16 Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Terjadi & Patut Diwaspadai!

Terbit: 15 April 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penyakit autoimun terdiri dari berbagai jenis. Mengetahui apa saja jenis-jenis penyakit autoimun menjadi penting agar Anda senantiasa waspada karena autoimun merupakan benteng utama tubuh terhadap berbagai penyakit. Apa saja jenis penyakit autoimun yang sering terjadi? Simak informasinya berikut ini!

Apa Itu Penyakit Autoimun?

Penyakit imun menyebabkan kelainan pada sistem dan kerja sel pertahanan tubuh manusia. Sel kekebalan yang seharusnya melindungi tubuh dari gangguan eksternal justru menyerang tubuh sendiri. Jika salah satu dari berbagai jenis penyakit autoimun tidak segera diobati, penyakit ini bisa mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Belum diketahui secara persis apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh keliru menyerang tubuh. Namun, para peneliti menduga bahwa faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut mungkin menjadi pemicu.

Faktor risiko lainnya yang diduga menyebabkan penyakit autoimun adalah pola makan, seperti makan makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan makanan olahan yang dianggap menyebabkan peradangan, yang mungkin memicu respons kekebalan tubuh. Namun, ini masih memerlukan penelitian lanjutan.

Jenis Penyakit Autoimun yang Harus Dikenali

Terdapat 80 lebih jenis yang berbeda, namun berikut adalah 14 penyakit autoimun yang paling sering terjadi:

1. Rheumatoid Arthritis

Sistem kekebalan tubuh akan menyerang sendi pada penderita rheumatoid arthritis (RA). Kondisi ini dapat menyebabkan kehangatan, kemerahan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.

Tidak seperti osteoartritis yang dialami orang seiring bertambahnya usia, jenis penyakit autoimun ini dialami mulai sejak usia 30-an.

2. Diabetes Tipe 1

Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Sistem kekebalan tubuh pada diabetes tipe 1, menyerang dan menghancurkan sel penghasil hormon insulin, di pankreas. Akibatnya, penderitanya akan memiliki kadar gula darah yang selalu tinggi, dan berbeda dengan diabetes pada umumnya, diabetes tipe 1 menyerang penderitanya dari kecil, bahkan sejak lahir.

Pengobatannya berbeda dengan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 hanya bisa diatasi dengan suntik  insulin seumur hidup. Jika gula darah tidak terkontrol, gula darah tinggi bisa merusak pembuluh darah, serta organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

3. Psoriasis

Sel kulit biasanya tumbuh, terkelupas, dan kemudian digantikan dengan sel kulit yang baru. Psoriasis menyebabkan sel kulit berlipat ganda terlalu cepat. Sel tambahan terbentuk dan membentuk bercak bersisik merah yang disebut pola bersisik atau plak pada kulit.

Sekitar 30 persen penderita jenis penyakit autoimun in juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri di persendiannya. Bentuk penyakit ini disebut psoriasis arthritis.

4. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) dapat merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf. Kerusakan pada selubung mielin memengaruhi pengiriman pesan antara otak dan tubuh. Kerusakan ini bisa menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemas, masalah keseimbangan, dan masalah ketika berjalan.

Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk dan tingkat progresivitas yang berbeda. Sekitar 50% orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam 15 tahun setelah terkena penyakit ini.

5. Lupus Eritematosus Sistemik (Lupus)

Jenis penyakit autoimun ini sebenarnya menyerang banyak organ, termasuk sendi, ginjal, otak, dan jantung. Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam termasuk gejala yang paling umum. Karena banyaknya organ yang diserang, gejala dari lupus sangat tidak spesifik dan bahkan menyerupai penyakit-penyakit lain, sehingga pada awalnya, dokter mungkin akan mendiagnosis dengan penyakit lain sebelum pada akhirnya  didiagnosis lupus.

6. Inflammatory Bowel Disease

Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan radang pada lapisan usus. Setiap jenis IBD memengaruhi bagian yang berbeda dari saluran gastrointestinal (GI).

  • Penyakit Crohn bisa menginflamasi bagian manapun dari saluran pencernaan, dari mulut sampai ke anus.
  • Kolitis ulserativa hanya mengganggu lapisan dari usus besar (kolon) dan rektum.

7. Penyakit Addison

Jenis penyakit autoimun yang satu ini dapat menyerang kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron. Memiliki terlalu sedikit hormon ini dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula di dalam tubuh. Gejalanya seperti kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.

8. Penyakit Graves

Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher dan menghasilkan banyak hormon tiroid. Manfaat hormon tiroid untuk mengontrol penggunaan energi tubuh dan metabolisme.

