DokterSehat.Com – HPV atau human papilloma virus adalah jenis virus yang mudah sekali menyebar melalui aktivitas seks atau sentuhan saja. Virus yang masuk atau menempel ke tubuh jenisnya juga cukup banyak. Ada yang menyebabkan kutil kelamin saja dan ada yang menyebabkan kanker di serviks, anus, penis, dan kerongkongan.
Wanita yang sedang hamil dan menyusui memiliki kemungkinan terkena HPV yang cukup tinggi. Bahkan, dari beberapa studi, sekitar 40 persen wanita hamil positif memiliki HPV di dalam tubuhnya. Nah, salah satu kekhawatiran wanita yang positif HPV adalah menularnya virus saat menyusui.
Apalagi HPV adalah salah satu virus yang mudah sekali mengalami penyebaran khususnya pada pasangan yang aktif secara seksual. HPV bisa menyebar melalui seks yang tidak aman. Bahkan, penggunaan kondom sekalipun masih memungkinkan terjadi penularan dari virus.
Sebenarnya virus HPV yang masuk ke dalam tubuh tidak langsung menyebabkan masalah pada tubuh. Kalau seorang wanita memiliki daya tahan tubuh baik, virus kemungkinan besar mengalami dorman. Meski demikian, virus akan tetap ada pada tubuh dan dibersihkan oleh tubuh perlahan-lahan.
Kalau kondisi tubuh dengan tidak baik padahal mengalami infeksi HPV, virus akan mudah menyebar ke seluruh tubuh. Yang dikhawatirkan adalah virus bisa menyebar ke bayi yang sedang disusui oleh ibunya. Nah, mungkinkah hal ini terjadi?
Penelitian tentang HPV dan penularannya saat menyusui masih sangat sedikit atau terbatas. Beberapa lembaga kesehatan di Amerika yang menangani bayi tetap menyarankan pemberian ASI secara eksklusif hingga usia bayi 2 tahun. Pemberian susu ini baru dihentikan kalau ibu terkena HIV atau mengonsumsi obat tertentu.
Sebelum kita membahas tentang penelitian yang membahas tentang boleh atau tidaknya ibu menyusui padahal positif HPV, kita harus tahu dua hal. Pertama, HPV memiliki banyak sekali strain virus. Tidak hanya ada satu jenis HPV saja, ada banyak HPV yang bisa masuk, tapi tidak semuanya menyebabkan masalah seperti kanker atau kutil.
Kedua, HPV bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu kalau menempel dan dorman. Namun, kalau sampai menginfeksi, akan susah disembuhkan meski gejalanya bisa ditekan agar tidak kambuh kembali.
Dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 silam. Penelitian melakukan uji sampel pada 80 air susu ibu yang positif HPV. Dari sampel itu hanya ada 2,5% yang mengandung HPV. Pun jenis strain yang didapatkan bukanlah jenis yang menyebabkan kanker di tubuh.
Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2012 juga menyatakan kalau ibu dengan kondisi positif HPV masih bisa menyusui. Peluang penularan virus HPV melalui air susu ibu sangat kecil. Jadi, meski terkena infeksi HPV, proses pemberian ASI tetap harus berjalan dengan lancar.
Yang perlu diperhatikan adalah penularan HPV yang terjadi melalui kontak fisik seperti sentuhan tangan. Kalau ibu memiliki kutil kelamin dan menggaruknya, virus akan menempel pada tangan. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi kalau sampai tangan itu digunakan untuk menyentuh bayi. Tentu virus bisa menular dengan mudah.
Menyusui bayi hingga berusia 2 tahun memberikan manfaat yang cukup besar untuk ibu dan bayi. Manfaat yang akan didapatkan susah sekali dipenuhi dengan nutrisi lain atau pengobatan tertentu di luaran sana.
Kalau ibu memiliki infeksi HPV, menyusui harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan anjuran dari dokter. Dengan begitu, peluang terjadi masalah pada bayi bisa diatasi sedini mungkin.
Meski berbahaya dan bisa menyebar dengan mudah, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi HPV khususnya wanita yang baru saja melahirkan.
Dari ulasan di atas kita bisa menyimpulkan kalau wanita dengan HPV positif masih bisa menyusui. Meski masih boleh menyusui, wanita tetap harus melakukan pengobatan hingga kondisi tubuhnya membaik.
Sumber: