Gejala anemia ada banyak, namun jarang disadari oleh seseorang. Seperti yang kita tahu, darah adalah salah satu komponen tubuh yang memiliki peran vital, yakni sebagai ‘kendaraan’ bagi oksigen dan juga nutrisi yang didapatkan melalui makanan untuk menuju organ-organ tubuh sehingga organ-organ tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sayangnya, ada sejumlah masalah yang bisa terjadi pada darah kita, salah satunya anemia.
Anemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara memadai. Masalah kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan mengingat fungsi sel darah merah bagi tubuh sangatlah penting.
Ketika jumlah sel darah kurang ideal, hal ini berdampak pada terhambatnya distribusi oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Pada perkembangannya, anemia pun bisa menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung yang tentunya berbahaya bagi tubuh.
Ada sejumlah kondisi yang mana jika Anda mengalaminya, bisa jadi ini merupakan pertanda Anda sedang mengalami anemia atau kurang darah. Apa saja ciri atau gejala anemia tersebut? Berikut informasinya!
Ciri-ciri anemia yang pertama adalah tubuh sering merasa lelah. Menurut penelitian, gejala ini menimpa lebih dari setengah pengidap anemia.
Tubuh terasa lelah sebagai gejala anemia dikarenakan terhambatnya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh, termasuk ke jaringan dan otot-otot tubuh.
Selain itu, kondisi ini juga membuat jantung jadi harus bekerja ekstra untuk menyalurkan darah yang berisikan oksigen. Alhasil, tubuh jadi mudah lelah.
Sejatinya, lelah adalah kondisi yang wajar dan pasti terjadi setiap harinya terutama pasca seseorang melakukan berbagai aktivitas. Lelah yang menjadi pertanda anemia biasanya juga disertai oleh ciri lainnya seperti sulit berkonsentrasi dan mudah tersulut emosi.
Gejala kurang darah selanjutnya adalah napas yang terasa pendek. Munculnya gejala ini tak lepas dari rendahnya kadar sel darah merah (hemoglobin) yang lantas juga menyebabkan kadar oksigen ikut mengalami penurunan.
Ketika jumlah oksigen di dalam tubuh kurang memadai, tubuh pun jadi harus bekerja ekstra guna menyerap oksigen dari luar. Caranya? Dengan meningkatkan frekuensi bernapas. Itu sebabnya, napas akan menjadi lebih pendek.
Mereka yang mengalami anemia juga biasanya dapat dikenali dari kondisi kulit yang terlihat lebih pucat dari orang lain yang tidak mengalami masalah kesehatan yang satu ini.
Hal tersebut dimungkinkan oleh karena kurangnya hemoglobin turut memengaruhi kesehatan kulit. Pada kondisi normal, hemoglobin berfungsi untuk menghasilkan warna merah segar pada darah. Ketika hemoglobin berjumlah sedikit, warna merah pada darah akan sedikit memudar.
Perubahan warna darah inilah yang lantas menyebabkan kulit menjadi tampak pucat. Gejala anemia yang satu ini umumnya muncul ketika anemia sudah masuk ke tahap sedang hingga parah.
Sakit kepala atau kepala teras pusing menjadi ciri-ciri anemia lainnya yang dapat diidentifikasi. Kondisi ini tak lain disebabkan oleh berkurangnya pasokan oksigen menuju otak karena jumlah sel darah merah yang kurang memadai.
Akibatnya, pembuluh darah menuju otak mengalami penyempitan dan memicu terjadinya tekanan. Inilah yang kemudian menghasilkan rasa nyeri dan sensasi pusing di kepala Anda.
Berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi penting lainnya akibat anemia juga berdampak pada kesehatan kulit dan rambut.
Anemia membuat penderitanya mengalami masalah pada kulit dan rambut yakni keduanya jadi tampak kering dan tidak sehat.
Bahkan pada rambut, anemia juga lama-kelaman dapat berujung pada kondisi rambut rontok dikarenakan kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang seharusnya mendukung pertumbuhan rambut.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan, pada kadar hemoglobin yang rendah maka jantung perlu bekerja lebih keras dengan berdetak lebih cepat sehingga menimbulkan rasa berdebar-debar, selain itu darah dengan kadar hemoglobin yang rendah juga cenderung lebih ‘encer’ sehingga bisa menimbulkan turbulensi pada katup jantung, menimbulkan suara murmur yang khas bila diperiksa dengan stetoskop.
Mereka yang mengidap anemia juga umumnya akan merasakan gejala yang satu ini. Kurangnya kadar sel darah merah membuat jantung harus mengeluarkan ‘tenaga’ ekstra guna menjaga pasokan oksigen ke seluruh tubuh tetap terjaga.