Memiliki terlalu banyak hormon (hipertiroidisme) akan meningkatkan aktivitas tubuh, menyebabkan gejala, seperti berdebar-debar, denyut jantung yang cepat, intoleransi panas, dan penurunan berat badan.

Salah satu gejala umum penyakit ini adalah mata yang menonjol disebut exophthalmos. Exophthalmos dapat memengaruhi hingga 50 persen penderita penyakit Graves.

9. Sjögren’s Syndrome

Sjögren’s syndrome adalah jenis penyakit autoimun yang menyerang sendi, serta kelenjar yang memberi pelumasan pada mata dan mulut. Gejala khas dari sindrom Sjögren adalah nyeri sendi, mata kering, dan mulut kering.

10. Tiroiditis Hashimoto

Produksi hormon tiroid melambat pada tiroiditis Hashimoto. Gejala jenis penyakit autoimun ini, di antaranya kenaikan berat badan, peka terhadap dingin, kelelahan, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).

Antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, perlahan-lahan akan menghancurkan sel-sel yang menghasilkan hormon tiroid. Kadar hormon tiroid yang rendah akan berkembang (hipotiroidisme), biasanya selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Mengonsumsi pil hormon tiroid sintetis harian dapat memulihkan fungsi normal tubuh.

11. Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis menyerang saraf yang membantu otak mengendalikan otot. Bila saraf terganggu, impuls listrik yang dibawa saraf tidak bisa memerintahkan otot untuk bergerak.

Gejala yang paling sering adalah kelemahan otot yang memburuk seiring dengan aktivitas dan membaik jika istirahat. Kebanyakan otot yang terkena adalah otot yang mengontrol menelan dan otot wajah.

12. Vaskulitis

Vaskulitis  terjadi ketika sistem imun menyerang pembuluh darah. Inflamasi menyebabkan penyempitan arteri dan vena sehingga membuat peredaran darah tidak lancar.

Jenis penyakit autoimun ini dapat menyerang organ apapun, sehingga menimbulkan berbagai gejala dan dapat terjadi hampir di semua bagian tubuh. Perawatan dapat dilakukan untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh, seperti prednison atau kortikosteroid lainnya.

13. Anemia Pernisiosa

Kondisi ini menyerang protein yang disebut ‘faktor intrinsik’ yang membuat usus menyerap vitamin B-12 dari makanan. Tanpa vitamin ini, tubuh tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup. Anemia pernisiosa merupakan kondisi yang sering terjadi pada orang yang lanjut usia. Kondisi ini memengaruhi sekitar 0,1% populasi umum, namun mencapai 2% pada pasien di atas usia 60 tahun.

14. Penyakit Celiac

Penderita jenis penyakit autoimun ini tidak dapat memakan makanan yang mengandung gluten–protein yang terkandung di dalam gandum, tepung gandum, dan produk gandum lainnya. Ketika gluten ada di usus, sistem imun menyerangnya dan menyebabkan inflamasi.

Sebagian besar orang yang mengalami sensitivitas gluten, namun kondisi ini bukanlah suatu penyakit autoimun, tetapi memiliki gejala yang serupa dengan penyakit celiac seperti diare dan nyeri perut.

15. Alopecia Areata

Ketika kekebalan  tubuh menyerang folikel atau tempat tumbuhnya rambut, ini menyebabkan folikel rambut menyusut dan berhenti bekerja. Kondisi ini dapat menyebabkan pitak pada rambut  kepala atau bahkan rambut rontok total di tubuh.

Alopecia areata dapat diatasi dengan obat-obatan yang bisa menenangkan sistem kekebalan tubuh dan membantu rambut tumbuh kembali.

16. Ankylosing Spondylitis

Jenis penyakit autoimun berikutnya adalah tipe arthritis yang sebagian besar menyerang tulang belakang, tetapi juga dapat terjadi di dada, leher, pinggul, dan lutut.

Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada tulang belakang. Mungkin tulang membuat postur membungkuk dan menyulitkan untuk bergerak. Kondisi ini juga dapat mengganggu organ-organ tubuh.

Perawatan untuk radang sendi ini seperti peregangan dan latihan khusus dengan obat-obatan untuk membantu mengurangi rasa sakit. Penanganan lainnya mungkin memerlukan pembedahan untuk mengobati sendi yang rusak.

  1. Watson, Stephanie. 2019. Autoimmune Diseases: Types, Symptoms, Causes, and More. https://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders. (Diakses 15 Oktober 2019)
  2. WebMD. 2018. What Are Autoimmune Disorders?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/autoimmune-diseases. (Diakses 15 Oktober 2019)
  3. WebMD. 2019. Guide to Autoimmune Diseases. https://www.webmd.com/rheumatoid-arthritis/ss/slideshow-autoimmune-disease-guide. (Diakses 15 Oktober 2019)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi