DokterSehat.Com – Bell’s palsy atau orang Indonesia sering menyebutnya dengan belpasi adalah suatu keadaan di mana seseorang seperti terserang penyakit stroke ringan (meskipun tak sama persis).
Dalam dunia medis, Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi otot di wajah yang bersifat sementara. Pada umumnya, penderita penyakit Bell’s palsy tidak bisa menggerakan area bibir baik sebelah kiri atau sebelah kanan. Selain itu, mata penderita akan susah untuk menutup atau mengedip dan biasanya hanya menyerang wajah satu sisi saja, baik itu kiri ataupun kanan seperti wajah bengkok.
Penyakit Bell’s palsy bahkan pernah menyerang aktris cantik Angelina Jolie. Penyakit yang diderita mantan istri Brad Pitt ini menyebabkan sebagian wajahnya lumpuh pada pertengahan 2017. Selain penyakit Bell’s palsy, Jolie juga didiagnosis hipertensi. Kedua gangguan kesehatan tersebut diduga karena kesibukannya sebagai seorang aktris dunia dan kegiatan sosialnya.
Sebelum ke penjelasan cara menangani Bells palsy, terlebih dahulu simak perbedaan Bell’s palsy dengan stroke hingga penyebab Bell’s palsy.
Belpasi adalah penyakit yang menyerang saraf tepi saja, sedangkan pada penderita stroke yang terserang adalah saraf pusat. Oleh sebab itu, penderita penyakit Bell’s palsy tidak akan mengalami gangguan pada ingatan, berbeda dengan penderita yang terkena stroke.
Berbeda dengan stroke, penyakit Belpasi terjadi akibat disfungsi saraf VII (saraf fascialis). Kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakan sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dan lain-lain.
Gejala-gejala Bell’s palsy dapat berkembang satu hingga dua minggu setelah menderita pilek, infeksi telinga, atau infeksi mata. Penyakit Bell’s palsy biasanya muncul tiba-tiba, dan Anda mungkin memerhatikan penyakit ini ketika bangun di pagi hari atau ketika mencoba untuk makan dan minum.
Penyakit Belpasi ditandai dengan penampilan murung di satu sisi wajah dan ketidakmampuan untuk membuka atau menutup mata pada sisi yang terkena. Dalam kasus yang jarang terjadi, Bell’s palsy dapat memengaruhi kedua sisi wajah.
Berikut tanda dan gejala yang muncul pada Belpasi adalah:
Segera hubungi dokter Anda mengalami gejala-gejala ini. Anda tidak boleh mendiagnosis diri sendiri, terkena atau tidaknya penyakit Bell’s palsy. Gejala-gejalanya dapat serupa dengan kondisi serius lainnya, seperti stroke atau tumor otak.
Sampai saat ini apa yang menjadi penyebab Bell’s palsy masih menjadi perdebatan. Ada yang menduga terkait infeksi (pembengkakan) pada telinga, karena letaknya yang dekat membuat radang di telinga akan memicu munculnya penyakit Bell’s palsy.
Namun ada juga yang menghubungkannya dengan infeksi beragam virus, terutama penyebab Bell’s palsy yang paling sering adalah virus herpes simpleks. Virus ini akan menyerang langsung ke daerah susunan saraf nervus VII sehingga menyebabkan pembengkakan (udema).
Biasanya dokter akan segera memberikan obat anti-udema (seperti asiklofir) karena biasanya terjadi sumbatan di bagian saraf yang terjepit. Secara umum, pemberian obat berlangsung sekitar dua minggu dan diharapkan bisa segera mengempiskan saraf yang bengkak atau paling tidak agar gangguannya tak semakin berat.
Selain itu, dokter juga akan memberikan obat tetes mata agar mata yang tidak bisa berkedip tidak kering atau mengalami iritasi.
Virus lain yang menjadi penyebab Bell’s palsy termasuk:
Selain pemberian obat, gangguan penyakit ini juga perlu mendapatkan penanganan khusus dengan terapi Bells palsy. Menurut dr. Amendi Nasution Sp.KFR (K) dari Departemen Rehabilitasi Medik RSCM, terapi sangat penting untuk menstimulasi otot yang mengalami kelumpuhan. Menurutnya, jika penderita bell’s palsy tidak distimulasi, otot yang lumpuh lama-kelamaan akan mengecil.
Menurut dokter Amendi, terdapat tiga terapi Bells palsy yang bisa dilakukan antara lain:
Terapi Bells palsy yang pertama adalah elektrikal stimulasi, terapi ini merupakan suatu alat stimulasi otot yang bertujuan untuk mencari otot yang lemah selanjutnya diberi rangsangan tertentu agar lebih kuat atau tak mengecil.
Sedangkan masase atau terapi pijat merupakan suatu manipulasi sistemik dan ilmiah dari jaringan tubuh dengan maksud perbaikan atau pemulihan. Terapi Bells palsy ini memberi efek mengurangi udema, memberi relaksasi otot dan mempertahankan tonus otot.
Sementara terapi kaca atau mirror exercise bisa dilakukan di depan cermin. Penderita penyakit Belpasi diminta untuk mengembungkan mulutnya agar otot yang mengalami gangguan terstimulasi.
Pada intinya, jika semua proses terapi Bells palsy sudah dilalui, peluang penderita untuk sembuh total sangat besar. Artinya, otot dan saraf yang mengalami kelumpuhan tersebut bisa berfungsi kembali seperti semula.
Apalagi jika Bell’s palsy terjadi pada anak, gangguan ini umumnya lebih cepat disembuhkan ketimbang pada orang dewasa. Bila diobati dengan baik, sekitar 90-95% anak akan kembali normal.
Selain terapi Bells palsy, pengobatan penyakit Belpasi juga dapat dilakukan di rumah dengan beberapa perawatan sedernaha hingga obat bebas, berikut di antaranya:
Saat saraf wajah mulai pulih, otot-otot wajah yang kencang dan rileks dapat membantu menguatkan mereka.
Jika ada sedikit atau tidak ada perasaan tidak nyaman di mulut, mudah untuk sisa makanan yang menyebabkan gigi busuk atau penyakit gusi. Menyikat dan membersihkan gigi dengan benang dapat membantu mencegah kerusakan gigi.
Jika mengalami kesulitan menelan, Anda harus mengunyah makanan dengan baik dan makan perlahan. Memilih makanan lunak, seperti yoghurt juga dapat membantu mengatasi masalah menelan makanan.
Untuk meringankan ketidaknyamanan. Beberapa obat penghilang rasa sakit dapat dibeli di apotek atau secara online, termasuk ibuprofen dan Advil.
Kemunculan penyakit Bell’s palsy harus segera mendapatkan penanganan dokter agar mencegah penyakit berkembang menjadi, berikut ini langkah yang harus Anda lakukan: