Pria dan wanita, ada sejumlah gejala klamidia yang harus Anda ketahui dan waspadai! Apa saja ciri-ciri klamidia tersebut? Berikut informasinya.
Klamidia (Chlamydia) adalah penyakit menular seksual (PMS) akibat infeksi bakteri. Sama seperti PMS pada umumnya, klamidia ini merupakan imbas dari perilaku seks yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Infeksi lantas ditularkan melalui cairan genital pria maupun wanita. Penyakit klamidia tentu tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, infeksi bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik dan infertilitas pada wanita. Sedangkan pada pria, penyakit ini bisa menyebabkan peradangan pada area organ intim.
Klamidia ditandai oleh sejumlah gejala. Sayangnya, gejala atau ciri-ciri klamidia ini kerap tidak muncul dengan segera. Artinya, gejala kemungkinan baru akan dirasakan oleh penderita dalam kurun waktu beberapa minggu terhitung sejak pertama kali tertular penyakit ini. Bahkan, ada kasus di mana seseorang tidak mengalami gejala sama sekali. Hal seperti ini setidaknya dialami oleh 50 persen penderita pria dan 75 persen penderita wanita. Lantas, apa saja gejala klamidia yang dimaksud? Antara pria dan wanita akan merasakan gejala yang berbeda. Simak informasinya berikut ini.
Pada pria, ciri-ciri infeksi klamidia adalah sebagai berikut:
Infeksi klamidia juga dapat terjadi di anus. Pada kasus ini, gejala yang kemungkinan besar dialami oleh penderita adalah keluarnya cairan, rasa nyeri, dan perdarahan dari daerah tersebut. Klamidia juga bisa ditularkan melalui seks oral. Bakteri klamidia lantas menginfeksi area tenggorokan. Gejala klamidia pada kasus ini bisa berupa sakit tenggorokan, batuk, atau demam.
Gejala atau ciri-ciri klamidia pada wanita lebih beragam ketimbang pria. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, gejala infeksi tidak langsung muncul melainkan menunggu selama beberapa minggu terlebih dahulu (itu sebabnya penyakit ini juga disebut sebagai “silent infection”). Gejala Chlamydia yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pada beberapa kasus, infeksi klamidia bahkan bisa sampai ke tuba fallopi. Hal ini lantas menyebabkan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). Ciri-ciri PID tersebut adalah:
PID adalah kondisi darurat medis sehingga Anda yang mengalaminya harus segera mendapat pertolongan medis guna mencegah terjadinya komplikasi. Klamidia juga bisa menginfeksi rektum. Anda mungkin tidak mengalami gejala jika mengalami infeksi klamidia di rektum.
Namun, jika gejala infeksi rektal memang terjadi, yang mungkin dirasakan adalah nyeri rektal, keluarnya cairan, dan perdarahan. Sama seperti pria, wanita dapat mengalami infeksi klamidia jika melakukan seks oral pada seseorang yang terinfeksi. Meskipun mungkin tertular tanpa menyadarinya, pada beberapa kasus kondisi ini akan menimbulkan gejala berupa batuk, demam, dan sakit tenggorokan.
Penyebab klamidia adalah infeksi bakteri. Bakteri ini bisa tertular melalui penetrasi vaginal, anal, maupun oral. Pada ibu hamil, klamidia juga bisa menginfeksi bayi yang ada di dalam kandungannya yang mana nantinya bisa mengakibatkan bayi mengalami pneumonia dan infeksi mata saat dilahirkan. Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami klamidia. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Diagnosis klamidia dilakukan dengan 2 (dua) metode pemeriksaan, yaitu:
Apabila gejala yang dialami pasien terbukti merupakan gejala klamidia, dokter akan segera menentukan langkah pengobatan. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi bakteri, maka pasien diberikan obat antibiotik, yaitu:
Dokter mungkin akan memberikan antibiotik jenis lain kepada pasien, tergantung dari kondisi. Selama pengobatan, pasien juga diminta untuk tidak melakukan hubungan seks terlebih dahulu. Ini tentunya guna mencegah penularan lebih luas.
Mengingat penyakit ini cukup berbahaya, maka sejumlah langkah pencegahan harus dilakukan. Pencegahan klamidia yang bisa Anda terapkan adalah: