Bintik merah DBD adalah salah satu gejala yang muncul saat seseorang terkena demam berdarah dengue. Pada beberapa kasus, gejala ini sulit dibedakan dengan penyakit campak. Simak penjelasan lengkap mengenai perbedaan bintik merah pada campak dan DBD berikut ini.
Gejala demam berdarah biasanya berkembang sekitar 5 hingga 8 hari setelah terinfeksi dan biasanya hilang setelah 1 minggu. Setelah itu, Anda mungkin masih merasa lelah dan sedikit tidak enak badan selama beberapa minggu setelahnya.
Sementara pada kasus campak, perbedaan bintik merah adalah dari waktu, lokasi, dan bentuknya. Tanda dan gejala campak muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Pada masa ini gejala campak sering kali tidak akan muncul.
Bintik merah campak muncul sekitar 2 hingga 4 hari setelah gejala awal dan biasanya menghilang setelah satu minggu. Keadaan ini juga bisa menyebabkan rasa sakit pada hari pertama dan kedua setelah muncul. Pada umumnya, bintik juga pertama kali muncul di kepala/leher sebelum menyebar ke seluruh tubuh.
Bintik merah campak terbentuk dari bercak besar yang sering berkaitan satu sama lain. Selain itu, bintik-bintik kecil merah kecokelatan juga dapat muncul dan biasanya disertai dengan rasa gatal.
Jika seseorang telah mendapatkan vaksin MMR atau pernah menderita campak sebelumnya, kecil kemungkinan bintik merah disebabkan oleh campak. Hal ini membuat bintik merah DBD pada bayi menjadi salah satu penyebabnya.
Perbedaan bintik merah pada campak dan DBD lainnya adalah bintik merah campak terlihat serupa dengan kondisi masa anak-anak lainnya seperti slapped cheek syndrome, roseola, atau rubella.
Pada beberapa kasus, banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi virus dengue. Bahkan, gejala yang muncul bisa disalahartikan sebagai penyakit lain, contohnya adalah flu. Selain menyebabkan demam tinggi, gejala lain dari DBD adalah:
Sementara itu, tanda demam berdarah parah—yang merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa—dapat berkembang dengan cepat. Gejala biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, dan mungkin termasuk:
Segera cari pertolongan medis jika Anda baru saja mengunjungi daerah di mana demam berdarah diketahui terjadi dan Anda mengalami beberapa tanda dan gejala parah seperti di atas.
Tidak ada pengobatan khusus untuk kondisi ini. Salah satu perawatan yang paling mudah dilakukan adalah dengan meningkatkan asupan cairan. Jika Anda menderita demam berdarah parah, Anda mungkin membutuhkan:
Tidak ada obat khusus untuk mengobati infeksi dengue. Obat penghilang rasa sakit, seperti Tylenol atau paracetamol dapat membantu menurunkan demam dan meredakan rasa sakit.
Sedangkan obat antiinflamasi non steroid seperti aspirin atau ibuprofen tidak disarankan, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan internal. Jika gejala semakin memburuk dalam 24 jam pertama setelah demam turun, Anda harus ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Demam berdarah yang parah dapat menyebabkan perdarahan internal dan kerusakan organ. Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya, sehingga menyebabkan syok. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin bisa menularkan virus ke bayi saat melahirkan. Selain itu, bayi dari wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin.
Berikut adalah berbagai pencegahan yang bisa dilakukan, di antaranya:
Di wilayah di mana demam berdarah biasa terjadi, satu vaksin demam berdarah (Dengvaxia) disetujui untuk orang berusia 9 hingga 45 tahun yang pernah menderita demam berdarah setidaknya satu kali. Vaksin diberikan dalam tiga dosis selama 12 bulan.
Vaksin ini disetujui hanya untuk orang yang memiliki riwayat demam berdarah atau yang pernah menjalani tes darah yang menunjukkan infeksi sebelumnya dengan salah satu virus dengue (seropositivity)
Pada orang yang belum pernah menderita demam berdarah sebelumnya (seronegative), menerima vaksin tampaknya meningkatkan risiko demam berdarah parah dan dirawat di rumah sakit.
Meski begitu, penggunaan vaksin menurut World Health Organization bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi penyebaran demam berdarah di mana penyakit itu umum terjadi. Mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama pencegahan penyebaran.
Jika Anda tinggal atau bepergian ke daerah yang sering terkena demam berdarah, tips berikut dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk:
e