Bedong bayi adalah cara tradisional yang dipercaya dapat memberikan banyak manfaat untuk bayi. Ya, membedong bayi memang dapat membuat tidur bayi menjadi lebih nyaman. Namun tentunya cara membedong bayi yang diterapkan juga harus benar agar bedong tidak membahayakan bayi.
Keamanan membedong bayi memang masih sering diperdebatkan. Bedong memang tidak sepenuhnya bebas risiko, tapi menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bedong dapat mendorong bayi untuk tidur lebih baik, selama cara bedong bayi yang dilakukan benar dan dipraktikkan sesuai dengan pedoman tidur aman lainnya.
Selimut yang terlalu longgar dapat berpotensi terlepas dan menutupi wajah bayi, hal ini tentunya akan berbahaya bagi bayi. Selain itu, selimut yang terlalu ketat pada bagian pinggul bayi juga tidak baik untuk bayi karena akan memengaruhi pinggul, sendi, dan tulang rawannya, serta dapat meningkatkan risiko hip dysplasia.
Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua harus memahami cara bedong bayi yang baik dan benar sebelum mempraktikkannya.
Membedong bayi sudah seharusnya memberikan rasa nyaman pada bayi, namun jika salah melakukannya, hal ini justru dapat membuat bayi tidak nyaman. Maka dari itu, orang tua wajib mengetahui cara membedong bayi baru lahir yang benar agar manfaat yang didapat juga lebih maksimal.
Berikut adalah tutorial cara bedong bayi yang benar dan aman:
Selain mengikuti cara bedong bayi yang benar di atas, terdapat beberapa hal lain yang perlu Anda perhatikan ketika membedong bayi. Hal yang harus diperhatikan tersebut meliputi:
Banyak orang di Indonesia yang percaya bahwa membedong bayi bertujuan untuk membuat kaki bayi tetap lurus. Hal ini tentunya merupakan mitos belaka. Meskipun begitu, bukan berarti membedong bayi tidak mendatangkan manfaat sama sekali.
Apabila Anda menerapkan cara bedong bayi secara benar, maka ada sejumlah manfaat bedong bayi yang bisa dirasakan oleh si kecil. Apa saja itu?
Manfaat bedong bayi yang pertama adalah menciptakan kembali suasana yang nyaman dan hangat seperti di dalam rahim. Bayi yang baru lahir tentunya masih harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Membedong bayi dapat membuatnya tetap hangat dan lebih rileks dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Bayi yang baru lahir masih belum dapat mengendalikan anggota tubuh sepenuhnya. Bayi mungkin secara refleks menggerakkan tangan dan kakinya, terkadang gerakan ini dapat mengganggu dengan mengenai wajah dan kepalanya.
Gerakan refleks ini dapat mengganggu bayi ketika ingin tidur atau bahkan membuatnya lebih mudah terbangun ketika tidur. Membedong bayi akan membantunya lebih tenang dan tidak melakukan gerakan refleks yang akan membuatnya terkejut.
Manfaat bedong bayi selanjutnya tentu saja dapat meningkatkan kualitas tidur bayi. Suasana yang nyaman dan hangat seperti di dalam rahim akan membuat bayi lebih nyaman untuk tidur. Bayi juga cenderung terhindar dari rasa kaget yang diakibatkan oleh gerakan refleksnya sendiri.
Ada saatnya di mana kegiatan membedong bayi harus Anda dihentikan. Lantas, kapan harus berhenti membedong bayi?
Masih menurut American Academy of Pediatrics (AAP), ibu disarankan untuk berhenti membedong bayi ketika bayi sudah memasuki usia 2 bulan.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan waktu terbaik untuk berhenti membedong bayi adalah sebelum bayi bisa dan aktif berguling (rolling), yakni ketika berumur 4 bulan. Saran tersebut tentunya atas alasan keamanan si kecil.
Jika masih ragu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui lebih lanjut perihal kapan waktu yang tepat untuk berhenti membedong bayi.
Itu dia cara membedong bayi yang aman dan benar untuk diterapkan serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membedong bayi. Tidak semua bayi suka dibedong, jika membedong membuat bayi tidak nyaman, sebaiknya tidak perlu dipaksakan.
Orang tua dapat mencoba untuk membedong tubuh sebagian seperti membedong dengan tetap membebaskan tangan bayi atau membebaskan bagian kaki. Selamat mencoba dan semoga informasi ini bermanfaat!