Terbit: 30 July 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kini, semakin banyak orang yang menyukai makanan junk food. Disamping sangat mudah untuk didapatkan, bahkan bisa didapatkan kapanpun karena banyak gerai junk food yang buka 24 jam, makanan ini memiliki rasa yang cenderung enak dan memicu ketagihan. Banyak kaum pria yang mengkonsumsi junk food dengan alasan makana ini bisa mengenyangkan dan praktis. Sayangnya, kaum pria yang suka mengkonsumsi junk food ini, apalagi yang sedang berencana punya anak, sebaiknya segera menghentikan kebiasaannya karena beresiko menyebabkan kanker bagi anaknya kelak. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pria yang Hobi Makan Junk Food Bisa Meningkatkan Resiko Kanker Pada Anaknya

Sebuah penelitian dilakukan di University of Sao Paulo, Brasil, dimana diketahui bahwa makanan junk food yang dikonsumsi oleh pria ikut berpengaruh pada DNA spermanya. Padahal, sebagaimana diketahui, DNA sperma bisa menurun pada anaknya nanti dimana resiko mendapatkan kanker, khususnya kanker payudara, akan meningkat secara drastis pada tubuh sang anak.

Thomas Ong, salah seorang peneliti yang terlibat berkata jika memang penelitian ini melibatkan partisipan berupa tikus percobaan. Namun, karena organ tubuh tikus dianggap mirip dengan apa yang ada di manusia. Dikhawatirkan dampak buruk konsumsi junk food pada tikus bisa ikut terjadi pada manusia. Pada penelitian ini, tikus yang banyak mengkonsumsi makanan junk food yang kaya lemak dan kolesterol akan memiliki DNA pemicu kanker pada spermanya, jauh lebih banyak dari tikus-tikus yang mengkonsumsi lemak nabati nan sehat.

Ong menyebutkan jika dari penelitian ini, pakar kesehatan meyakini sepenuhnya jika gaya hidup sang ayah, khususnya dalam hal pola makan, ikut berpengaruh besar pada kesehatan anaknya nantinya. Karena alasan inilah, pria yang sedang berencana punya anak segera menata ulang pola makannya agar menjadi lebih sehat dan terbebas dari konsumsi junk food yang sangat tidak sehat.


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi