DokterSehat.Com – Impotensi atau disfungsi ereksi adalah salah satu penyakit yang tidak mematikan tetapi paling ditakuti bagi hampir seluruh pria. Karena penyakit ini, seorang pria tidak dapat melakukan fungsi ereksi secara maksimal yang mengakibatkan gangguan dalam ejakulasi. Hal ini menjadi menakutkan karena efek dari impotensi yang diderita bagi seorang pria adalah terganggunya hubungan suami istri yang memicu permasalahan rumah tangga. Secara garis besar penyakit impotensi ini dapat disebabkan dari faktor organik (penyakit yang melatarbelakangi), psiskis dan faktor hormonal.
Secara sederhana dan paling umum impotensi dapat terjadi akibat vaskuler yaitu pembuluh darah penis tidak dapat terisi oleh darah secara baik yang menggangu aliran darah menuju penis sehingga mengakibatkan penis gagal dalam melakukan ereksi. Agar dapat berdiri tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Faktor organik yang dapat melatarbelakangi penyakit impotensi dapat berupa :
Penyakit yang tidak kalah penting yang melatarbelakangi adanya terjadinya impotensi adalah stress. Stress yang berkepanjangan akan menyebakan meningkatnya saraf simpatis yang berarti pembuluh darah di seleuruh tubuh akan berkontraksi dan akhirnya akan menyempit. Hal ini menjadi lingkaran setan apabila seorang pria stress karena faktor lain yang dan menderita impotensi dank arena impotensinya tersebut menghasilkan rumah tangga yang tidak harmonis dan akan memperparah impotensinya.
Hal terakhir yang berpengaruh terhadap impotensi yaitu faktor hormonal. Kadar testosteron yang rendah akan mengakibatkan menurunnya libido dan kemampuan ereksi. Turunya kadar testosteron ini biasanya dipengaruhi oleh faktor usia yang semakin menua dan biasanya terjadi pada usia diatas 60 tahun. Perbesaran prostat atau infeksi prostat juga mempengaruhi kadar testosteron yang dihasilkan pada pria. Gangguan ini pada akhirnya menyebabkan gangguan pada proses ereksi dan ejakulasinya.