Salah satu masalah seks yang sering dialami oleh wanita adalah sering kebelet kencing saat bercinta. Kita pria melakukan penetrasi, wanita akan merasakan nikmat sehingga secara tidak sengaja keluar cairan yang kemungkinan besar urine. Keluarnya cairan ini membuat wanita kadang sering malas melakukan sek karena takut pertahannya jebol dan kencing.
Sebenarnya kondisi keluarnya kencing saat bercinta masih menjadi perdebatan banyak peneliti. Ada yang menganggap cairan yang keluar memang urine. Namun, ada juga yang menganggapnya cairan yang dihasilkan kelenjar mirip dengan prostat yang dimiliki oleh pria. Terlepas mana yang benar, kira-kira apa penyebab wanita mengalami inkontinensia urine saat bercinta?
Gangguan kencing saat bercinta sangat umum terjadi pada wanita. Kondisi ini bisa muncul karena beberapa hal di bawah ini.
Inkontinensia urine terjadi karena otot di pelvis mengalami gangguan yang cukup kuat. Gangguan ini menyebabkan wanita jadi susah menahan kencing meski tubuhnya sudah berusaha dengan keras.
Saat melakukan seks, area di sekitar pelvis akan mengalami tekanan yang sangat kuat dari pria. Tekanan ini menyebabkan kandung kemih tidak bisa menahan urine untuk tidak keluar. Terlebih lagi, otot di sana sudah semakin kendur.
Inkontinensia stres muncul karena ada tekanan yang kuat pada kandung kemih saat bercinta. Kondisi ini menyebabkan urine keluar begitu saja dan susah sekali dicegah. Penyebab inkontinensia stres ini terdiri dari: batuk, tertawa, bersin, atau melakukan gaya seks yang terlalu menekan ke area perut bawah.
Inkontinensia jenis ini wajar terjadi dan wanita tidak perlu takut untuk mengalaminya. Kalau memang dirasa tidak nyaman bisa mengganti posisi seksnya dan tidak tertawa terlalu kuat yang menyebabkan penetrasi jadi terganggu.
Ada banyak sekali faktor risiko yang menyebabkan wanita mengalami masalah dengan berkemih ketika berhubungan badan. Semakin banyak masalah di bawah ini muncul, semakin mudah pula wanita mengalami inkontinensia urine.
Sebenarnya pria jarang sekali mengalami inkontinensia urine saat bercinta. Hal ini bisa terjadi karena pria memiliki mekanisme pada sistem berkemih dan reproduksinya. Saat penis mengalami ereksi maksimal, urine dari kandung kemih tidak bisa dikeluarkan begitu saja karena salurannya tertutup.
Meski memiliki kemampuan ini, pria tetap mengalami masalah dengan kemaluan dan saluran berkemihnya. Gangguan ini menyebabkan pria jadi mengalami gangguan saat bercinta. Bahkan pria bisa susah ereksi karena perasaan ingin kencing yang sangat mengganggu.
Gangguan ini muncul kalau pria mengalami kanker pada prostat dan pernah mengalami operasi atau pembedahan di sana. Kondisi ini menyebabkan otot yang bekerja di area itu tidak bisa berjalan dengan lancar dan menyebabkan masalah berupa urine yang susah ditahan kalau penis sudah mendapatkan rangsangan.
Mengalami inkontinensia urine memang sangat mengganggu. Meski demikian, kondisi ini masih bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.
Kuatkan otot pelvis bawah yang sudah mulai mengendur. Latihan dilakukan dengan melakukan senam kegel. Lakukan latihan ini setiap hari agar otot di sekitar vagina menjadi kuat.
Latihan ini sama dengan kegel karena sejalan. Dengan melakukan latihan ini frekuensi ke kamar mandi karena inkontinensia urine akan berkurang. Anda bisa melakukannya hingga 3 bulan untuk mendapatkan perubahan positif.
Gaya hidup buruk juga akan membuat kondisi inkontinensia urine semakin parah. Oleh karena itu kita disarankan agar mau menjalani gaya hidup dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.
Beberapa jenis obat bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini. Lakukan konsultasi dengan dokter agar diberikan resep pengendalian inkontinensia urine saat seks yang mengganggu. Dengan pengobatan rutin inkontinensia urine bisa diatasi sementara atau seterusnya.
Demikian ulasan tentang gangguan kencing saat bercinta. Nah, selama melakukan seks, apakah Anda memiliki masalah kencing seperti bahasan di atas? Semoga tidak ya, dengan begitu Anda bisa melakukan seks dengan lebih intens.
Mengalami inkontinensia urine membuat tubuh susah melakukan seks dengan maksimal. Pada wanita, gangguan ini menyebabkan masalah seks yang besar.
Sumber: