Terlalu Lelah Bekerja Bisa Memicu Penyakit Berikut Ini

Terbit: 25 July 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Masyarakat modern, khususnya yang tinggal di kota besar seringkali harus bekerja dengan sangat keras demi memenuhi kehidupan sehari-hari. Banyaknya kebutuhan rumah tangga membuat mereka harus rela mendapatkan rasa lelah karena bekerja dengan keras. Bagi para pakar kesehatan, rasa lelah karena bekerja ternyata bisa mengganggu sistem metabolisme yang ada pada tubuh. Dalam beberapa kasus, kelelahan berlebihan karena bekerja juga akan memicu beberapa penyakit seperti sebagai berikut.

Migrain adalah penyakit pertama yang akan muncul saat kita terlalu lelah bekerja. Memang, penyakit ini tidak berbahaya atau bahkan mematikan, namun, kita tentu akan sangat terganggu jika migrain kerap datang menyerang, bukan? Bekerja dengan sangat lelah ternyata juga bisa memicu stress dan masalah emosi sehingga akhirnya memicu sensasi tidak nyaman pada kepala. Selain itu, menatap layar komputer terlalu lama juga bisa membuat ketegangan pada saraf mata, apalagi bagi mereka yang kerap melakukan kerja lembur.

Terlalu lelah bekerja juga akan beresiko membuat kita mengalami masalah pencernaan, khususnya peningkatan asam lambung dengan sangat signifikan hingga perut yang mudah terasa mulas. Stress saat bekerja ditengarai menjadi pemicu mengapa keseimbangan asam dan berbagai macam enzim di sistem pencernaan ikut terganggu.

Stress yang berlebihan saat bekerja yang memicu kelelahan ternyata juga bisa berdampak buruk pada kulit kita. Produksi hormon yang menjaga kesehatan kulit akan terganggu mengingat hormon kortisol atau hormon stress justru akan semakin banyak diproduksi dan memicu produksi minyak alam kulit yang berlebihan. Pakar kesehatan menyebutkan jika terlalu lelah bekerja bisa memicu munculnya jerawat, gatal-gatal, psoriasis, dan berbagai masalah kulit lainnya. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum jika stress dan terlalu lelah saat bekerja akan membuat rambut kita mudah rontok dan bisa memicu kebotakan.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi