Tidak hanya menyengat, sinar matahari bagi sebagian orang juga dapat memicu reaksi alergi. Simak informasi lengkap mengenai alergi matahari ini mulai dari gejala, faktor risiko, hingga pengobatannya.
Sesuai dengan namanya, alergi matahari adalah suatu kondisi ketika tubuh mengalami reaksi tertentu manakala mengalami kontak paparan dengan sinar matahari secara langsung. Jenis alergi ini juga dikenal dengan nama fotosensitivitas
Fotosensitivitas terjadi ketika sistem imun tubuh ‘salah’ dalam mendeteksi sel atau komponen kulit yang terpapar sinar matahari. Oleh sistem imun, sel-sel tersebut dianggap sebagai sesuatu yang dapat membahayakan tubuh. Alhasil, sama seperti jenis reaksi alergi lainnya, tubuh akan bereaksi dengan cara memunculkan sejumlah gejala.
Saat terpapar, seseorang yang alergi terhadap matahari ini akan mengalami sejumlah gejala pada kulitnya. Gejala yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Selain gejala-gejala di atas, alergi ini juga akan membuat penderitanya merasakan gejala lain. Gejala lain tersebut muncul sebagai akibat dari kondisi kulit—seperti lepuhan—yang bertambah parah. Gejala yang dimaksud terdiri dari:
Tanda dan gejala fotosensitivitas mungkin terlihat mirip dengan sunburn alias terbakar matahari. Terkadang memang jadi sulit untuk membedakan keduanya. Namun, apabila gejala terus berlanjut selama lebih dari dua minggu, kemungkinan besar itu merupakan reaksi alergi. Terlebih lagi jika ini selalu terjadi ketika kulit terpapar sinar matahari.
Segera periksakan diri ke dokter apabila memang ini yang Anda alami. Pertolongan medis harus secepatnya dilakukan guna mempermudah proses pengobatan sehingga peluang kesembuhan meningkat.
Alergi matahari terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sel-sel kulit yang terpapar sinar matahari. Sel kulit yang sebenarnya tidak berbahaya justru dianggap demikian oleh sistem imun. Apa yang terjadi selanjutnya adalah, sistem imun memproduksi protein yang kita kenal sebagai antibodi.
Antibodi ini lantas menyerang sel-sel tersebut hingga terjadilah peradangan pada kulit. Peradangan tersebutlah yang memunculkan gejala-gejala sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Lantas, apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh ‘salah’ dalam mengidentifikasi zat asing yang masuk ke dalam tubuh? Perihal tersebut, hingga saat ini para ahli pun belum dapat memastikannya.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami jenis alergi yang satu ini. Faktor-faktor tersebut meliputi:
Diagnosis fotosensitivitas pertama-tama dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat ruam dan gejala lainnya yang muncul pada kulit pasien. Setelah itu, dokter akan menanyakan tentang riwayat kemunculan dan hilangnya gejala tersebut.
Pada beberapa kasus, gejala reaksi alergi tersebut akan muncul dalam beberapa menit setelah terpapar sinar matahari dan menghilang dengan cepat jika kulit terhindar dari paparan sinar matahari (tanpa meninggalkan bekas apa pun).
Selain pemeriksaan fisik secara langsung, dokter juga akan melakukan satu atau lebih tes untuk memastikan diagnosis. Tes tersebut meliputi:
Pada kasus yang ringan, alergi matahari tidak membutuhkan pengobatan khusus karena bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Dengan catatan, kulit tidak terpapar matahari.
Akan tetapi, Anda mungkin juga bisa menggunakan obat antihistamin—oral dan topikal—untuk meredakan gejala yang muncul. Pastikan untuk menggunakan obat dengan resep dari dokter.
Anda juga bisa menggunakan krim oles yang mengandung gel lidah buaya maupun kalamin. Kedua bahan tersebut diklaim dapat membantu meredakan gejala ruam dan sebagainya pada kulit.
Jika reaksi alergi tergolong parah, dokter mungkin akan merekomendasikan obat lain, seperti:
Khusus montelukast, obat ini hanya boleh digunakan sebagai pengobatan alergi jika tidak ada alternatif yang sesuai. Ini karena obat tersebut memiliki efek samping yang dapat memengaruhi suasana hati (mood). Bahkan, obat ini dapat memicu keinginan untuk bunuh diri.
Dokter juga mungkin akan merekomendasikan fototerapi. Perawatan ini bertujuan untuk mempersiapkan kulit Anda dalam menghadapi sinar matahari musim panas dengan secara teratur memaparkannya ke radiasi ultraviolet dari sinar matahari pada musim semi.
Beberapa jenis pengobatan lainnya untuk kasus fotosensitivitas meliputi:
Jika Anda berisiko untuk mengalami alergi matahari, maka ada sejumlah langkah untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kondisi ini, yaitu: