DokterSehat.Com – Impotensi atau disfungsi eeksi adalah gangguan ereksi dimana penis tidak bisa keras meskipun ada stimulasi seksual yang merangsang. Oenyebabnya ada dua yaitu faktor fisik dan psikologis, atau kombinasi keduanya.
Apabila kondisi tubuh tidak fit, maka kondisi ini akan menganggu fungsi seksual seseorang. Umumnya, fisik atau kebugaran merupakan faktor penting yang berkontribusi dalam pencapaian ereksi. Apabila kondisi badan tidak sehat, maka fungsi ereksi juga akan terganggu. Sebaliknya, apabila tubuh dalam kondis yang sehat, maka fungsi ereksi juga akan berfungsi sebagaimana umumnya.
Jika gangguan ereksi terjadi terus menerus, maka kemungkinan gangguan ereksi tersebut disebabkan oleh faktor lainnya. Biasanya, beberapa penyakit yang diderita oleh seseorang akan mempengaruhi fungsi seksualnya. Diabetes misalnya, jenis penyakit ini akan memperburuk kondisi kesehatan seksual seseorang. Umumnya, jenis penyakit ini akan menganggu proses aliran darah, padahal proses aliran darah berkontribusi besar dalam tercapainya ereksi.
Selain jenis penyakit yang sudah disebutkan di atas, masih ada jenis penyebab lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya impotensi. Stres, depresi dan masalah lainnya, jenis penyebab tersebut dikategorikan dalam faktor psikologi. Masalah psikologi ini merupakan jenis faktor yang tidak mudah untuk diselesaikan dan tergolong masalah paling rumit karena tidak semua psikolog bisa berhasil menemukan akar penyebab dari suatu permasalahan yang dialami oleh pasiennya.
Umumnya, stres dan masalah yang membebani pikiran akan memperburuk kinerja seks pria. Kondisi ini juga akan membunuh gairah seksnya, sehingga dalam keadaan seperti ini banyak pria yang mengalami gangguan pada ereksinya. Ini dikarenakan gairah seks dalam dirinya sudah mulai menghilang, sehingga otak tidak dapat menerima rangsangan guna melangsungkan proses ereksi.
Perlu Anda ketahui, bahwa faktor psikologi bertanggung jawab terhadap 10% hingga 20% dari semua kasus gangguan ereksi (impotensi). Kebanyakan kasus impotensi yang disebabkan oleh faktor psikologi dapat terjadi karena adanya pengalaman sekskual yang buruk pada masa lalu, sehingga keadaan tersebut mempersulit seseorang untuk bisa menerima rangsangan seksual.
Sebagian besar gangguan ereksi seperti ini dialami oleh pria muda, bahkan hampir jarang pria di atas usia 30 tahun mengalami permasalahan seperti ini. Mungkin, jika ada seorang pria yang pada usia 30 tahun ke atas mengalami gangguan ereksi, hal tersebut terjadi karena adanya gangguan kesehatan seperti yang sudah disebutkan di atas, yakni diabetes.
Faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya gangguan ereksi atau impotensi adalah psikologi, ujar Cohen. Pada pria di atas usia 40 tahun, gangguan ereksi karena masalah psikologi biasanya adalah reaksi sekunder. Faktor utama yang mendasari terjadinya gangguan ereksi pada pria di atas usia 40 tahun adalah fisik, dimana sudah disebutkan sebelumnya bahwa berbagai macam jenis penyakit akan mempengaruhi kesehatan seksual pria, termasuk pada ereksinya.
Umumnya, jenis-jenis permasalahan yang menyebabkan terjadinya gangguan ereksi bukan hanya satu atau dua. Beragam jenis masalah yang mempengaruhi emosional seseorang akan memicu timbulnya gangguan ereksi seperti yang telah disebutkan. Ini terjadi karena permasalahan yang dihadapinya membebani pikirannya, sehingga akan selalu cemas dan takut dan pada akhirnya kondisi tersebut mempengaruhi jalannya proses ereksi.
Adapun jenis permasalahan psikologi yang memicu timbulnya gangguan ereksi, yaitu :
Setiap orang mempunyai permasalahan sendiri-sendiri, baik itu masalah pekerjaan, hubungan dan lainnya. Akan tetapi, jangan biarkan permasalahan tersebut menganggu jalannya kesenangan seksual yang akan Anda dapatkan.