DokterSehat.Com– Dermatomiositis adalah peradangan yang ditandai dengan kelemahan otot dan ruam pada kulit yang khas. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Pada orang dewasa, gerakan diatur oleh otot.
Gejala
Dermatomiositis umumnya ditandai dengan munculnya gejala seperti:
Tanda-tanda dan gejala dermatomiositis lain yang mungkin terjadi:
Penyebab
Belum diketahui pasti penyebab terjadinya dermatomiositis, namun penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang komponen tubuh normal.
Normalnya, sistem kekeblan tubuh berfungsi untuk melindungi sel-sel sehat dari serangan virus tau bakteri. Namun, pada kasus ini sistem kekebalan tubuh mulai memproduksi antibodi autoimun yang menyerang jaringan tubuh sendiri.
Pembuluh darah kecil dalam jaringan otot merupakan bagian yang paling mudah terpengaruh oleh dermatomiositis. Sel-sel yang meradang mengelilingi pembuluh darah itu dan akhirnya menyebabkan kerusakan serat otot.
Perawatan
Tidak ada obat untuk dermatomiositis, namun penyakit ini bisa dirawat guna memperbaiki kulit dan fungsi kekuatan otot. Dokter akan memberikan pengobatan berdasarkan gejala dan efek penyakit tersebut terhadap terapi yang diberikan.
Langkah pertama pengobatan dermatomiositis adalah pemberian obat kortikosteroid. Prednison merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi dermatomiositis.
Kortikosteroid merupakan jenis obat-obatan yang bisa menekan sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan otot, membatasi produksi antibodi, serta meningkatkan fungsi dan kekuatan otot. Dokter mungkin juga meresepkan kortikosteroid oles untuk kulit.
Kemungkinan dokter akan memberikan resep kortikosteroid tinggi dan menurunkan bila gejala dan tandanya membaik. Pemulihan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai empat minggu, namun penderita bisa tetap mengonsumsi obat untuk beberapa bulan.
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek samping yang serius. Itulah alasan mengapa dokter menurunkan dosis obat ke tingkat yang lebih rendah secara bertahap. Dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen kalsium dan vitamin D untuk mengurangi efek samping tersebut.