Seseorang yang terlahir sebagai laki-laki, belum tentu memiliki gender laki-laki, begitu juga sebaliknya. Kondisi di mana seseorang memiliki identitas gender yang berbeda dengan jenis kelamin lahirnya disebut dengan disforia gender. Bagaimana gejala dan penanganannya?
Gender dysphoria atau disforia gender – sebelumnya dikenal dengan kelainan identitas gender – adalah perasaan yang kuat dan persisten bahwa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin dan karakteristik fisik yang dimiliki.
Kondisi ini dapat dikatakan sebagai disforia gender ketika perasaan tidak nyaman ini menyebabkan tekanan dan gangguan yang signifikan. Orang yang memiliki kondisi ini cenderung memiliki hasrat untuk hidup sesuai dengan identitas gendernya. Mereka akan berpakaian dan berperilaku seperti identitas gender terkait.
Namun tidak semua orang memanifestasikan disforia gender dengan cara ini. Ada juga orang yang terlahir sebagai pria dan mengidentifikasi identitas gendernya sebagai wanita, tapi tetap berpenampilan sebagai pria pada umumnya.
Sebagian orang juga melakukan terapi hormon dan operasi untuk sepenuhnya dapat hidup sesuai dengan gender yang mereka identifikasi. Individu yang melakukan perawatan ini disebut sebagai transgender.
Kemunculan gejala dapat muncul pada usia berapa saja mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Gejala yang muncul dapat berbeda pada dewasa dan anak-anak. Berikut adalah gejala disforia gender yang dapat membantu diagnosis kondisi ini menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders).
Gejala pada anak-anak:
Sedangkan pada remaja dan dewasa, gejalanya meliputi:
Perilaku yang mengacu pada kondisi ini dapat dimulai pada usia 2 tahun, di mana individu mulai dapat mengekspresikan perilaku dan minat gender.
Jika gejala muncul pada masa anak-anak, biasanya gejala akan berlanjut hingga remaja hingga dewasa. Namun terdapat juga kasus di mana kelainan ini berkembang lambat dan gejalanya baru muncul setelah masa pubertas.
Penyebab kondisi ini belum diketahui secara jelas, namun faktor gen, hormon dalam rahim, dan faktor lingkungan diduga berpengaruh. Di antara faktor tersebut, faktor hormon adalah yang paling umum.
Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat memicu disforia gender:
Berikut adalah cara mendiagnosis perilaku disforia gender:
Evaluasi ini dilakukan untuk mengonfirmasi adanya ketidaksesuaian antara identitas gender dan jenis kelamin saat lahir. Evaluasi dapat meliputi:
Sebelumnya sudah disebutkan gejala disforia gender berdasarkan DSM-5. Pada anak-anak, kondisi ini dapat didiagnosis apabila terdapat paling tidak 6 gejala yang muncul. Gejala yang muncul harus termasuk tekanan atau gangguan signifikan terhadap hubungan sosial, sekolah, atau kehidupan rumah.
Sedangkan pada orang dewasa atau remaja, kondisi ini sudah dapat didiagnosis apabila dua gejala muncul, termasuk tekanan atau gangguan signifikan pada hubungan sosial, sekolah, atau kehidupan di rumah.
Pengobatan disforia gender dapat meliputi perubahan ekspresi dan peran gender, terapi hormon, pembedahan, dan terapi perilaku.
Individu akan hidup atau berperan sesuai dengan identitas gender baik itu secara penuh waktu atau paruh waktu.
Perawatan medis dapat meliputi:
Perawatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup. Tujuan terapi ini bukan untuk mengubah identitas gender, tetapi untuk mengeksplorasi masalah gender dan menemukan cara untuk mengurangi disforia gender.
Terapi ini membantu individu transgender atau dengan gender yang tidak sesuai agar dapat mengekspresikan identitas gendernya dengan lebih nyaman dan hidup dengan normal di masyarakat.
Konseling individu dan keluarga biasanya direkomendasikan untuk anak-anak, sedangkan untuk dewasa direkomendasikan untuk melakukan konseling individu dan/atau konseling pasangan.