DokterSehat.Com – Imunisasi adalah program pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan memberikan vaksin sehingga orang tersebut resisten terhadap penyakit tertentu. Pada umumnya, program imunisasi campak dimulai sejak usia bayi hingga masuk usia sekolah.
Metode pemberian vaksin dalam imunisasi campak beragam, ada yang dengan cara disuntikkan, dimasukkan (ditetesi) ke dalam mulut, atau bahkan disemprotkan ke dalam mulut atau hidung. Sejumlah vaksin ada yang hanya diberikan sekali seumur hidup dan ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna.
Efek samping imunisasi adalah reaksi tubuh terhadap vaksin campak dan rubella atau vaksin MR (Measles and Rubella). Umumnya efek samping imunisasi campak tergolong ringan, antara lain:
Tanggal 2 Agustus 2017, seorang anak bernama Niken asal Demak dikabarkan menjadi lumpuh setelah imunisasi campak rubella. Lantas, apakah benar efek samping imunisasi campak dan rubella ini? Selengkapnya mari simak penjelasan di bawah ini satu persatu:
Yuli Suryaningsih, ibu kandung Niken mengatakan bahwa setelah imunisasi, anaknya mengalami kesulitan untuk tidur karena merasa sakit pada bagian pinggang hingga kakinya. Karena kondisinya memburuk, Niken pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit NU Demak dan menjalani rawat inap.
Kepala Pokja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi untuk Kabupaten Demak, dr. Rini, Sp.A menyebutkan bahwa ia memang mengetahui kasus yang menimpa Niken. Namun, dr. Rini membantah bahwa apa yang terjadi pada Niken adalah dampak dari imunisasi campak dan rubella (MR).
Menurut dr. Rini, timnya telah melakukan pengecekan lebih lanjut dan ditemukan bahwa ada faktor lain yang menyebabkan Niken mengalami kelumpuhan. Sebagai informasi, imunisasi ini memang bisa memberikan efek samping seperti badan panas dan kulit memerah.
Namun, kelumpuhan sama sekali bukan efek samping dari vaksin yang sudah melakukan berkali-kali pengujian ini sehingga dianggap aman.
Berdasarkan data laporan Penyelengaraan Imunisasi Campak pada tahun 2016, tercatat dari 17.133.271 vaksin yang diberikan, hanya ada 17 kasus di mana anak mengalami efek samping berupa jatuh sakit. Itupun semuanya disebabkan oleh adanya penyakit lain yang diderita oleh anak tersebut sebelumnya yang menjadi semakin bertambah parah.
Perlu diketahui, orang dewasa yang sudah pernah terkena penyakit ternyata tidak diperbolehkan mendapatkan vaksin MR. Selain itu, mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti anemia berat, leukimia, terkena kelainan darah, kelainan fungsi ginjal, alergi, ibu hamil, atau mereka yang sedang melakukan radioterapi sebaiknya menghindari imunisasi campak rubella.
Selain itu, beberapa orang yang sedang sakit seperti demam, batuk-pilek, dan diare juga sebaiknya tidak mendapatkan imunisasi campak rubella sebelum kondisinya benar-benar sembuh.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, imunisasi campak rubella telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan izin edar dari BPOM. Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.
Imunisasi campak rubella diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi. Setelah itu, imunisasi campak rubella masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD menggantikan imunisasi campak.
Seperti yang telah disebutkan di atas, pada sasarnya imunisasi adalah sebuah upaya untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegah datangnya penyakit tertentu. Jika seseorang tidak mendapatkan imunisasi, penyakit berat atau kecacatan permanen bisa Anda alami. Oleh karena itu, beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa imunisasi adalah sesuatu yang wajib untuk dilakukan.
Perlu diketahu, penyakit campak dan rubella tidak bisa disembuhkan namun penyakit ini dapat dicegah kedatangannya. Imunisasi campak rubella adalah pencegahan terbaik yang bisa dilakukan.
Sistem kekebalan yang sehat bertahan melawan virus. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari beberapa jenis sel. Sel-sel ini bertahan melawan dan menghilangkan patogen berbahaya. Namun, sel-sel ini harus waspada bahwa virus tersebut berbahaya.
Imunisasi campak melatih tubuh untuk mengenali penyakit baru. Ini merangsang tubuh untuk membuat antibodi terhadap antigen patogen. Ini juga membuat sel-sel kekebalan tubuh mengingat jenis antigen yang menyebabkan infeksi, yang memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap penyakit di masa depan.
Imunisasi campak bekerja dengan mengekspos tubuh ke versi penyakit yang aman. Ini dapat berupa:
Ketika tubuh merespons vaksin, ia membangun respons imun adaptif. Ini membantu memperlengkapi tubuh untuk melawan infeksi yang sebenarnya.
Imunisasi campak biasanya diberikan melalui suntikan. Sebagian besar vaksin mengandung dua bagian, di antaranya:
Jadi, sebenarnya imunisasi campak aman bagi tubuh, namun tidak pada orang yang sedang mengalami penyakit tertentu. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter bila ingin mendapatkan imunisasi ya, Teman Sehat!