Kenali berbagai gejala TBC paru dan faktor risikonya berikut ini. TBC atau TB (tuberkulosis) adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kondisi ini paling sering menyerang paru-paru, tapi dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti otak dan tulang belakang.
TBC dibedakan menjadi dua, yaitu TBC laten dan TBC aktif. Pada fase laten, TBC tidak menunjukkan gejala apapun. Gejala TBC yang muncul menandakan bahwa TBC sudah menjadi aktif. Pada fase ini TBC juga berpotensi untuk menular.
Kemunculan gejala penyakit TBC dapat terjadi beberapa minggu setelah infeksi terjadi atau dapat juga muncul bertahun-tahun kemudian.
Berikut adalah 10 gejala TBC yang wajib dikenali!
Batuk adalah gejala penyakit TBC yang paling umum.
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan partikel yang dianggap mengganggu yang ada di saluran pernapasan. Batuk akibat TBC ini biasanya berlangsung lama, yaitu hingga melebihi 3 minggu. Umumnya batuk akibat TBC adalah jenis batuk berdahak.
Selain batuk berdahak yang berlangsung lama, TBC juga dapat menyebabkan batuk berdarah.
Batuk darah yang tercampur dahak dalam jumlah sedikit biasanya terjadi akibat batuk terlalu kuat. Namun apabila darah yang keluar jumlahnya cukup banyak, maka kondisi ini dapat menandakan adanya gangguan kesehatan pada paru. Salah satu penyebabnya adalah infeksi TBC.
Gejala TBC paru selanjutnya adalah nyeri di dada.
Hampir semua peradangan pada paru memang dapat menimbulkan gejala nyeri dada, termasuk juga TBC. Nyeri dada akibat TBC disebabkan karena infeksi bakteri TB yang menimbulkan jaringan parut di paru-paru. Nyeri dada ini biasanya akan semakin terasa ketika seseorang batuk.
Demam menandakan bahwa sistem imun tubuh sedang mencoba melawan infeksi yang terjadi pada tubuh.
Penyakit TBC paru menyebabkan infeksi di paru-paru, sehingga seseorang dengan TBC aktif sering kali mengalami demam. Demam terjadi secara konsisten, namun suhunya dapat turun pada waktu-waktu tertentu. Kondisi ini biasanya memburuk pada malam hari.
Berkeringat di malam hari bisa disebabkan oleh suhu ruangan yang tinggi.
Namun jika terjadi berulang, berkeringat di malam hari bisa mengindikasikan gangguan kesehatan tertentu. Berkeringat di malam hari juga sering kali dialami oleh penderita TBC. Seseorang biasanya akan berkeringat setelah mengalami demam.
Menggigil diartikan sebagai perasaan kedinginan yang penyebabnya tidak jelas.
Perasaan menggigil muncul ketika otot mengembang dan berkontraksi berulang kali dan pembuluh darah di kulit mengerut. Menggigil sering kali disertai dengan demam dan kondisi ini merupakan salah satu gejala penyakit TBC.
Gejala TBC selanjutnya adalah hilangnya nafsu makan.
Kondisi ini disebabkan oleh karena efek pirogen endogen yang dihasilkan dari bakteri penyebab TBC. Efek Sitokin pirogen endogen masuk ke hipotalamus dan menyebabkan produksi prostaglandin yang akhirnya merangsang bagian otak yang bertugas untuk mengatur nafsu makan menjadi ditekan.
Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gejala TBC lainnya yaitu penurunan berat badan.
Kebanyakan penderita TBC memang mengalami penurunan berat badan secara drastis. Bahkan beberapa orang juga kesulitan untuk meningkatkan berat badan kembali meskipun sudah selesai menjalani pengobatan TBC.
Pola hidup yang sehat seperti konsumsi makanan dengan gizi seimbang, olahraga rutin, dan tidur teratur dapat membantu Anda mencapai berat tubuh ideal kembali.
Sesak napas juga merupakan gejala TBC yang sering kali muncul bersamaan dengan nyeri dada.
Kondisi sesak napas umumnya terjadi oleh karena peradangan yang disebabkan oleh TBC sudah semakin berlanjut dan telah menyebar sampai setengah organ paru-paru.
TBC juga dapat menyebabkan Anda menjadi lebih lemah dan mudah lelah.
Kondisi ini disebabkan oleh daya tahan tubuh yang menurun karena infeksi. Melakukan pengobatan TBC secara rutin dapat membantu Anda untuk dapat mengatasi gejala ini. Anda mungkin juga harus membatasi aktivitas berat selama menjalani pengobatan agar pengobatan dapat berjalan dengan lancar.
Dalam beberapa kasus, TBC dapat menjadi aktif dalam beberapa minggu setelah infeksi terjadi di mana sistem kekebalan tubuh belum sempat melawan bakteri penyebab TB. Sebagian orang lagi baru mengalami gejala TBC bertahun-tahun setelah terinfeksi, ketika sistem kekebalan tubuhnya melemah karena berbagai alasan.
Beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki risiko tinggi terkena TBC meliputi:
Jika Anda mengalami gejala TBC seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi Anda. Meskipun tidak memiliki gejala, Anda juga dapat memeriksakan diri apabila memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko TBC, karena Anda berpotensi mengalami TBC laten.
Pengobatan untuk TBC dilakukan selama enam bulan atau lebih dan harus dilakukan secara konsisten. Apabila pengobatan terputus, Anda harus menjalani pengobatan TBC kembali dari awal.