Masalahnya, hal ini lama-kelamaan dapat menganggu kinerja dari jantung itu sendiri. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin komplikasi berupa gagal jantung dapat terjadi.
Mulut dan lidah yang membengkak menjadi ciri-ciri anemia lainnya yang dapat dikenali. Tak hanya itu, kadang mulut dan lidah juga terlihat pucat.
Pembengkakan yang terjadi pada mulut dan lidah diakibatkan oleh rendahnya kadar myoglobin. Myoglobin adalah protein yang terdapat di dalam sel darah merah dan fungsinya untuk menunjang fungsi otot, termasuk otot lidah.
Kekurangan darah juga ditandai oleh kram pada kaki, pun sejumlah gejala lainnya seperti kaki terasa gatal dan kesemutan.
Kondisi ini umumnya akan bertambah parah pada malam hari. Jika tidak segera ditangani, tentunya dapat menyebabkan penderitanya jadi sulit untuk tidur nyenyak.
Tangan dan kaki juga bisa saja terasa dingin ketika mengalami anemia. Seperti yang diketahui, darah berperan untuk mengatur suhu tubuh.
Manakala kadar sel darah merah berkurang, hal ini akan secara otomatis membuat suhu tubuh mengalami penurunan. Alhasil, tubuh jadi terasa lebih dingin seperti di bagian tangan dan kaki.
Gejala anemia yang terakhir adalah kuku menjadi terlihat lebih rapuh. Kondisi yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah koilonychia ini memang jarang terjadi, namun bukan berarti Anda boleh menyepelekannya.
Koilonychia biasanya akan muncul saat anemia yang diderita sudah mencapai tahap kronis (berlangsung lama). Ini juga menjadi pertanda bahwa Anda harus segera mendapatkan pertolongan medis guna mencegah kondisi bertambah buruk.
Anemia sejatinya terdiri dari berbagai macam jenis, tergantung dari kondisi yang menjadi pemicunya. Setiap jenis anemia memiliki ciri atau gejala lain selain gejala umum di atas.
Berikut adalah ciri-ciri anemia berdasarkan jenisnya.
Anemia aplastik adalah jenis anemia yang terjadi ketika sel-sel di sumsum tulang belakang mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat memproduksi sel darah merah, bisa disertai kegagalan memproduksi sel darah yang lain misal kadar trombosit atau leukosit yang juga rendah. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Anemia pernisiosa adalah jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan (defisiensi) vitamin B12. Ciri atau gejala dari anemia ini adalah:
Anemia hemolitik adalah jenis anemia yang dipicu oleh tidak mampunya sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah merah baru sebagai pengganti sel darah merah yang rusak.
Gejala anemia yang satu ini meliputi:
Anemia fanconi adalah jenis anemia yang tergolong penyakit genetik. Penyakit ini terjadi ketika sumsum tulang belakang tidak dapat memproduksi sel darah utama yang berjumlah tiga.
Gejala-gejala yang akan muncul pada penderita anemia jenis ini adalah:
Anemia sel sabit adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah secara sempurna. Alih-alih berbentuk utuh, sel darah merah justru tampak seperti bulan sabit.
Jenis penyakit kekurangan darah yang satu in ditandai oleh ciri-ciri:
Kurangnya asupan asam folat ke dalam tubuh juga memicu terjadinya kondisi kurang darah. Hal ini lantas ditandai oleh gejala-gejala berikut:
Anemia akibat kurangnya asupan zat besi menjadi jenis yang paling umum terjadi. Ini dikarenakan zat besi memang merupakan komponen utama dalam proses produksi sel darah merah.
Kondisi ini ditandai oleh sejumlah gejala, seperti:
Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas dan telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan apakah hal ini terkait dengan anemia atau masalah kesehatan lainnya. Pemeriksaan meliputi:
Dalam mendiagnosis diabetes, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya meliputi:
Tahap selanjutnya adalah memeriksa kondisi fisik pasien untuk mencari tahu apakah ada abnormalitas pada tubuh yang mengarah ke gejala anemia ini.
Pemeriksaan fisik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Selain itu, prosedur pemeriksaan fisik standar seperti mengukur tekanan darah, berat dan tinggi badan juga akan dilakukan di tahap ini.
Pemeriksaan penunjang dilakukan guna menguatkan diagnosis. Pemeriksaan yang dimaksud di antaranya sebagai berikut:
Apabila hasil diagnosis mengatakan Anda mengalam anemia, maka mulai dari sekarang lakukan sejumlah tips berikut ini untuk membantu mengatasi masalah ini: