DokterSehat.Com – Semua orang tentu akan ngeri jika mendengar penyakit kanker. Salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia ini cenderung akan sulit untuk disembuhkan dan andai ada orang yang bisa sembuh, Ia akan melakukan terapi yang sangat panjang dan melelahkan. Selain bagi orang dewasa, kanker juga ternyata bisa menyerang anak-anak dan hal ini tentu akan sangat mengkhawatirkan mengingat anak pun bisa sangat menderita dan terancam nyawanya. Salah satu penyakit kanker yang sangat banyak ditemui pada anak adalah leukimia atau yang kerap disebut sebagai kanker darah.

Pakar kesehatan sendiri masih belum benar-benar mengerti apa penyebab dari kanker darah atau leukimia. Karena masih langkanya informasi mengenai penyebab leukimia ini, maka semua orang tua tentu harus mewaspadai penyakit ini karena bisa saja menyerang anak-anaknya. Leukimia sendiri akan terjadi pada darah karena kanker ini cenderung berbentuk cairan dan berada di area sumsum tulang, tempat dimana sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan juga trombosit atau keping darah diproduksi. Jika seseorang terkena leukimia, maka sel darah putiha tau leukosit menjadi yang pertama mengalami perununan yang drastis, setelah itu, barulah kadar sel darah merah dan keping darah ikut menurun dengan drastis dan mempengaruhi kesehatan tubuh.
Menurunnya sel darah putih bisa menyebabkan anak mengalami demam yang parah yang disertai dengan mimisan dan beberapa pendarahan lain di kulit dan gusi. Selain itu, jika sel darah merah ikut menurun dengan drastis, anak pun akan cenderung lebih lemas dan lesu setiap hari. Andai hal ini dibiarkan begitu saja, maka organ-organ tubuh pun bisa mengalami gangguan kesehatan yang berbahaya.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, ada baiknya orang tua harus segera memeriksakan kondisi tubuh anaknya ke dokter. Jika leukimia berhasil dideteksi sejak dini, maka pengobatan pun akan bisa dilakukan dengan lebih baik. Jika sudah terlambat, anak ditakutkan akan sulit untuk disembuhkan dan andai bisa disembuhkan, maka anak pun memiliki resiko mendapati penyakit ini kembali di masa depan.