Terbit: 15 October 2016 | Diperbarui: 7 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Seks anal selalu dikaitkan dengan hubungan seks yang sangat tabu untuk dilakukan, bahkan hanya untuk dibicarakan. Selain dilarang oleh sebagian aturan agama, seks anal memang memiliki kaitan erat dengan para pasangan homoseksual. Dari sebuah penelitian, diketahui jika 20 persen pasangan homoseksual mendapatkan kepuasan seksual dengan cara seks anal.

Seks Anal Ternyata Beresiko Memicu Kanker!

Seks anal atau kegiatan dimana penis melakukan penetrasi pada anus, alih-alih pada vagina sebagaimana hubungan intim pada umumnya juga dikenal luas sebagai hal yang sangat tidak sehat secara medis. Pakar kesehatan sendiri menyebutkan jika banyak pasangan yang melakukan seks anal dengan alasan bisa mencegah kehamilan atau ingin mendapatkan sensasi hubungan intim yang berbeda. Padahal, tidak seperti vagina yang bisa mengembang sesuai dengan ukuran penis yang melakukan penetrasi, anus tidak memiliki kemampuan yang sama sehingga beresiko mengalami kerusakan andai dipaksakan untuk berhubungan intim.

Baru-baru ini, sebuah penelitian bahkan menunjukkan jika seks anal adalah salah satu alasan dari banyaknya orang yang mengalami kanker anus di seluruh dunia. The American Society of Colon and Rectal Surgeons bahkan menyebutkan jika ada delapan ribu orang yang harus menderita kanker anus yang diakibatkan perilaku seksual yang menyimpang ini. Bahkan, dari penderita kanker anus tersebut, ada 22 orang yang pada akhirnya juga mengalami kanker usus hasil dari perkembangan dari kanker anus tersebut.

Pakar kesehatan menyebutkan jika seks anal sangat memungkinkan penularan human papillomavirus atau HPV yang akan menimbulkan sel kanker pada anus yang bisa dengan cepat berkembang menjadi kanker. Memang, vaksin HPV bisa mencegah perkembangan dari virus berbahaya ini, namun, ada baiknya memang kita menghindari aktivitas seks anal demi menghindari munculnya penyakit berbahaya ini.


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi