DokterSehat.Com- Kita tentu pernah mendengar gurauan yang menyebut kanker sebagai penyakit yang identik orang kaya. Meskipun anggapan ini sebenarnya kurang tepat karena kanker bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal status ekonomi, penelitian terbaru justru menghasilkan fakta bahwa kanker memang menjadi penyebab kematian tertinggi akibat penyakit bagi orang kaya.

Kanker Menyebabkan Kematian Dini Bagi Orang Kaya
Bedasarkan dua penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, dihasilkan fakta bahwa kini penyakit jantung tak lagi menjadi penyebab utama kematian dini, melainkan kanker. Hal ini terjadi di negara-negara dengan populasi masyarakat dengan pendapatan yang tinggi.
Para peneliti menyebut hal ini sepertinya terkait dengan perawatan untuk masalah jantung dan pembuluh darah yang semakin membaik, khususnya bagi orang-orang dengan kondisi ekonomi menengah ke atas. Selain itu, semakin banyak orang yang bisa mendapatkan akses untuk mengatasi masalah kolesterol tinggi dan hipertensi, faktor utama penyebab penyakit jantung.
Masalahnya adalah, hal yang sama belum terjadi pada kanker. Penyakit ini cenderung masih sulit untuk diobati. Bahkan, meskipun pengidapnya sudah mendapatkan perawatan kesehatan, jaminan untuk mendapatkan kesembuhan belum tentu didapat, apalagi jika kondisi kanker sudah sangat parah. Selain itu, masih banyak orang yang menerapkan gaya hidup tidak sehat sehingga lebih rentan terkena kanker.
“Laporan yang kami dapatkan menunjukkan bahwa pada 2017, kanker menjadi penyakit penyebab kematian nomor dua terbanyak di dunia dengan 27 persen kasus. Hanya saja, karena terjadi penurunan pada angka kematian akibat penyakit jantung, kanker pun berpotensi menjadi penyakit paling mematikan,” ucap Profesor Gilles Dagenais yang berasal dari Laval University, Quebec, Kanada.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa dari 55 juta kematian akibat penyakit di seluruh dunia pada 2017 silam, 17,7 juta di antaranya dipicu oleh masalah kardiovaskular layaknya serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Sekitar 70 persen dari kasus akibat masalah kesehatan ini terkait dengan kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, dan gaya hidup tidak sehat lainnya yang masih sering kita terapkan.
Berbagai Faktor Penyebab Kanker
Mengingat kanker sebenarnya tidak mengenal tingkat ekonomi, kita tentu harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat demi mencegah datangnya penyakit ini. Selain itu, kita juga harus lebih cermat dalam menghindari berbagai hal yang bisa menjadi pemicunya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi pemicu kanker yang sayangnya sering kita temui.
-
Minuman beralkohol
Banyak orang yang masih terbiasa mengonsumsi minuman beralkohol karena faktor pergaulan atau kebiasaan. Masalahnya adalah kebiasaan mengonsumsinya dua kali saja dalam sehari sudah cukup untuk memicu datangnya kanker usus besar, kanker rektum, kanker payudara, hingga kanker kerongkongan!
-
Gas Buang Kendaraan
Polusi udara, khususnya yang disebabkan oleh gas buang kendaraan yang cenderung bisa ditemui di jalanan atau kota-kota besar tak hanya akan menyebabkan masalah pada saluran pernapasan. Hal ini ternyata juga bisa menyebabkan datangnya kanker, khususnya kanker paru.
Pakar kesehatan menyebut gas buang kendaraan seperti karbon monoksida dan hidrokarbon jika sering dihirup akan menyebabkan munculnya salah satu kanker paling mematikan tersebut.
-
Makanan yang Dibakar
Makanan yang dibakar seperti sate atau daging-dagingan yang dibakar lainnya memang sangat lezat, namun jika kita mengonsumsi bagian yang gosong dari makanan ini, bisa jadi kita juga menelan zat yang bisa memicu datangnya beberapa jenis kanker layaknya kanker perut, kanker usus besar, dan kanker pankreas.
-
Makanan Kalengan
Wadah makanan kalengan memiliki zat yang bisa memicu gangguan hormon atau DNA pemicu kanker payudara.
-
Minuman Bersoda
Kandungan pemanis buatan di dalam minuman bersoda disebut-sebut bisa menyebabkan datangnya kanker pankreas, kanker kandung kemih, dan tumor otak.
Sumber:
- Kelland, Kate. 2019. Cancer overtakes heart disease as biggest rich-world killer. reuters.com/article/worldNews/idAFKCN1VO0WB. (Diakses pada 5 September 2019).