HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan yang belum ada obatnya. Ketakutan akan HIV terkadang menimbulkan berbagai mitos di masyarakat. Simak mitos HIV dan AIDS yang perlu Anda ketahui di bawah ini.
Ada banyak stigma atau mitos seputar penularan HIV/AIDS yang beredar di masyarakat. Informasi ini sepenuhnya keliru dan perlu diluruskan.
Berikut ini berbagai mitos HIV/AIDS, di antaranya:
Pernyataan tersebut tentu saja hanya mitos. Penelitian membuktikan bahwa HIV tidak bisa menular melalui sentuhan fisik, air mata, keringat, dan air liur.
Berinteraksi dengan penderita HIV tidak berbahaya sama sekali. Mereka justru akan lebih bersemangat hidup dan percaya diri bila orang lain mau berinteraksi dengan mereka.
HIV memang ditularkan melalui darah, tetapi masyarakat khawatir tertular penyakit ini melalui nyamuk yang menggigit atau mengisap darah. Namun, beberapa penelitian menunjukkan hal itu tidak terjadi, bahkan di daerah yang banyak nyamuk dan kasus HIV sekalipun.
Faktanya, nyamuk tidak menyuntikkan darah dari orang atau hewan yang digigitnya sebelum Anda. Selain itu, HIV hanya hidup dalam waktu singkat di dalamnya.
Faktanya, HIV tidak dapat hidup lama di luar tubuh, dan tidak dapat bertahan hidup di dalam air. Akibatnya, virus tidak mungkin tertular melalui berenang, minum, mandi, atau aktivitas lain yang melibatkan air.
Selain itu, HIV tidak mungkin tertular melalui cara berikut:
HIV tidak dapat bertahan hidup bila terpapar udara atau panas saat memasak. Selain itu, jika seseorang makan makanan yang mengandung sisa virus, asam lambung akan membunuhnya.
Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka sangat dianjurkan untuk menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks, termasuk oral seks. Variasi seks ini juga berpotensi menularkan HIV pada Anda.
Saat melakukan seks oral, menempelkan mulut pada penis, vagina, atau anus berpotensi membuat seseorang terkena cairan terinfeksi yang dapat masuk ke selaput lendir di mulutnya.
Meski risiko tertular HIV akibat melakukan seks oral jarang terjadi, seseorang tetap dapat mengambil langkah untuk melindungi dirinya jika pasangannya mengidap virus tersebut.
Ada anggapan bahwa HIV bisa menular dengan ciuman, tetapi faktanya ini tidak menular melalui air liur, dan tidak mungkin menularkan virus melalui ciuman di pipi atau bibir.
Seseorang juga sangat kecil risikonya untuk tertular atau menularkan HIV melalui ciuman mulut terbuka.
Adapun jika itu terjadi, kedua orang tersebut harus memiliki luka terbuka yang besar di mulutnya yang dapat dilalui darah.
Baca Juga: HIV/AIDS: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
Faktanya virus dari penyakit ini dapat bertahan hidup di jarum suntik bekas hingga 42 hari. Untuk itu, tidak ada cara yang aman untuk berbagi jarum suntik.
Siapa pun harus menggunakan jarum baru setiap kali menyuntik dengan obat resep atau obat-obatan rekreasional. Selai jarum suntik, Anda juga harus memastikan bahwa pembuat tato menggunakan jarum baru sebelum membuat tato.
Pada tahun-tahun awal, ketika HIV mewabah dan pengobatan belum tersedia, angka kematian akibat AIDS sangatlah tinggi. Namun obat-obatan yang ada saat ini memungkinkan pengidap HIV atau bahkan AIDS untuk hidup lebih lama, normal, dan produktif.
Jika Anda segera memulai pengobatan dan mengonsumsi obat dengan benar, ada kemungkinan Anda tidak akan tertular AIDS. Dan Anda mungkin bisa hidup selama mungkin tanpa virus.
Sebelumnya, penderita HIV memang perlu minum banyak pil setiap harinya. Namun, faktanya saat ini kebanyakan orang yang mulai menjalani pengobatan HIV meminum satu hingga empat pil setiap hari.
Penderita HIV mungkin bisa mengonsumsi obat yang menggabungkan dua atau tiga obat dalam satu pil.
Meskipun mengidap HIV, Anda mungkin masih bisa hamil dengan aman. Dokter dapat membantu mengambil langkah-langkah untuk menurunkan atau menghilangkan kemungkinan Anda menularkan virus ke pasangan Anda selama pembuahan.
Jika Anda hamil, dokter akan memberi obat HIV untuk melindungi Anda dan bayi dalam kandungan. Bayi juga mungkin akan diberikan obat setelah lahir.
Melakukan transfusi darah dianggap dapat menularkan HIV. Namun, fakta rumah sakit secara ketat menguji persediaan darah untuk mengetahui adanya berbagai infeksi yang berhubungan dengan darah, termasuk HIV.
Darah simpanan yang tersedia untuk transfusi tidak mengandung HIV. Virus ini tidak dapat menyebar melalui sumbangan organ dan jaringan, karena organ dan jaringan tersebut juga harus melalui pengujian.
Pengobatan untuk HIV atau dikenal sebagai antiretroviral therapy (ART). Obat ini tidak menyembuhkan HIV, namun jika dikonsumsi sesuai resep, ART bisa mengurangi jumlah virus di dalam tubuh.
Kebanyakan orang dapat mengendalikan virus ini dalam waktu enam bulan. Hal lain yang perlu diketahui adalah ART tidak mencegah penularan penyakit menular seksual atau IMS.
Anggapan ini tidaklah benar sama sekali. Orang yang mengidap HIV masih berisiko terkena penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis, atau bahkan herpes.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya selalu menggunakan kondom jika Anda dan pasangan telah positif HIV.
Itulah sederet mitos dan faktanya yang perlu Anda ketahui seputar penularan HIV. Mengetahui mitos ini dan meluruskan kekeliruan tersebut dapat membantu orang memahami tindakan pencegahan apa yang harus diambil dan kapan harus menemui dokter. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!