Terbit: 7 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Seorang pria pensiunan dari Rusia tidak menyangka jika selama ini ia hanya hidup dengan otak separuh saja. Bahkan, dokter yang memeriksa kondisinya juga tak kalah keheranan. Bagaimana tidak, sang pria mampu menjalani kehidupan dengan normal sebagaimana manusia pada umumnya.

Hidup 60 Tahun, Pria Ini Baru Sadar Otaknya Hanya Separuh

Kehidupan Sang Pria Meski Hanya Memiliki Otak Separuh

Meski otaknya hanya sebagian saja, sang pria yang tidak diketahui namanya ini tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal. Bahkan, sang pria diketahui pernah bekerja di angkatan bersenjata dan memiliki gelar sarjana.

Sebagai informasi, pria berusia 60 tahun ini melakukan pemindaian otak setelah mengalami serangan stroke iskemik. Proses pemindaian otak dilakukan di sebuah klinik yang ada di selatan Ibu Kota Rusia, Moskow. Hasil pemindaian inilah yang membuat para dokter kebingungan.

Bagaimana tidak, stroke yang menyerang sang pria membuat sirkulasi darah di otak bagian kanannya mengalami kegagalan, namun hal ini bukan karena bagian otak yang rusak permanen, melainkan di bagian otak kanan ini benar-benar kosong seperti lubang hitam. Hanya saja, sang pria memang mengalami masalah pada gerakan di satu sisi lengan serta kaki.

Saat sang pria mulai pulih, ia tidak ingin dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menganggap kehidupannya selama ini baik-baik saja dan ia tidak ingin mendapatkan popularitas akibat hal ini.

Sang pria menyebut sejak anak-anak, ia sama sekali tidak mengalami masalah fisik dan mental meskipun hanya memiliki otak separuh. Sementara itu, pakar kesehatan dr. Marina Anikina menyebut hal ini sepertinya terkait dengan tidak berlangsungnya perkembangan otak saat sang pria masih berada dalam kandungan ibunya.

“Biasanya, hal ini tidak mempengaruhi masalah intelektual, namun mereka akan mengalami gangguan pergerakan. Bahkan, dalam banyak kasus, hal ini juga berujung pada keguguran. Hanya saja, pria ini sepertinya sangat beruntung karena ia bisa lahir dan bahkan hidup dengan normal selama 60 tahun,” ucap dr. Anikina.

Beberapa Kelainan Otak Lain yang Mungkin Terjadi

Selain kasus otak separuh sebagaimana yang dialami pria dari Rusia, pakar kesehatan menyebut ada beberapa kelainan otak lainnya yang mungkin terjadi.

Berikut adalah kelainan-kelainan tersebut.

  1. Mengalami Meningitis

Sebenarnya, meningitis bukanlah kelainan, melainkan sebuah penyakit, tepatnya peradangan yang terjadi pada selaput otak akibat infeksi. Gejala dari masalah kesehatan ini adalah kepala yang terasa pusing, badan yang terasa lemas, demam tinggi, hingga sensasi nyeri pada leher.

Gejala lain yang bisa disebabkan oleh meningitis adalah benjolan pada leher dengan warna kemerahan. Jika hal ini tak kunjung ditangani, maka akan menyebabkan gangguan fungsi saraf. Bahkan, banyak korban dari masalah kesehatan ini yang berakhir dengan kematian.

  1. Masalah Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah kelainan yang membuat sirkulasi cairan otak mengalami gangguan. Hal ini bisa membuat korban mengalami pembesaran ukuran kepala dengan drastis. Bahkan, dalam banyak kasus, hal ini juga bisa memicu pembekuan darah yang berbahaya.

  1. Masalah Parkinson

Parkinson terjadi akibat kerusakan pada sel-sel neuron otak, khususnya dalam hal produksi dopamine. Hal ini membuat produksi hormon ini terlalu banyak dan akhirnya memicu kontraksi pada bagian tubuh layaknya bibir, leher, tangan, dan lain-lain.

  1. Masalah Ataksia

Ataksia bisa menyebabkan masalah pada pusat pengendalian gerakan di dalam otak. Hal ini membuat cara berjalan seseorang terganggu dan tremor pada berbagai bagian tubuh.

  1. Masalah Ensefalitis

Ensefalitis disebabkan oleh virus yang memicu peradangan pada otak yang akhirnya menyebabkan gangguan fungsi tubuh dengan signifikan.

 

Sumber:

  1. Wood, Tom. 2019. Doctors Discover Man Has Lived 60 Years With Half His Brain. ladbible.com/news/interesting-man-discovered-to-have-lived-60-years-with-half-his-brain-20190712. (Diakses pada 7 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi