Terbit: 12 January 2018 | Diperbarui: 8 December 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penelitian baru-baru ini yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, menunjukkan bagaimana pola makan mempengaruhi bakteri di usus kita, yang pada gilirannya dapat mengubah perilaku gen kita dan risiko kanker.

Bakteri di Usus Anda Ternyata Bisa Menepis Penyakit Ganas

Menurut National Cancer Institute (NCI), kanker kolorektal adalah tipe kanker keempat yang paling umum, setelah payudara, paru-paru, dan prostat.

Pada tahun 2017, NCI memperkirakan 135.430 kasus baru kanker ini dengan lebih dari 50.000 orang meninggal karena penyakit ini.

Hubungan antara bakteri usus dan risiko kanker kolorektal telah mendapat perhatian lebih dalam beberapa tahun terakhir.

Misalnya, awal tahun lalu, Medical News Today melaporkan sebuah penelitian yang menunjukkan bagaimana diet yang berbeda mengubah bakteri dalam usus kita, yang mempengaruhi risiko pengembangan kanker kolorektal.

Penelitian baru memperdalam pemahaman kita tentang hubungan antara bakteri usus dan risiko pengembangan kanker kolorektal dan berbagai infeksi.

Studi baru yang dipimpin oleh Dr. Patrick Varga-Weisz, dari Institut Babraham di Cambridge, Inggris, menunjukkan bagaimana bakteri usus dapat mempengaruhi gen, yang kemudian mempengaruhi risiko penyakit ‘ganas.’

Dr Varga-Weisz dan tim melakukan eksperimen dengan sel-sel kultur manusia dan sel manusia, dengan fokus pada peran molekul yang disebut asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids/ SCFAs) dalam pencegahan penyakit.

SCFA diproduksi oleh bakteri usus selama pencernaan buah dan sayuran. Mereka dapat berpindah dari usus ke sel usus kita, mempengaruhi gen dan perilaku sel kita.

Bagaimana SCFA membantu mengatur aktivitas gen
Para periset menggunakan antibiotik untuk mengurangi bakteri dalam usus tikus, dan mereka menganalisis sampel tinja serta sel dari epitel intestinalnya, yaitu lapisan di dalam usus kecil mereka.

Dr. Varga-Weisz dan timnya menambahkan SCFA ke sel kanker usus manusia dan menemukan bahwa mereka meningkatkan kadar crotonylations, yang merupakan modifikasi protein yang dapat mengaktifkan atau mematikan gen.

Crotonylations ini diproduksi dengan menghambat protein yang disebut HDAC2. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sejumlah tinggi protein HDAC2 dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

Selain itu, tikus yang kekurangan bakteri menunjukkan protein HDAC2 yang tinggi.

Buah dan sayuran adalah kunci untuk memproduksi SCFA, yang dapat membantu mengatur crotonylations.

Jadi, temuan tersebut menyarankan agar mengatur massalah pada genom sel usus yang dapat mencegah kanker, dan bahwa makanan sehat dari buah dan sayuran adalah kunci untuk pencegahan ini.

Temuan menawarkan obat kanker baru
“Asam lemak rantai pendek adalah sumber energi utama untuk sel-sel di usus, tapi kami juga menunjukkan bahwa mereka mempengaruhi terjadinya masalah genom. Crotonylation ditemukan di banyak sel namun sangat umum terjadi di usus,” penulis studi pertama Rachel Fellows menjelaskan

“Studi kami mengungkapkan mengapa hal ini terjadi dengan mengidentifikasi peran baru untuk HDAC2. Hal ini, pada gilirannya, telah terlibat dalam kanker dan menawarkan obat baru yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut,” dia melanjutkan

Usus manusa adalah rumah dari bakteri yang tak terhitung jumlahnya, ini dapat membantu dalam pencernaan makanan seperti serat tumbuhan. Usus juga bertindak sebagai penghalang bagi bakteri berbahaya dan mengatur sistem kekebalan tubuh.


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi