Alasan Mengapa Tidak Lagi Haid Setelah KB Suntik

Terbit: 13 September 2017 | Diperbarui: 17 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sebuah postingan yang diunggah oleh akun bernama Mey Erlyn di media sosial Facebook viral di dunia maya. Dalam postingan tersebut, Mey menceritakan pengalamannya setelah menggunakan kontrasepsi berupa KB suntik yang membuatnya tidak lagi haid selama 3 tahun. Bahkan, setelah tidak menggunakan KB, kondisi tidak haid ini masih berlanjut. Sebenarnya, apa yang membuat pengguna KB suntik bisa tidak lagi haid?

Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Profesor Dr. dr. Birran Affandi, SpOG(K) menyebutkan bahwa ada beberapa efek samping yang bisa didapatkan dari KB suntik. Biasanya, efek samping ini datang dari kandungan hormon progestin dari KB suntik tersebut. Sebagai informasi, progestin mampu menekan ovulasi dan membuat selaput lendir rahim menjadi lebih tipis atau tidak tumbuh sama sekali sehingga mampu mencegah kehamilan. Tipisnya selaput lendir inilah yang bisa membuat pendarahan saat haid berkurang. Bahkan, dalam banyak kasus, selaput lendir ini sama sekali tidak terbentuk sehingga akhirnya tidak akan memicu pendarahan sama sekali sebagaimana wanita haid pada umumnya.

Gangguan menstruasi setelah melakukan KB suntik sangatlah berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang harus menunggu hingga 3-6 bulan untuk mendapatkan kembali menstruasi secara teratur, bahkan ada yang harus menunggu hingga 1 tahun setelah tidak lagi melakukan KB suntik.

Hanya saja, dr. Birran menyebutkan bahwa tidak semua wanita mengalami efek samping tersebut. Cukup banyak wanita yang tidak merasakan efek samping apapun dan tubuhnya berada dalam kondisi yang sehat. Karena alasan inilah sebelum memutuskan KB apa yang akan dipilih, pasangan sebaiknya berkonsultasi pada dokter atau bidan terlebih dahulu.

Menurut dr. Birran, kontrasepsi hormonal telah terbukti bisa memberikan banyak manfaat kesehatan seperti menekan resiko kanker ovarium, infeksi panggul, serta kanker endometrium sehingga bisa menjadi pilihan KB bagi kaum hawa.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi