DokterSehat.Com- Membesarkan anak yang mengalami disleksia adalah tantangan bagi orang tua. Ketika orang tua bisa melewatinya, Anda akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang tantangan anak dalam kesulitan membaca — dan tentang banyak cara Anda dapat membantu anak berkembang di sekolah dan dalam kehidupan. Selengkapnya simak ulasan tentang apa itu disleksia hingga pengobatan disleksia di bawah ini.
Disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca dan menulis. Anak dengan disleksia melihat tulisan seolah campur aduk, sehingga sulit dibaca dan sulit diingat. Pada penderita disleksia tidak terjadi gangguan untuk tingkat kepadaian.
Disleksia lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Disleksia juga dapat ditemukan bersamaan dengan gangguan lainnya, yaitu gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif (GPPH) atau dikenal juga dengan attention-deficit atau hyperactivity disorder (ADHD), gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata dengar benar dan alergi terhadap makanan atau minuman tertentu.
Disleksia yang muncul dalam perkembangan sel saraf, di mana tidak dapat ditemukan penyebab dari gangguan pada susunan saraf pusat. Penyebab pasti disleksia tipe ini belum dapat diketahui. Namun faktor genetik menjadi faktor risiko terjadinya disleksia.
Orang tua dengan disleksia memiliki kemungkinan memilki anak laki-laki dengan disleksia sebesar 40%. Berdasarkan hasil penelitian, pada penderita gangguan disleksia ditemukan adanya kelainan pada otak sebelah kiri yang mengatur fungsi berbahasa.
Disleksia yang didapat karena penyakit lain, yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada susunan saraf pusat. Contoh penyakit yang mungkin timbul adalah stroke, trauma atau benturan hebat pada kepala.
Disleksia yang didapat ini bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem penglihatan, atau disebabkan oleh gangguan terhadap sistem lain sehingga pemahaman dan atau pelafalan terhadap kata-kata dapat terganggu.
Penelitian pencitraan otak telah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca kunci. Keterampilan-keterampilan itu mengetahui bagaimana suara direpresentasikan dalam kata-kata, dan mengenali seperti apa kata-kata tertulis itu.
Disleksia berdampak pada orang-orang dalam tingkat yang berbeda-beda, sehingga gejalanya mungkin berbeda dari satu anak ke anak lainnya. Secara umum, tanda-tanda muncul sebagai masalah dengan akurasi dan kelancaran dalam membaca dan mengeja. Tetapi pada beberapa anak, disleksia juga dapat berdampak pada penulisan, matematika, dan bahasa.
Tanda kunci disleksia pada anak-anak adalah kesulitan memecahkan kata-kata. Ini adalah kemampuan untuk mencocokkan huruf dengan suara dan kemudian menggunakan keterampilan itu untuk membaca kata-kata secara akurat dan lancar.
Salah satu alasan anak-anak mengalami kesulitan memecahkan kode adalah karena mereka sering bergumul dengan keterampilan bahasa yang lebih mendasar yang disebut kesadaran fonemis. Ini adalah kemampuan untuk mengenali suara individu dalam kata-kata. Masalah dengan keterampilan ini dapat muncul sedini prasekolah.
Pada beberapa anak, disleksia tidak terjadi sampai nanti, ketika mereka mengalami masalah dengan keterampilan yang lebih kompleks. Ini mungkin termasuk tata bahasa, pemahaman membaca, kelancaran membaca, struktur kalimat, dan tulisan yang lebih mendalam.
Anak-anak dengan disleksia mungkin menghindari membaca, baik dengan keras maupun untuk diri mereka sendiri. Mereka bahkan mungkin merasa cemas atau frustrasi ketika membaca. Ini dapat terjadi bahkan setelah mereka menguasai dasar-dasar membaca.
Tanda-tanda penyakit disleksia dapat terlihat berbeda pada usia yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh tanda-tanda disleksia:
Disleksia tidak hanya memengaruhi pembelajaran. Kondisi ini juga dapat memengaruhi keterampilan dan aktivitas sehari-hari. Ini termasuk interaksi sosial, ingatan, dan berurusan dengan stres.
Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit disleksia. Sejumlah faktor dipertimbangkan, seperti:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan kepada Anda tentang bidang-bidang ini dan ingin tahu tentang segala kondisi yang terjadi dalam keluarga, termasuk apakah ada anggota keluarga yang memiliki ketidakmampuan belajar.
Dokter mungkin meminta keterangan tentang keluarga dan kehidupan di rumah Anda, termasuk siapa yang tinggal di rumah dan apakah ada masalah di rumah.
Dokter mungkin meminta anak Anda, anggota keluarga atau guru dengan menjawab pertanyaan tertulis. Anak Anda mungkin diminta mengikuti tes untuk mengidentifikasi kemampuan membaca dan bahasa.
Cara ini dapat membantu menentukan apakah kelainan lain dapat menyebabkan atau menambah kemampuan membaca anak Anda yang buruk.
Dokter dapat mengajukan pertanyaan kepada Anda dan anak untuk lebih memahami kesehatan mental anak. Ini dapat membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan atau depresi mungkin membatasi kemampuan anak.
Anak dapat mengikuti serangkaian tes pendidikan dan menganalisis proses dan kualitas keterampilan membaca oleh pakar membaca.
Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati dan menghilangkan gangguan disleksia. Penyakit disleksia akan diderita seumur hidup. Penderita disleksia perlu belajar untuk mengenali kelemahan dan kelebihan dirinya masing-masing dalam membaca dan menggunakannya untuk membantu mengatasi kesulitannya membaca.
Penderita disleksia memerlukan program dan teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Selain itu, belajar bersama dalam kelompok dengan dikombinasikan dengan permainan yang menarik dapat membantu agar penderita mau belajar membaca dan kegiatan tersebut jadi terasa lebih menyenangkan.
Penderita tidak perlu berkecil hati, karena menderita penyakit disleksia bukan berarti bodoh ataupun tidak berguna. Beberapa orang terkenal juga diketahui menderita disleksia, yaitu Thomas Edison yang merupakan penemu lampu.
Selain itu, orang tua dari penderita juga perlu memahami apa yang dirasakan dan dialami oleh penderita. Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah konseling oleh tenaga ahli pada orang tua, saudara, dan penderita.
Seluruh anggota keluarga akan duduk bersama untuk mengenal penyakit disleksia, membahas pertanyaan dan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dan mencari solusi yang dapat dilakukan. Yang sering terjadi adalah keluarga masih sulit untuk menerima, menolak, takut, dan marah ketika ada anggota keluarganya yang pertama kali didiagnosis menderita gangguan ini.
Dukungan keluarga terhadap penderita dapat memberikan efek positif pada anak dan meningkatkan kemampuan membaca penderita. Rasa frustrasi yang dirasakan oleh penderita sebaiknya dikenal sedini mungkin karena apabila terlambat dapat menimbulkan gangguan perilaku.
Sumber:
https://www.understood.org/en/learning-attention-issues/child-learning-disabilities/dyslexia/understanding-dyslexia diakses 13 Juni 2019
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/diagnosis-treatment/drc-20353557 diakses 13 Juni 2019