Penyebab anak kurus padahal makan banyak bisa disebabkan oleh beberapa hal. Simak penjelasan mengenai berbagai penyebab anak makan banyak tapi tetap kurus, selengkapnya di bawah ini.
Makan banyak tapi tetap kurus pada anak umumnya dialami oleh anak yang terlahir prematur. Akan tetapi, terdapat beberapa alasan umum kenapa seorang anak kekurangan berat badan. Berikut adalah berbagai penyebab anak kurus padahal makan banyak, di antaranya:
Terkadang berat badan bukanlah masalah yang harus dikhawatirkan. Jika anak Anda tidak cukup bergerak dan tidak makan dengan baik, berat badan yang normal tidak selalu berarti menandakan tubuh yang bugar dan sehat.
Langkah terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah menerapkan kebiasaan sehat, sehingga Anda dapat membantunya menghindari masalah kesehatan seperti diabetes atau masalah jantung.
Hal inilah yang membuat beberapa pakar sepakat bahwa berat badan tidak selalu merupakan tanda yang jelas tentang tingkat kesehatan atau kebugaran.
Berat badan bukanlah prediktor yang sempurna untuk mengukur tingkat kesehatan yang baik. Akan tetapi, hal itu merupakan informasi penting.
Sementara itu, jika berat anak tidak berada dalam kisaran ‘normal’, beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit hati.
Perawatan khusus mungkin diperlukan jika dokter menemukan bahwa Anda memiliki riwayat masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2, atau perlemakan hati. Riwayat keluarga adalah bagian penting dari informasi kesehatan.
Sebagai orang tua, mungkin sulit untuk mengetahui apakah anak memiliki berat badan yang ideal. Langkah paling tepat yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan ke dokter anak atau menggunakan kalkulator BMI.
Perlu diketahui juga, acuan yang digunakan untuk tiap kelompok usia dapat berbeda. Rujukan yang digunakan di Indonesia adalah menggunakan kurva pertumbuhan milik World Health Organization (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control Prevention (CDC,2000).
Beberapa indikator yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), meski ada juga indikator lain seperti tinggi badan menurut usia (TB/U) dan berat badan menurut usia (BB/U).
Jika Anda mencurigai adanya kelainan terhadap tumbuh kembang anak, segera bawa ke dokter anak. Pada beberapa kasus, seorang anak mungkin memiliki pertumbuhan normal sampai usia tertentu, namun muncul gangguan setelahnya.
Hingga kini masih ada orang tua yang menganggap bahwa perawakan pendek atau kurus pada anak dapat dikejar saat memasuki masa pubertas. Padahal, 1000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah masa pertumbuhan yang paling penting. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, hal tersebut dapat mengakibatkan kesakitan yang menetap.