Saat anak berperilaku diluar kendali dan orang tua mencoba untuk mengatasinya, pada beberapa kasus perasaan dan emosi orang tua bisa lepas kendali. Salah satu cara bisa Anda lakukan agar tidak lepas kendali adalah melakukan metode time out untuk anak. Bagaimana cara menerapkannya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Time out adalah teknik disiplin yang menempatkan anak di suatu tempat tertentu selama beberapa menit atas perilaku yang dilakukannya. Ini adalah konsekuensi paling efektif untuk anak usia 2 hingga 5 tahun yang berperilaku buruk.
Metode time out untuk anak mengajarkannya untuk berhenti dan berpikir sejenak. Teknik ini memberikan waktu pada anak untuk menenangkan diri dan mengendalikan emosinya. Selain berguna untuk anak, cara ini juga membantu orang tua menjadi tenang.
Time-out juga disebut quiet time, thinking time, atau cooling-off time.
Metode ini paling berguna untuk mengendalikan perilaku agresif, berbahaya, atau mengganggu. Namun, cara ini tidak bisa digunakan untuk mengatasi temper tantrum.
Meski begitu, teknik ini efektif digunakan pada balita dan anak-anak prasekolah yang berperilaku tidak baik, ketimbang mengancam, berteriak, atau memukul.
Usia ideal untuk menerapkan hukuman time out adalah 2 sampai 5 tahun. Selama periode ini, anak-anak merespons tindakan jauh lebih baik daripada kata-kata. Metode ini tidak diperlukan sebelum seorang anak dapat berjalan. Time out jarang diperlukan untuk anak-anak di bawah 18 bulan karena anak biasanya menanggapi ketidaksetujuan verbal (penolakan) yang sederhana.
Baca Juga: Moms, Ini 10 Cara Agar Anak Dekat dengan Ibu yang Bekerja
Dalam banyak kasus, metode ini tidak efektif untuk mengendalikan anak, faktor utamanya karena orang tua melakukannya dengan tidak benar. Berikut adalah tahapan yang sebaiknya Anda perhatikan sebelum melakukan metode ini, di antaranya:
Saat menunjukkan perilaku yang tidak baik, berikan peringatan bahwa Anda akan melakukan time out. Beri tahu anak dengan suara tenang bahwa dia akan dipindahkan jika terus berperilaku tidak baik.
Jika anak mengikuti petunjuk setelah diberi peringatan, pujilah dia. Akan tetapi, jika anak terus berperilaku buruk, inilah saatnya untuk menindaklanjuti dengan time out. Lakukan hal ini dengan tegas dan konsisten.
Saat Anda mencoba untuk menerapkan metode ini pada anak, beri tahu alasan kenapa Anda perlu melakukannya. Ucapkan dengan suara yang tenang namun tegas dan jangan memarahinya. Selain itu, abaikan teriakan, protes, dan janjinya untuk menjadi lebih baik.
Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Toxic Parents yang Berdampak Buruk bagi Mental Anak
Jika anak menolak untuk pergi, tuntun dia ke ruang time out dengan tangan atau menggendongnya, kemudian dudukan di kursi. Katakan padanya untuk tetap berada di sana sampai Anda mengatakan ia bisa beranjak dari tempat duduk. Saat anak Anda dalam time out:
Jika anak keluar dari ruang time out, kembalikan dia dan jangan berbicara dengannya. Saat pertama kali melakukan hal ini, Anda mungkin perlu mengulanginya beberapa kali.
Aturan yang baik adalah melakukan time out adalah sesuai usia, jika anak berusia 2 tahun berarti time out dilakukan 2 menit.
Jika anak mendapat time out karena melanggar aturan keluarga atau karena melakukan sesuatu yang berbahaya, Anda mungkin perlu mengingatkannya tentang perilaku yang Anda harapkan.
Hal penting lainnya yang juga harus dilakukan adalah memperhatikan hal positif yang dilakukan anak dan beri dia pujian dengan antusias. Terkadang memberi anak kesempatan untuk mengikuti arahan lain memungkinkan Anda untuk memujinya.
Namun, jika anak tidak melakukan apa yang Anda perintahkan, bahkan setelah melakukan metode time out, Anda harus mengulangi teknik ini lagi. Mungkin perlu beberapa kali sebelum anak mengetahui bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan.