DokterSehat.Com- Waktu tidur seharusnya bisa menjadi saat dimana kita bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman, namun adanya mimpi buruk membuyarkan hal ini. Bukannya membuat tubuh menjadi lebih bugar, mimpi buruk justru membuat kita terbangun dengan kondisi badan pegal, lelah, napas yang cepat, dan kondisi tidak nyaman lainnya. Masalahnya adalah mimpi buruk ternyata juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan di dalam tubuh.
Pakar kesehatan menyebut kita bisa bermimpi sekitar 3 hingga 5 kali dalam seminggu. Mimpi-mimpi ini bisa menyenangkan namun tak jarang juga bisa berupa mimpi buruk yang sama sekali tidak menyenangkan. Mimpi buruk biasanya akan tampak lebih realistis dan bisa membuat kita terbangun di tengah malam. Selain itu, keberadaan mimpi buruk ini bisa membuat kita ketakutan atau bahkan mendapatkan pengalaman yang kompleks.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Sleep, dihasilkan fakta bahwa dari 351 mimpi buruk yang dipelajari, kebanyakan orang yang mengalaminya melaporkan sensasi mendapatkan agresi fisik, dikejar-kejar, atau mendapatkan perlakukan buruk dari kekuatan jahat. Masalahnya adalah jika mimpi buruk ini sering terjadi, bisa jadi memang ada yang salah pada kesehatan tubuh kita.
Meskipun tidak selalu terjadi, terkadang mimpi yang kita alami bisa menyebabkan gejala seperti berteriak, menggerakkan anggot badan, atau bahkan berjalan dan melompat dari tempat tidur. Menurut Jason ellis dari Northumbria University Center for Sleep Research, disebutan bahwa mimpi buruk terkait dengan emosi dan masalah yang dialami oleh seseorang. Bahkan, mimpi buruk juga terkait dengan masalah tidur dalam jangka panjang.
Pakar kesehatan lainnya, Bill Fish, menyebut rata-rata manusia mengalami mimpi buruk sekali dalam sepekan. Jika frekuensinya meningkat dalam waktu yang lama, bisa jadi kita sedang mengalami stres atau trauma yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Bahkan, bisa jadi hal ini juga terkait dengan masalah kesehatan mental seperti bipolar atau skizofrenia yang tentu tidak bisa disepelekan.
Pakar kesehatan Lauri Loewenberg menyebutkan bahwa saat siang hari, kita bisa mengabaikan berbagai masalah yang kita alami sehingga tidak begitu mempedulikannya. Hal sebaliknya terjadi saat kita tidur malam. Saat inilah kita diminta untuk menyendiri dan akhirnya mempedulikan berbagai masalah, trauma, atau bahkan stres yang dialami.
Berikut adalah beberapa penyebab dari mimpi buruk.
Jangan salah, bisa jadi kebiasaan makan sebelum tidur ternyata terkait erat dengan masalah mimpi buruk yang kita alami. Jika kita makan pedas di waktu yang dekat dengan waktu tidur bisa memicu kegelisahan saat tidur. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam The Journal of the Mind and Body, dihasilkan fakta bahwa makan junk food atau mengonsumsi makanan manis dan bergula bisa memicu gangguan aktivitas gelombang otak yang menyebabkan mimpi buruk. Minuman beralkohol juga bisa menyebabkan dampak yang sama.
Beberapa jenis obat-obatan seperti antidepresan atau obat tekanan darah bisa menyebabkan mimpi buruk sehingga tidak boleh dikonsumsi dengan sembarangan.
Jika kita mengalami kurang tidur, maka tubuh akan kesulitan untuk menerapkan siklus tidur yang baik sehingga membuat kita lebih rentan mengalami mimpi buruk. Masalahnya adalah mimpi buruk juga bisa membuat kita kurang tidur.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mimpi buruk memang seringkali terkait dengan gangguan psikologi. Pakar kesehatan menyebut kecemasan berlebih, stres berat, hingga gangguan stres pasca trauma bisa menjadi penyebabnya. Beberapa konflik atau masalah yang belum terselesaikan juga akan menjadi pemicunya.