Sianida adalah senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Seseorang yang keracunan senyawa ini dapat menimbulkan gejala seperti kesulitan bernapas, kejang, hingga menyebabkan kematian. Simak penjelasan lengkap mengenai bahan kimia tersebut dalam ulasan berikut.
Sianida adalah nama untuk suatu bahan kimia yang terdiri dari elemen karbon dan nitrogen (CN) yang saling mengikat satu sama lain. Bahan kimia ini sangat berbahaya jika sampai masuk ke dalam tubuh karena dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen sebagaimana mestinya.
Jika menilik sejarahnya, sianida pada awalnya dimanfaatkan oleh industri pertambangan sebagai medium pengikat logam mulia pada metode amalgamasi. Metode ini terbukti dapat menghasilkan kadar emas hingga 95 persen. Sementara di bidang pertanian, sianida difungsikan sebagai pembasmi hama seperti tikus
Lantas, bagaimana cara kerja sianida hingga bisa menyebabkan kematian? Jawabannya adalah karena bahan kimia tersebut mengandung senyawa yang bernama ion sianida (CN-).
Nah, senyawa tersebut mengganggu sitokrom C oksidase—letaknya ada di dalam sel mitokondria—dalam menjalankan fungsinya yakni mengubah oksigen menjadi energi yang dibutuhkan oleh organ, saraf, maupun jaringan tubuh.
Alhasil, baik organ, saraf, maupun jaringan tubuh akan mengalami malfungsi yang pada akhirnya berakibat pada kematian. Namun seberapa lama kematian dapat terjadi tergantung dari sejumlah faktor yaitu:
Selama ini Anda mungkin berpikir jika racun sianida hanya ada dalam bentuk bubuk. Faktanya, sianida juga dapat ditemukan di kehidupan kita sehari-hari melalui sejumlah medium berikut ini:
Sumber sianida yang pertama adalah tumbuh-tumbuhan. Beberapa jenis tanaman—khususnya tanaman berbuah—yang diklaim mengandung sianida antara lain sebagai berikut:
Kendati demikian, kandungan sianida pada tanaman-tanaman tersebut terbilang sedikit sehingga selama Anda mengonsumsi secara wajar, tidak ada gejala keracunan yang akan muncul. Sementara untuk singkong, merebusnya sampai matang akan menghilangkan kandungan sianida di dalamnya.
Pembersih cat kuku atau kuteks ternyata mengandung bahan kimia yang apabila sampai masuk ke dalam tubuh dapat berubah menjadi racun sianida yang berbahaya,.
Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam menggunakan produk tersebut. Ada baiknya jika Anda juga berkonsultasi dengan dokter perihal pemakaian produk pembersih kuteks guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Laetrile adalah bahan yang biasa digunakan untuk menunjang terapi pengobatan kanker. Faktanya, laetrile ini juga bisa berubah menjadi sianida saat masuk ke dalam tubuh.
Itu sebabnya, obat dengan kandungan bahan ini sebenarnya belum mendapat persetujuan dari United States Food and Drug Administration (USFDA) untuk digunakan dalam pengobatan kanker mengingat risiko efek sampingnya tersebut.
Baca Juga: Keracunan Timbal: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Asap rokok ternyata juga merupakan sumber dari sianida, ini karena tembakau yang menjadi bahan baku rokok mengandung sianida alami. Seorang perokok berpotensi memiliki kandungan sianida dalam darahnya 2 kali lebih banyak ketimbang orang yang tidak merokok.
kan tetapi, non perokok pun apabila menghirup asap rokok kemungkinan juga memiliki risiko yang sama untuk keracunan sianida.
Asap sisa pembakaran sampah menjadi sumber racun sianida selanjutnya yang perlu Anda waspadai, terutama sampah pembakaran yang berasal dari sampah plastik dan karet.
Bahan-bahan yang digunakan oleh sejumlah industri juga kemungkinan mengandung sianida, terutama seseorang yang bersentuhan langsung dengan bahan-bahan tersebut.
Beberapa contoh industri yang dimaksud:
Terdapat sejumlah cara bagaimana seseorang bisa keracunan sianida, yaitu:
Keracunan sianida bisa terjadi apabila seseorang terpapar senyawa tersebut dalam jumlah yang tinggi. Namun, belum ada informasi pasti terkait seberapa tinggi dosis dikatakan berbahaya bagi tubuh.
Perlu diketahui juga, paparan sianida melalui hidung mungkin lebih berbahaya dibandingkan jika senyawa ini tertelan atau mengenai kulit.
Baca Juga: Keracunan Arsenik: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll
Pada dasarnya, ciri dan gejala keracunan terbagi menjadi dua: gejala akut dan kronis. Berikut penjelasannya:
Gejala ini terjadi secara tiba-tiba, seperti:
Gejala ini terjadi dalam waktu lama dan intensitasnya semakin bertambah setiap waktu, seperti:
Segera kunjungi dokter apabila mengalami—atau melihat orang lain—gejala-gejala yang mengarah pada keracunan bahan kimia berbahaya ini. Guna memastikan kondisi, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:
Saat seseorang sudah dipastikan terpapar bahan kimia ini, penanganan harus dilakukan secepat mungkin. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:
Pertolongan awal ini meliputi:
Perawatan medis yang umum dilakukan, di antaranya:
Seseorang yang keracunan sianida mungkin bisa lolos dari kematian. Akan tetapi, ada kemungkinan ia dapat mengalami efek jangka panjang akibat paparan bahan kimia tersebut seperti kerusakan jantung, saraf, dan otak.