Terbit: 1 August 2019 | Diperbarui: 7 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan kematian dini bagi kaum pria adalah kanker prostat. Masalahnya adalah, banyak pria yang tidak menyadari gejala awal dari penyakit ini dan masih menerapkan gaya hidup yang tidak sehat sehingga lebih rentan mengalaminya. Padahal, jika mereka mau menerapkan gaya hidup yang lebih sehat, risiko terkena penyakit ini bisa diturunkan.

7 Tips Ampuh Mencegah Kanker Prostat

Beberapa tips untuk mencegah datangnya kanker prostat

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara yang bisa kita lakukan demi menurunkan risiko terkena kanker prostat.

Berikut adalah berbagai cara tersebut.

  1. Menurunkan konsumsi daging-dagingan

Rasanya memang enak, namun sudah menjadi rahasia umum jika daging-dagingan sebaiknya memang dibatasi konsumsinya. Hal ini disebabkan oleh adanya lemak hewani di dalam makanan ini dalam jumlah yang sangat tinggi.

Pakar kesehatan dr. David Wise yang berasal dari Perlmutter Cancer Center, New York, Amerika Serikat, menyarankan kaum pria untuk mulai menurunkan asupan lemak hewani yang tidak sehat dan menggantinya dengan lemak sehat seperti dari alpukat atau kacang-kacangan demi mencegah datangnya kanker prostat.

  1. Lebih banyak makan brokoli

Meskipun terlihat layaknya sesuatu yang sepele, dalam realitanya hobi makan brokoli bisa memberikan dampak kesehatan yang sangat besar, termasuk dalam hal menurunkan risiko terkena kanker prostat. Dr. Wise menyebut brokoli dan sayuran dari jenis keluarganya layalnya kembang kol memiliki senyawa kimia alami yang bisa secara efektif menurunkan risiko terkena kanker.

  1. Tidak lagi merokok

Salah satu penyebab utama tingginya kasus kanker prostat di Indonesia adalah banyaknya pria yang menggemari rokok. Padahal, dalam realitanya rokok tidak hanya akan menyebabkan dampak kesehatan bagi saluran pernapasan, melainkan bagi seluruh tubuh, termasuk kelenjar prostat. Bahkan, dr. Wise menyebut kanker prostat yang dipicu oleh kebiasaan merokok cenderung lebih ganas dan agresif.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan dengan mengecek ulang 24 penelitian sebelumnya, dihasilkan fakta bahwa perokok aktif memiliki risiko besar terkena kanker prostat hingga 24-30 persen dibandingkan dengan pria yang tidak merokok.

  1. Mengonsumsi suplemen vitamin berlebihan

Banyak orang yang sengaja mengonsumsi suplemen vitamin E dalam dosis tinggi. Vitamin ini disebut-sebut bisa membuat kulit menjadi lebih sehat dan cantik. Memang, anggapan ini benar dan sesuai dengan fakta medis, namun kita sebaiknya juga membatasi konsumsi vitamin E karena bisa meningkatkan risiko kanker prostat.

  1. Sering melakukan ejakulasi

Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 2.338 laki-laki di Australia, dihasilkan fakta bahwa pria yang sering mengalami ejakulasi, baik itu dalam bentuk hubungan intim atau onani memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat daripada pria yang jarang melakukannya.

Pakar kesehatan Graham Piles, PhD menyebut ejakulasi yang bisa mencapa lima kali atau lebih dalam seminggu akan bisa menurunkan risiko terkena kanker prostat hingga 34 persen.

  1. Menurunkan berat badan

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society, dihasilkan fakta bahwa menurunkan berat badan bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat dengan signifikan. Belum jelas seperti apa kaitan antara lemak berlebihan di dalam tubuh dengan risiko kanker, namun para peneliti menyebut hal ini sepertinya terkait dengan kekacauan hormon yang terjadi akibat kondisi ini.

  1. Rutin berolahraga

Pakar kesehatan menyebut rajin berolahraga bisa membantu mencegah datangnya masalah kesehatan. Bahkan, hal ini juga bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat dengan signifikan. Dengan rutin melakukannya, maka berat badan akan menurun, proses detoksifikasi berjalan dengan lebih baik, dan sistem kekebalan tubuh akan menguat. Hal inilah yang bisa membantu kita mencegah datangnya kanker prostat.


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi