DokterSehat.Com – Disfungsi ereksi adalah salah satu permasalahan seksual yang sangat krusial pada pria. Disfungsi ereksi biasanya dialami oleh yang berusia lanjut atau mereka yang sedang sakit. Namun, dari beberapa penelitian yang dilakukan, pria dengan usia di bawah 40 tahun pun sudah mulai sering mengalaminya. Nah, kira-kira apa saja yang menyebabkan kondisi diabetes ini lebih cepat muncul?
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah penurunan atau hilangnya kemampuan pria dalam melakukan ereksi. Penurunan kemampuan ini tentu berdampak besar pada kehidupan asmara seorang pria secara besar.
Pria yang mengalami gangguan disfungsi ereksi tidak akan bisa mendapatkan ereksi dengan sempurna saat terangsang. Penis akan tetap lemas begitu saja sehingga penetrasi ke vagina tidak bisa dilakukan. Dengan penurunan kemampuan ini, pria juga tidak akan bisa melakukan pembuahan.
Disfungsi ereksi juga bisa berupa penurunan kemampuan dalam mempertahankan ereksi. Pria bisa membuat penisnya keras dan melakukan penetrasi. Namun, penis akan mudah kendor sendiri meski belum mengalami orgasme atau ejakulasi. Kondisi ini biasanya membuat pria melakukan latihan kegel agar ereksinya tetap sempurna.
Terakhir, ereksi yang terjadi pada pria dipengaruhi oleh banyak hal. Gangguan pada psikologis, aliran darah, penyakit, saraf, hingga hormon testosteron bisa menyebabkan pria susah ereksi. Oleh karena itu pria harus mampu menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik agar salah satu atau beberapa masalah ini tidak memicu impotensi.
Disfungsi ereksi yang muncul pada pria mudah dipengaruhi oleh banyak hal. Berikut ini beberapa penyebab disfungsi ereksi pada pria yang umum terjadi dan jarang disadari:
Salah satu faktor yang membuat ereksi berjalan dengan sempurna adalah aliran darah yang lancar. Kalau aliran darah ke penis bisa berjalan dengan lancar, kemungkinan besar, ereksi mudah terjadi dan kekerasan dari penis bisa sempurna. Namun, kalau ada gangguan seperti penyempitan hingga darah membeku, ereksi akan susah terjadi
Selalu jaga kesehatan kardiovaskular termasuk di dalamnya kesehatan jantung. Hindari level kolesterol tinggi di dalam tubuh hingga hipertensi.
Obesitas bisa menyebabkan tubuh tertimbun banyak lemak. Apalagi lemak lebih banyak muncul di area perut dan pinggul. Karena di area penis terdapat banyak, kemungkinan terjadi ereksi sempurna akan rendah oleh karena itu penurunan kadar lemak perlu dilakukan.
Lebih lanjut, obesitas juga berpotensi menyebabkan gangguan orgasme dan ejakulasi pada pria. Kombinasi ini bisa membuat fungsi seksual dan reproduksi terus menurun.
Salah satu penyakit yang sangat berpengaruh pada pria dalam hal fungsi seksual adalah diabetes. Seorang pria yang mengalami diabetes akan susah mendapatkan ereksi dengan sempurna. Bahkan, akan ada infeksi di penis akibat gula darah yang terlalu berlebihan.
Diabetes juga bisa menyebabkan kerusakan saraf di penis. Kerusakan ini menyebabkan penurunan sensitivitas sehingga ereksi susah terjadi.
Ereksi dipengaruhi oleh hormon seks pria atau testosteron. Kalau hormon ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, kemungkinan besar akan mengalami gangguan ereksi dan fungsi tubuh lainnya. Hormon testosteron bisa turun karena sakit dan obesitas.
Gangguan psikologi juga bisa menyebabkan seorang pria mengalami gangguan ereksi. Pria yang depresi, stres, atau sering takut berlebihan khususnya saat akan bercinta, kemaluannya tidak bisa ereksi dengan sempurna. Meski tidak ada masalah fisik, aliran darah ke penis akan susah terjadi.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan masalah disfungsi ereksi. Beberapa cara mengatasi disfungsi ereksi yang mudah terdiri dari:
Kira-kira mana saja yang paling besar pengaruhnya pada kemampuan ereksi yang dimiliki oleh pria? Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda dan bisa mencegah terjadinya disfungsi ereksi yang sangat merugikan.