terdapat juga partikel infeksi yang disebut sebagai ‘virion’. Virion ini terdiri dari asam nukleat dan protein unik yang dihasilkan oleh gen di dalam asam nukleat.
Protein tersebut lantas membentuk lapisan kulit yang disebut capsid. Fungsi dari kapsid ini adalah untuk melindungi tubuhnya sendiri.
Pada kapsid terdapat protein-protein lainnya di mana salah satunya berperan sebagai enzim.
Viroid adalah organisme yang menyerupai virus. Viroid yang menjadi penyebab sejumlah penyakit ini terdiri dari asam nukleat namun tidak memiliki struktur protein di dalamnya.
Selain Viroid, partikel sejenis lainnya dikenal sebagai Prion. Jika Viroid tidak memiliki protein, maka Prion ini terdiri dari protein kompleks dan molekul asam nukleat dalam jumlah kecil.
Prion umumnya menjadi penyebab penyakit yang berhubungan dengan organ otak di mana target serangannya adalah hewan dan tak terkecuali, manusia.
Ekor virus memiliki fungsi untuk melekatkan bagian tubuhnya pada sel tubuh yang menjadi inangnya. Selain itu, ekor ‘bertugas’ mentransfer materi genetik ke dalam sel inang.
Secara umum, ciri-cirinya meliputi:
Pengklasifikasian didasari oleh sejumlah faktor, yaitu:
Dilihat dari jenis dan ukuran asam nukleat, klasifikasi terbagi ke dalam 3 famili yakni:
Sementara jika dilihat dari ukuran kapsid, diklasifikasikan menjadi:
Mikroorganisme ini menyebabkan infeksi yang berujung pada timbulnya penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga berbahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Hal ini lantas menghasilkan jenis-jenis infeksi yang terdiri dari:
Infeksi pada sistem pernapasan dapat menyerang hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Infeksi pada sistem pernapasan disebabkan oleh jenis-jenis seperti:
Selain sistem pernapasan, kulit adalah organ tubuh yang tak lepas dari ancaman. Jenis-jenis yang menyebabkan infeksi kulit antara lain:
Infeksi ini ditularkan melalui sejumlah cara, utamanya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Jenis yang menginfeksi saluran cerna di antaranya:
Selain itu, infeksi yang diakibatkan oleh konsumsi makanan terkontaminasi juga mencakup penyakit Hepatitis A yang menyerang organ hati (liver).
Jenisnya terdiri dari:
Selain jenis-jenis infeksi di atas, masih ada lagi sejumlah infeksi lainnya seperti:
Keduanya sama-sama menyebabkan infeksi yang berbahaya bagi tubuh. Cara penularannya pun hampir sama, yakni melalui kontak fisik, cairan tubuh, makanan dan minuman terkontaminasi, hingga gigitan nyamuk. Keduanya umumnya memiliki gejala yang mirip, seperti:
Bakteri memiliki struktur yang lebih kompleks daripada virus. Selain itu, bakteri bisa hidup dan berkembang secara mandiri, sedangkan virus membutuhkan sel inang agar dapat berkembang.
Perbedaan virus dan bakteri secara umum lainnya adalah fakta bahwa hampir semua jenis virus berbahaya bagi tubuh, sementara bakteri tidak. Ada beberapa jenis bakteri yang justru bermanfaat bagi tubuh seperti membantu menjaga sistem pencernaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan penanganan penyakit akibat virus dan bakteri menjadi berbeda. Pada kasus penyakit akibat infeksi virus, pengobatan dilakukan dengan memberikan obat anti-virus dengan disertai obat-obatan lainnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kemudian untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, penanganannya dengan memberikan obat antibiotik.