PHBS di sekolah sudah lama diterapkan berdasarkan imbauan dari Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Indonesia. Namun, di era new normal pandemi COVID-19 ini semakin digalakkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Lantas apa itu PHBS? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
PHBS atau singkatan dari kata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan oleh kesadaran pribadi. Dengan begitu, keluarga dan seluruh anggotanya dapat menolong diri sendiri terhadap kesehatan dan memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
PHBS pada dasarnya adalah sebuah cara untuk berbagi pengalaman tentang perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok, ataupun masyarakat secara luas dengan komunikasi sebagai media informasi.
Terdapat berbagai informasi yang bisa dibagikan, seperti materi edukasi untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Ada beberapa langkah gerakan PHBS di sekolah hingga tempat kerja, berupa edukasi melalui pendekatan pimpinan masyarakat, pembinaan suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
Hal tersebut bermaksud untuk mengenal dan mengetahui masalah kesehatan yang ada di sekitar, terutama pada tataran rumah tangga yang menjadi awal untuk memperbaiki gaya hidup agar lebih sehat.
Tujuan utama dari PHBS adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui proses edukasi atau pemberian informasi. Ini menjadi awal dari peran serta individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.
Manfaat PHBS yang paling utama adalah terwujudnya masyarakat yang sadar kesehatan, pengetahuan, dan perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
Baca Juga: 7 Tips Menjaga Kebersihan Diri, Ternyata Mudah Banget, Lho!
Secara umum, manfaat PHBS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Dengan begitu, masyarakat dapat mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Masyarakat yang menerapkan gerakan PHBS juga akan mampu menciptakan lingkungan sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Sementara PHBS di sekolah adalah kegiatan memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau menjalani pola hidup sehat untuk mewujudkan sekolah sehat.
Manfaat PHBS di lingkungan pendidikan adalah mampu menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar, dan para siswa, guru, masyarakat di lingkungan sekolah menjadi sehat.
Selain di sekolah, gerakan ini juga bermanfaat untuk masyarakat, rumah tangga, dan lingkungan tempat kerja.
PHBS di lingkungan sekolah/tempat kerja adalah langkah untuk memberdayakan setiap orang agar sadar untuk melakukan gerakan PHBS. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, terutama di masa pandemi COVID-19.
Contoh gerakan PHBS, di antaranya:
Para siswa dapat memanfaatkan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang telah disiapkan di gerbang sekolah, toilet/jamban, kantin, kelas, dan tempat strategis lainnya.
Fasilitas CTPS harus dapat diakses dan pastikan mencuci seluruh bagian tangan sampai bersih, seperti punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku, kemudian keringkan setelahnya.
Sebaiknya mencuci tangan dengan benar secara teratur, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, sarana umum, membuang sampah, menyentuh hewan, dan setelah batuk atau bersin.
Menyediakan jamban yang mencukupi di sekolah sesuai dengan perbandingan siswa sangat penting.
Perbandingannya adalah 1 jamban untuk 25 siswi dan 1 jamban untuk 40 siswa.
Selain ketersediaan jamban yang mencukupi untuk seluruh populasi di sekolah, kebersihan dan kesehatannya juga sangat penting diperhatikan agar nyaman menggunakannya.
Sekolah harus melibatkan siswa untuk menjaga kebersihannya dengan membiasakan menjaga kebersihan di sekolah. Semua populasi sekolah merupakan bagian dari tim yang bekerja untuk menerapkan gerakan PHBS dan memastikan pendidikan berkualitas.
Wabah COVID-19 telah menyebar dengan cepat terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan. Droplet ini melayang di udara saat orang berbicara, batuk, atau bersin. Droplet kemudian
dapat memasuki mulut, hidung, atau mata.
Oleh karena itu, pastikan memakai masker untuk melindungi diri dan orang lain agar tidak terinfeksi virus corona.
Penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan masker dapat mengurangi droplet menyebar ke orang lain. Penggunaan masker dianjurkan untuk semua orang, terutama di tempat umum dan kerumunan.
Mengingat sedang dalam masa perkembangan dan pertumbuhan, anak sekolah memerlukan gizi untuk setiap harinya. Gizi yang didapatkan dari jajanan sehat digunakan sebagai sumber energi, pertumbuhan, meregenerasi sel-sel rusak, dan menjaga kesehatan.
Kebutuhan gizi untuk setiap orang berbeda sesuai dengan jenis kelamin, kelompok usia, aktivitas fisik, dan
kondisi fisiologisnya.
Tidak hanya jajanan sehat, untuk mendapatkan gizi seimbang juga harus membiasakan perilaku hidup bersih,
melakukan aktivitas fisik, dan mengontrol berat badan secara teratur.
Untuk menghindari aroma tidak sedap dan tidak mengundang lalat, pastikan tempat sampah tertutup berada di ruang kelas, jamban, kantin, halaman sekolah, dan di lokasi lainnya. Tempat sampah juga harus dikosongkan setiap hari dengan menggunakan sistem pengelolaan sampah.
Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai kategorinya, yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Cara ini untuk memudahkan dalam memilah sampah.
Menjadi salah satu indikator PHBS, rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur memberikan manfaat yang sangat bagus untuk kesehatan, berikut ini manfaatnya:
Bermain juga termasuk dalam aktivitas fisik yang sama bermanfaat. Manfaat aktivitas fisik, termasuk peningkatan fungsi otak, menjaga daya ingat, dan keterampilan berpikir. Hal ini perlu diterapkan untuk setiap siswa sejak awal.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena menyebabkan kematian dan bisa terjadi karena lingkungan yang kurang bersih.
Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah wabah DBD di lingkungan sekolah. Salah satu caranya dengan melakukan 3M Plus.
Plus yang dimaksud adalah upaya pencegahan tambahan, berikut di antaranya:
Baik siswa, guru, masyarakat lingkungan sekolah sebaiknya tidak merokok, karena mengisap asapnya dapat mengundang beragam penyakit.
Sebatang rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya bagi tubuh, beberapa di antaranya adalah kecanduan, bersifat karsinogenik (zat penyebab kanker), dan menurunkan kandungan oksigen dalam darah.
Guna menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, setiap siswa bersama warga lingkungan sekolah sebaiknya melakukan kerja bakti.
Nah, itulah penjelasan tentang PHBS yang bisa Anda terapkan untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!