DokterSehat.Com – Belakang ini masyarakat dihebohkan dengan fenomena keracunan miras oplosan secara massal. Metanol merupakan salah satu penyebab keracunan yang marak dioplos menjadi minuman keras oplosan. Kandungan lain dalam miras oplosan selain metanol terdiri dari berbagai campuran antara lain alkohol (>55% etanol), obat-obatan, minuman bersoda atau softdrink, suplemen kesehatan, bahan kimia seperti spirtus.
Berbeda dari minuman alkohol yang beredar saat ini, pada miras oplosan tidak bisa ditentukan berapa persen kandungan pasti etanol. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman beralkohol yang beredar di Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
Pada miras oplosan, kandungan etanolnya justru sangat rendah namun metanolnya sangat tinggi bahkan bisa melebihi 50%. Metanol dan etanol mempunyai bau dan bentuk cairan yang sama, oleh karena itu orang yang sudah kecanduan alkohol dengan keterbatasan dana memilih menggunakan methanol dibandingkan etanol karena harganya jauh lebih murah. Dilihat dari bahaya terhadap kesehatan, metanol jauh lebih berbahaya daripada etanol.
Efek kesehatan atau gejala keracunan alkohol yang ditimbulkan dari etanol antara lain:
Efek kesehatan yang ditimbulkan oleh metanol adalah multiple organ failure (kegagalan organ-organ) yang melalui empat fase-fase toksik :
Penagangnan keracunan alkohol dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
Cara ini untuk membersihkan metanol dari dalam darah. Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari zat-zat beracun, melalui proses penyaringan di luar tubuh menggunakan mesin dialisis.
Jika pasien sadar, segera tanyakan apakah ada riwayat minum alkohol sebelumnya, waktu minum, berapa banyak jumlah cairan alkohol yang diminum dan produk alkohol apa yang diminum.
Hal ini dapat membantu penanganan menjadi lebih baik. Jika jawabannya adalah iya – terdapat riwayat konsumsi alkohol. Segera bawa ke rumah sakit, agar diberikan anti-dotum dari metanol yaitu etanol atau fomepizole. Kedua bahan ini dapat menghambat alkohol dehidrogenase, sehingga mengurangi konversi metabolisme metanol menjadi metabolit toksik (asam format).
Pemberian anti-dotum ini semakin cepat semakin baik. Jika kondisi pasien sudah terlanjur melewati fase laten, umumnya pemberian etanol tidak terlalu berefek pada proses detoksifikasi karena telah terjadi proses perubahan formaldehid menjadi asam format.
Memberikan banyak minum air untuk menghindari terjadi dehidrasi dan mengurangi kadar racun di dalam tubuh.
Pertolongan pertama adalah menjaga jalan napas karena orang yang keracunan metanol dapat berisiko terjadi aspirasi ke dalam paru-paru. Menjaga jalan napas adalah menjamin bahwa jalan masuknya udara ke paru tidak terhambat sehingga kebutuhan oksigen ke dalam tubuh terpenuhi.
Nah, itu dia cara menangani korban keracunan miras oplosan. Semoga bermanfaat, Teman Sehat!