Bahasa isyarat adalah bahasa khusus untuk komunikasi para penyandang tuna rungu dan tuna wicara, namun juga bisa diajarkan pada balita dan anak kecil untuk mendukung kemampuan komunikasi dan perkembangannya. Pelajari cara belajar bahasa isyarat dan manfaatnya untuk anak.
Bahasa isyarat adalah alat komunikasi bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara dengan menggunakan gerakan jari dan tangan sebagai pengganti suara dan kata-kata. Bahasa isyarat juga bahasa yang lengkap dan kompleks yang dengan kombinasi ekspresi wajah dan postur tubuh sebagai media komunikasi.
Bukan hanya untuk penyandang tuna rungu dan tuna wicara, bahasa isyarat juga bisa diajarkan untuk balita atau anak yang belum bisa bicara. Banyak orang tua yang menggunakan bahasa isyarat mengakui bahwa kemampuan komunikasi dan penyampaian emosi anak berkembang cukup baik.
Seperti bahasa pada umumnya, bahasa isyarat juga terdiri dari banyak jenis sesuai dengan pengaruh wilayah dan budaya. Di Indonesia, terdapat dua jenis bahasa isyarat Indonesia yang resmi digunakan, yaitu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia).
BISINDO adalah bahasa ibu untuk penderita tuna rungu dan tuna wicara atau bahasa dasar yang sudah diajarkan sejak awal. BISINDO juga lebih mudah dipahami serta dapat mengembangkan daya pikir lebih efektif.
Sementara SIBI mengadopsi 80% bahasa dari American Sign Language (ASL) dan 20% Bahasa Isyarat Indonesia yang dibuat oleh orang-orang normal (nontuna rungu atau tuna wicara). SIBI memasukan imbuhan seperti ber, me, pe, an, nya, ke, di, dan sebagainya sehingga lebih panjang dan sulit.
Pembahasan ini tidak fokus pada penggunaan bahasa isyarat pada penyandang tuna rungu atau tuna wicara, namun bahasa isyarat yang dapat diajarkan pada balita yang belum bisa bicara. Beberapa pihak mengklaim bahwa mengajarkan bahasa isyarat ke balita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan ekspresi anak lebih cepat dan efektif.
Berikut ini beberapa manfaat bahasa isyarat untuk balita dan anak-anak:
Balita mulai belajar bicara sekitar usia 12 bulan, namun mereka sudah belajar komunikasi dengan orang tuanya sejak awal. Cara komunikasi balita menggunakan ekspresi, mimik wajah, gerakan, atau tangisan.
Maka dari itu, latihan bahasa isyarat berguna agar balita dapat mengungkapkan keinginan atau kebutuhannya dengan gerakan tangan, postur tubuh, ekspresi wajah tanpa harus merengek, menangis, atau mungkin berteriak. Bahasa isyarat tangan juga memudahkan orang tua dalam berkomunikasi dengan si Kecil.
Balita akan lebih mengerti dan dapat menggunakan keterampilan bahasa lisan lebih awal. Balita mungkin akan lebih cepat belajar bicara bila Anda ajarkan bahasa isyarat dari usia 1 hingga 2 tahun.
Balita bisa mengekspresikan keinginan dan emosinya melalui bahasa isyarat. Orang tua akan juga akan lebih memahami kebutuhan balita, seperti saat balita minta susu, ingin tidur, sudah kenyang, dan sebagainya.
Balita usia 1-2 tahun yang belajar bahasa isyarat memiliki potensi perkembangan otak yang lebih tinggi. Mereka sudah belajar kemampuan bahasa dan komunikasi sejak awal.
Sementara pelajaran bahasa isyarat pada anak usia 3 tahun ke atas tampaknya kurang berpengaruh secara signifikan. Kemampuan bicara mereka mungkin tidak jauh lebih tinggi dari anak-anak yang tidak belajar signs language.
Orang tua dan anak akan berkomunikasi lebih baik dengan bahasa isyarat. Balita akan jarang merengek untuk meminta sesuatu dan orang tua akan memenuhi kebutuhan si Kecil dengan lebih mudah.
Berikut ini cara orang tua mengajarkan bahasa isyarat tangan pada anak:
Orang tua juga dapat membeli buku panduan atau menonton video bahasa khusus untuk komunikasi bayi. Bila perlu, konsultasi dengan dokter anak.
Berikut ini cara belajar bahasa isyarat dasar untuk bayi:
Itulah cara belajar bahasa isyarat dasar (umum) yang mudah dipelajari. Silakan ajari anak Anda dan pelajari bahasa isyarat lebih lengkap melalui buku panduan khusus atau ahlinya.
Catatan: Bahasa isyarat untuk bayi yang bisa mendengar berbeda dengan bahasa isyarat untuk bayi yang tuna rungu atau tuna wicara.
Belum ada penelitian resmi terkait apakah bahasa isyarat pada bayi normal dapat membantu bayi menguasai bahasa verbal lebih cepat. Penelitian ini tidak menunjukkan bahwa bahasa isyarat dapat memperlambat kemampuan berbicara bayi.